5 Big Shots Kneeled And Called Me Mom (English to Indonesian Translation) - 12.1
- Home
- 5 Big Shots Kneeled And Called Me Mom (English to Indonesian Translation)
- 12.1 - Kembali Ke Rumah Itu
Bab 12.1 – Kembali Ke Rumah Itu
Pagi-pagi sekali keesokan harinya, ketika ibu dan putranya sedang sarapan bersama di ruang makan, Ji Qisen menerima laporan dari bawahannya.
Ia mengangkat matanya untuk melihat Gu Yuan.
Pada saat ini, Gu Yuan sedang meminum susunya dengan kepala pusing. Ini tidak seperti dirinya. Biasanya ketika melihat meja makan penuh dengan makanan, ia akan sangat bersemangat dan memiliki nafsu makan yang sangat tinggi. Ia juga akan berulang kali memuji makanan itu sambil mulutnya terisi penuh. Bahkan sampai seseorang seperti Ji Qisen yang tidak terlalu tertarik dengan makanan juga tidak bisa mengendalikan dirinya dan ikut mencicipi makanan itu.
Namun, hari ini dia menundukkan kepalanya dengan lesu dan dengan acuh tak acuh meminum susu pakai sedotan sementara kedua matanya juga terlihat kosong.
Jika kau melihatnya dengan teliti, kau bahkan dapat melihat lingkaran hitam di sekitar matanya.
Ji Qisen tiba-tiba menyadari sesuatu dan dengan tenang bertanya, “Bu, jam berapa ibu tidur tadi malam?”
Saat ini, Gu Yuan bereaksi dengan sangat lambat. Perlahan ia mengangkat kepalanya, “Jam dua, atau mungkin jam tiga… ..atau apakah itu jam empat? Aku tidak benar-benar ingat…”
Mata Ji Qisen berkedut dan menatap Gu Yuan dengan tidak senang, “Apakah kau bermain ponsel sepanjang malam?”
Ketika Gu Yuan mendengar kata “ponsel”, matanya berbinar, “Benar, Qisen, kau tidak tahu. Tadi malam, aku bertarung melawan penggemar Lu Zhiqian hingga tiga ratus ronde. Mereka semua hanya “ayam-ayam sekolah dasar”, bagaimana mungkin mereka bisa menjadi lawanku. Jadi aku memenangkan semua pertarungan! Aku sangat senang! ”
[TN: “Ayam sekolah dasar (Primary school chicken)”; Istilah gaul hongkong yang awalnya merupakan istilah yang merendahkan siswa sekolah dasar dan mereka yang tidak memiliki kualifikasi akademik. Sekarang mengacu pada semua orang yang memiliki perilaku dan pikiran yang naif, pikiran yang tidak dewasa, sering bertengkar dan menciptakan masalah.]
Wajah Ji Qisen berubah gelap. “Karena itu, kau bertempur di Weibo sampai jam empat pagi?”
Dituding langsung oleh putranya seperti itu, Gu Yuan merasa sedikit malu. Kepalanya menunduk lebih rendah dan hampir membuat wajahnya terbenam di dalam susu, “Tidak juga … ..Setelah aku selesai bertarung, aku bermain game….”
Sambil menatap putranya secara diam-diam, ia berbisik: “Game itu cukup menyenangkan untuk dimainkan.”
Ji Qisen tiba-tiba merasakan sakit di kepalanya.
Ia menarik napas dalam-dalam dan berkata setelah beberapa saat, “Bu, lain kali, kau harus pergi tidur sebelum pukul sebelas tepat. Jika kau tidak dapat melakukannya, maka aku akan menyita ponsel itu dan kau tidak akan bisa bermain game lagi. ”
Menyita ponsel ?!
