A Lifetime of Peace and Care (English - Indonesian Translation) - Chapter 71
- Home
- A Lifetime of Peace and Care (English - Indonesian Translation)
- Chapter 71 - Penutup, Kedamaian dan Kepedulian Seumur Hidup
Chapter 71 : Penutup, Kedamaian dan Kepedulian Seumur Hidup
Dikarenakan perawatan Sutradara Gu, demam Yi Ran menghilang dalam dua hari dan flunya berangsur-angsur membaik. Di saat akhirnya mereka pergi ke lokasi syuting, Yi Ran sudah merasa segar dan oleh sebab itulah, bisa pergi bersama dengan tim.
Menurut perkiraan semua orang, Yi Ran memiliki kepribadian yang terus-terang. Sikapnya menyegarkan dan menyenangkan, dan mulutnya selalu dalam keadaan tersenyum. Ia juga adalah seorang guru, dan meskipun ia kecanduan internet, ia mudah untuk diajak bergaul dengan semua orang.
Cuacanya masih dingin, tetapi sudah ada tanda-tanda menghangat. Lokasi syutingnya jauh di dalam hutan pegunungan dan pemandangannya dimana-mana seperti sesuatu yang keluar dari surga.
Saat Yi Ran mendongak, ia bisa melihat langit biru tiada habisnya yang membentang layaknya sebuah kubah di atasnya. Bahkan, aliran air di kakinya memantulkan langit biru itu. Tidak ada kebisingan kota, hanya pemandangan alam sederhana dan aktivitas satwa yang tak terkekang.
Gu Ting Chuan mengenakan baju kerja yang longgar dan cahaya yang menerobos masuk melalui celah-celah hutan, menari-nari di sepanjang wajah tampannya, membuat alisnya yang tampak acuh tak acuh jadi sedikit lebih hangat.
Saat ini, mereka harus mengamati detail-detail kecil sepanjang proses syutingnya. Tujuan mereka bukanlah untuk mengubah alam, mengganggu, memberi makan, maupun untuk memaksa satwa agar mengubah tingkah laku mereka melalui campur tangan manusia.
Gu Ting Chuan melihat ke medan di sekitar mereka dan mengusulkan pada supervisor di tempat, “Pemandangan di sini bagus. Mari ambil bidikan panorama dan gunakan itu nanti.”
Alhasil, tim produksi berhenti dan mencari tempat untuk mulai berkemah.
Menyenangkan melihat kalau mereka sudah bekerja masing-masing. Yi Ran, sebagai ahli logistik, mengikuti di belakang mereka dan melihat ke pemandangan terdekat yang terhampar seperti segulung lukisan tinta. Sangat indah. Ia bahkan tidak pernah merasa kehilangan ponsel ataupun komputernya.
Melihat para fotografernya bekerja dengan giat, Yi Ran merasa kalau ia dapat mengungkapkan apreasiasinya akan keindahan hening di sekitarnya hanya dengan menggunakan lensa kamera di tangannya. Ia juga sangat mengagumi bagaimana film ini berfokus untuk memperlihatkan habitat dan perilaku satwa di sekitar mereka.
Gu Ting Chuan melihat mata Yi Ran berkilat penuh perasaan, emosi yang halus dan lembut. Meskipun di tempat yang dipenuhi dengan warna alam, ia tidak bisa menahan dirinya sendiri.
Walaupun mereka sedang bekerja dengan serius, mustahil untuk tidak menciumnya.
Berpikir tentang itu seperti ini, Sutradara Gu berjalan mendekatinya. Ia menolehkan kepalanya, mencondong turun, dan perlahan-lahan menekankan bibir lembutnya di pipi Yi Ran, gestur yang secara mendalam memperlihatkan rasa kasih sayang dan penghargaannya.
Itu hanyalah sebuah ciuman yang biasa, tetapi ciuman itu mengalir ke dalam dirinya. Yi Ran merasakan pipinya jadi panas, dan dengan malu-malu, ia sedikit mendorong pria itu. Supaya tidak mempengaruhi pekerjaan mereka, ia berpindah ke aliran sungai untuk melihat hutan bambu di kejauhan. Dan di sana, ia bisa melihat sosok panda-panda yang berkeliaran.
Tetapi, ia tidak berkesempatan untuk mendekat.
Mata Yi Ran cantik dan menarik, dan di belakang mereka adalah keindahan lingkungan alam mereka. Keduanya digabungkan, menciptakan atmosfer indah yang tak terlupakan.
Gu Ting Chuan mengambil segala detail ini ke dalam matanya dan mereka menyalakan hatinya dengan cahaya yang liar.
Menatap pemandangan luar biasa bersama-sama, mendadak mereka menyadari bahwa mereka telah menjelajahi begitu banyak jalan bersama-sama, dan detak jantung di antara mereka meledak jadi satu.
***
Karena pemandangan indah yang tampaknya terus membentang tiada akhirnya, tim fotografer mengambil gambar di dekat sana sebelum memasuki hutan bambu. Yi Ran juga mendirikan sebuah kemah bersama Gu Ting Chuan dan tidur di area yang relatif datar.
Walaupun tidak mudah untuk tertidur di malam hari, itu tidak jadi masalah karena tubuh hangat Gu Ting Chuan berada di sebelahnya, membuatnya merasa nyaman sementara ia mendengarkan angin yang bersiul melewati hutannya, dan dengungan rendah yang aneh dari kehidupan satwa di luar sana.
***
Hari berikutnya, tim fotografi mulai bekerja sebelum fajar. Yi Ran tidur di dalam tenda sampai cahaya pagi hari bersinar terang. Setelah ia bangun, ia membersihkan diri di aliran sungai dan mengikat rambutnya menjadi gelungan di bagian atas kepalanya dengan ikat rambut. Saat ia berbalik, ia melihat Gu Ting Chuan dan seorang fotografer sedang berbincang selagi mereka berjalan keluar dari pepohonan.
Saat Gu Ting Chuan melihatnya, pria itu tersenyum. Sebelum Yi Ran dapat merespon, Gu Ting Chuan sudah mendatangi sisinya dan matanya jauh lebih terang daripada pegunungan dan airnya digabungkan.
“Aku sarapan makanan kalengan.” Yi Ran sangat bersemangat ketika ia berbicara.
Gu Ting Chuan tidak menanggapi ini. Sebaliknya, ia hanya memandangi Yi Ran agak lama, dan setelahnya berkata lembut di telinganya, “Yi Ran, mari kita menikah.”
Pernyataan itu diucapkan dengan sedemikian rupa hingga sulit untuk menyadari adanya getaran kecil di antara tiap katanya.
Yi Ran melihat senyuman di mata Gu Ting Chuan, dan untuk sesaat, ia sepenuhnya tertegun. Ia berdiri di tempatnya dan lama sekali baru tersadar. “… ah? Tetapi, kita sudah menikah.”
Sekarang, Gu Ting Chuan tertawa dan matanya tampak berwarna kuning menawan dengan latar belakang pegunungan hijau dan sungai.
“Bukankah kau mau mengadakan pesta pernikahan yang istimewa? Setelah kita kembali, tidak peduli jenis pesta pernikahan apa yang akan kita adakan, setidaknya, di sini kita bisa memiliki pesta pernikahan yang spesial bagi kita.”
Setelah Gu Ting Chuan mengatakan ini, Yi Ran langsung paham.
Ini adalah waktu dan kesempatan yang tepat.
Mereka memiliki tim fotografi yang hebat dengan fotografer dari negara-negara berbeda, begitu pula dengan beberapa kenalan dari tim biasa Sutradara Gu. Ada pula ribuan panda dan latar belakang pegunungan yang indah di belakang mereka. Tetapi, yang lebih penting, mereka saling memiliki.
Yi Ran tidak pernah mengira bahwa, pada akhirnya, pernikahan mereka akan seperti ini. Tetapi, meskipun ia tidak pernah memikirkan tentang itu sebelumnya, ini ideal.
Bagaimanapun juga, semua penantian sebelumnya, tadinya hanyalah untuk memuaskan perasaan buatan saja.
Yi Ran mengigit bibirnya dan tidak sanggup menahan air matanya. Sewaku matanya digenangi air, ia memandang Gu Ting Chuan dan berkata, “Oke. Kalau begitu, mari kita menikah.”