Gu Yuan gemetar dan segera duduk tegak, “Oke! Aku pasti akan tidur pada pukul sebelas dan tidak akan begadang lagi! ”
Ji Qisen mengangguk puas, “Makanlah sarapanmu dulu. Setelah itu, kita akan pergi dan mengambil kembali rumahmu. ”
Gu Yuan: “Aku bisa mendapatkan rumahku kembali? Apakah mereka akan mengembalikan rumah itu kepada kita dengan begitu mudah? Akta kematianku sudah dikeluarkan dan kepemilikannya telah berpindah tangan beberapa kali. Apa kita masih punya buktinya? ”
Ji Qisen melirik ibunya yang penuh pertanyaan. Matanya berkedut dan dengan pelan ia menjawab, “Semua itu hanya hal-hal sepele.”
Gu Yuan: ………………………
Itu adalah pernyataan yang meremehkan tetapi ia terlihat sangat yakin dan bersinar sangat cerah!
Sungguh anak tiran yang baik!
***************
Ji Qisen membawa Gu Yuan ke dalam mobil dan mereka bergegas menuju rumah Gu Yuan.
Ketika mereka tiba di lingkungan rumah Gu Yuan, mobil besar miliknya yang paling sederhana tapi berharga 40 juta masih tetap membutakan bagi orang yang lewat. Melihat orang-orang yang melintas sambil melihat ke belakang dan bahkan mengambil foto dengan ponsel mereka, Gu Yuan menghela napas dengan sedih, “Goose (Nak), sebenarnya kau bisa saja lebih rendah hati.”
Gu Yuan memanggil anaknya goose (鹅 子 é zǐ) yang merupakan homonim dengan anak laki-laki (儿子 er zi)]
Dua puluh lima tahun yang lalu, sebelum Gu Yuan ditidurkan, meskipun wajahnya menarik, di tempat seperti Akademi Film dimana wanita cantik itu bertaburan , tidak peduli betapa cantik wajahnya, ia tetap tidak menarik perhatian. Oleh karena itu, sebenarnya ia adalah orang yang tidak dikenal di akademi.
Ia tidak pernah menyangka akan datang suatu hari dimana ia akan menjadi begitu berkelas dan mewah.
Ji Qisen meliriknya, “Bukankah ini sudah sangat rendah hati?”
Gu Yuan: “………”
Oke, aku hanya akan diam dan tidak mengatakan apa-apa!
Ji Qisen: “Dan juga, ada apa dengan goose?”
Gu Yuan: “…… Bukankah itu cara berbicara yang popular saat ini?”
Gu Yuan sudah tertidur selama dua puluh lima tahun. Tentu saja ia harus mengikuti zaman modern dan belajar menggunakan pilihan kata-kata baru yang beradab. Ia juga harus berusaha untuk tidak ketinggalan zaman.
Sudut bibir Ji Qisen bergerak-gerak, “Bu, tolong tidak usah pelajari hal-hal semacam ini.”
Apa-apaan ini semua, ia mulai bertanya-tanya apakah keputusannya untuk memberi ponsel pada Gu Yuan adalah kesalahan sejak awal?
Gu Yuan melirik Ji Qisen dengan heran. Ia telah bertempur dengan berani selama satu malam dan ia sudah memahami cara berbicara yang populer di zaman modern saat ini. Kenapa putranya tidak memahaminya? Apakah putranya yang ketinggalan jaman?
Ji Qisen tahu bahwa Gu Yuan menatapnya dengan curiga, tetapi ia mengabaikannya.
Ibu teman baiknya sudah berusia lima puluh tahun dan baru mulai menopause. Dia akan menelepon teman baiknya itu setiap hari dan mengomelinya untuk segera menikah. Bahkan teman baiknya itu merasa tidak berdaya karena ibunya sudah tua dan sudah menopause.
Sementara baginya, bagaimana mungkin ia pernah berpikir bahwa ia akan memiliki ibu yang begitu muda. Selain itu, ia juga merasa sangat tidak berdaya karena Gu Yuan adalah ibu yang sangat chuunibyou.
[TN: 中 二 病 – chuunibyou; Istilah gaul Jepang untuk perilaku memalukan usia 13-14 tahun. Istilah ini secara harafiah berarti “Sindrom Sekolah Menengah (sering diterjemahkan sebagai Sindrom Kelas Delapan dalam media AS)]