Setelah keputusannya dibuat, Gu Ting Chuan bertanggung jawab untuk mengumpulkan orang-orang menjadi beberapa kelompok. Sementara itu, Yi Ran kembali ke tenda untuk memeriksa barang-barangnya.
Walaupun ia tidak membawa banyak kosmetik, beruntungnya ia membawa alas bedak dan lipstik. Ia juga tampak cukup cantik sehingga ia tidak membutuhkan terlalu banyak riasan.
Yi Ran mengenakan sebuah jaket panjang putih sementara Gu Ting Chuan mengenakan yang warna hitam. Yi Ran juga berjalan di sepanjang aliran sungai untuk mencabut beberapa rumput hijau dan bunga-bunga liar untuk membuat lingkaran bunga, yang ia kenakan di atas kepalanya.
Anggota tim berdiri di masing-masing sisi membentuk lorong. Di bawah sorakan dan tepukan tangan semua orang, si pengantin wanita bergerak maju ke depan sambil tersenyum dan maju selangkah demi selangkah ke arah si pria.
Alis Gu Ting Chuan tampak jelas dan sosok tampannya berdiri di depan pegunungan dan sungai, seperti dewa. Di bawah kabut biru langitnya, pria itu bahkan tampak jauh lebih luar biasa, seperti lukisan cat air dan tinta yang jadi hidup.
Pesta pernikahan mereka tidak penuh dengan kebisingan dan sampanye serta anggur. Tidak ada lautan bunga mawar. Tetapi, ada keindahan alam di sekitar mereka, yang mana tidak akan bisa ditukarkan dengan jutaan dolar. Ini merupakan tempat paling romantis yang paling tidak ternilai di dunia ini.
Yi Ran tertawa dengan manisnya dan rambut panjang halusnya melayang di belakangnya. Raut wajahnya yang cantik tampak lembut dan menyenangkan.
Pesta pernikahan kecil ini akan selamanya terpatri dalam kenangan mereka, sebagai honorarium dari cinta mereka.
Teman Gu Ting Chuan, yang bertugas sebagai saksi kunci mereka, berdeham dan bertanya dengan khidmat, “Gu Ting Chuan, apa kau bersedia menikahi Yi Ran sebagai istrimu, di usia tua, dalam keadaan sakit dan sehat, hingga hari kau menutup mata?”
Entah mengapa, tak bisa dijelaskan, Yi Ran merasa tegang dalam hatinya. Gu Ting Chuan melirik pria itu, kemudian ia menatap intens pada Yi Ran, yang berdiri di depannya, dan berkata, “Yi Ran, paruh pertama kehidupanku terfokus pada pekerjaan, terobsesi dengan penciptaan, dan aku tidak tertarik pada hal lainnya. Aku tidak punya keraguan, dan hanya menggunakan mataku untuk memandang orang serta dunia di sekelilingku. Tetapi, ini merupakan berkahku yang paling hebat, dapat berjalan bersamamu di paruh kedua kehidupanku. Aku harap agar kau dapat menemaniku sepanjang sisa hidupku, tidak peduli berapa hari atau malam. Ada begitu banyak pemandangan di dunia ini, tetapi selama kita berjalan melalui pegunungan dan sungai bersama-sama, untuk melihat gagak kayu dan bunga prem bermekaran di bawah bulan satu per satu, itu akan menjadi kehormatan yang paling besar.”
Yi Ran tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hatinya terasa seolah dibanjiri dalam rasa manis. Suara lembut Gu Ting Chuan melayang di telinganya, meliputi semua cinta di dunia, sampai-sampai ia bahkan tidak bisa memintanya.
“Yi Ran, apa kau bersedia untuk menikahi Gu Ting Chuan?”
Yi Ran sudah menangis sewaktu ia menganggukkan kepalanya dan berkata, “Gu Ting Chuan, aku bersedia. Kau akan selalu menjadi begitu berharga dan harus selalu ada dalam mataku … Kau layaknya malam, menggenggam semua bintang-bintang sunyi di atas langit.”
Gu Ting Chuan tertawa, terkejut dengan senangnya, dan matanya dipenuhi kebanggaan. “Puisi Nie Luda, kumpulan dari Twenty Love Poems and One Song of Despair.“
Mereka memiliki pemahaman tanpa kata dan masih bisa saling membuat satu sama lain merasa bahagia. Hanya seperti, tidak menginginkan pesta pernikahan dan perayaan yang mewah, tetapi malah rasa ditemani yang sederhana ini.
Pria itu menggenggam tangannya dengan lembut dan memakaikan sebuah cincin di jarinya. Mata Gu Ting Chuan diliputi dengan kelembutan sewaktu ia menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Yi Ran. Segala perasaan dan cinta yang tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata terbungkus dalam satu ciuman ini.
Tak peduli apapun yang dikatakan orang, di mata Gu Ting Chuan, Yi Ran selalu menjadi seorang gadis yang menawan.
Yi Ran tidak sangat berpengetahuan maupun memiliki pencapaian yang menyilaukan. Tetapi, ia rendah hati dan praktis. Meski tanpa perlindungannya, Yi Ran akan terus melawan segala ketidakadilan, membuatnya tergerak dengan vitalitas Yi Ran yang khas.
Gu Ting Chuan tidak akan pernah bisa menemukan satu lagi yang mirip dengannya.
Saat ini, dipadukan dengan pegunungan di kejauhan, air yang mengalir di sungainya, dan semua arus bawah serta alur dari dunia yang alami di sekitar tempat pesta pernikahan mereka, peristiwa ini menjadi sebuah video yang indah, menarik, di bawah lensa ajaib si juru kamera.
Tidak ada yang bisa tetap tidak tergugah.
Air mata yang berlarian menuruni pipi Yi Ran berkumpul di rahangnya dan berjatuhan ke punggung tangan Gu Ting Chuan dalam butiran-butiran bersinar, menyebar layaknya kuncup bunga yang terdiam dan bergelombang.
Gu Ting Chuan menundukkan kepalanya dan berbicara lagi dengan kekuatan, kata-katanya menembus ke tulang Yi Ran dan serasa membakar tubuhnya. “Baru sekaranglah aku tahu betapa indahnya air mata.”
Tiba-tiba saja, Gu Ting Chuan merasakan suhu kecil di punggung tangannya perlahan-lahan menyebar, melelehkan dirinya. Tidak sanggup menahan dirinya, ia mencondong ke bawah, dan memeluk Nyonya Gu, mencium bibirnya dan menenggelamkan diri dalam rasanya.
Yi Ran gemetaran penuh kebahagiaan. Ia dipeluk oleh Gu Ting Chuan, teringat semua peristiwa yang membawanya hingga hari ini. Hidup terus berlanjut seperti api, tak dapat dipadamkan.
Cinta terbaik di dunia ini tidak bisa dipaksakan. Sulit untuk membayangkan perasaan ini. Tetapi, cinta berkembang dalam pengetahuan, pemahaman akan impian masing-masing, dan pengertian akan hati satu sama lain.
Gu Ting Chuan, apabila aku yang menemanimu beberapa hari ini tidak cukup untuk membuatmu bahagia, aku akan menggunakan sisa hidupku untuk memastikan kalau hari-harimu dipenuhi dengan kelembutan.
Yi Ran, karena dirimu, aku akan menjadi seorang master film abadi.
Akan ada banyak sekali orang yang akan bertepuk tangan dengan kencang untukku dan mengubah hidupku menjadi semacam legenda.
Dan kau akan menjadi konsistensi dalam biografi kehidupanku, tanpa meninggalkan bait penyesalan.
***
Kepedulian seumur hidup ini adalah cinta yang paling bertahan lama.
Bertemu dalam kehidupan ini adalah sejenis hadiah. Untuk dapat mempunyai anak-anak bersama, untuk bisa cukup beruntung, dapat menghabiskan kehidupan selama seratus tahun ini bersama-sama, bergandengan tangan. Saat kau melihat lagi ke masa lalu, kau akan merasa kalau kau telah menghabiskan satu kehidupan luar biasa penuh kedamaian dan kepedulian.
Dengan begini, hidup menjadi seperti suatu perjalanan, membuatmu tak mampu melupakannya.
T/N : Akhirnya, resepsinya di hutan donk :”) btw, ini sudah tamat, tapi masih ada sisa dua side story yaa.