A Lifetime of Peace and Care (English - Indonesian Translation) - Chapter 73
- Home
- A Lifetime of Peace and Care (English - Indonesian Translation)
- Chapter 73 - Ekstra 2 : Cinta adalah Sebuah Jalan yang Panjang [TAMAT]
Chapter 73 : Ekstra 2 – Cinta adalah Sebuah Jalan yang Panjang
Film terakhir Sutradara Gu, Farewell to Moonlight berkembang di luar negeri, dan Anthology of Life juga sangat dicari setelah dirilis.
Yi Ran menemani Tuan Gu untuk pertama kalinya di karpet merah festival film internasional di luar negeri. Ia hanya bisa teringat waktu ketika ia melihat Gu Ting Chuan dan Guo Bai Yu berjalan di karpet merah. Ia hanya berpikir untuk pergi dan melihat pria itu, tetapi tidak menyangka pria itu akan balas menatapnya, yang mana sepenuhnya membuat Yi Ran terkejut.
Dikatakan begitu, pertemuan pertama mereka bahkan lebih tidak biasa.
“Aneh rasanya, menyadari kalau suatu hari, aku akan berjalan di karpet merah bersamamu.” Yi Ran menarik rambutnya yang tertiup angin ke belakang kedua telinganya sebelum lanjut mengatakan, “Aku agak gugup, ah.”
Yi Ran mengenakan gaun pendek berwarna biru langit dengan hiasan sulaman Su yang indah. Motif dari polanya adalah bunga aprikot, yang mana penuh dengan elemen Cina. Tampak cantik dan terang, dan seputih salju.
Selagi lampu sorotnya pelan-pelan bergerak turun, menyoroti pria tenang dan elegan di sebelahnya, si pria yang dipertanyakan pun menggenggam tangannya dan berbisik, “Jika kau merasa gugup, pura-pura saja mereka tidak ada dan cukup lihat diriku.”
Gu Ting Chuan berbicara dengan ekspresi yang alami. Bahkan, intonasinya mantap. Namun, ada perlindungan yang tidak disengaja dalam setiap katanya.
Yi Ran menarik napas dalam-dalam dan menatap lampu terang di kejauhan.
Di bawah bayangan ini, ia menggenggam tangan Gu Ting Chuan dan berjalan ke arah media dan penggemar, selangkah demi selangkah.
Lokasi festival filmnya tidak begitu jauh dari pinggir laut. Yi Ran tidak tahu apakah itu psikologis atau tidak, tetapi ia bisa mencium aroma uap air di udara, yang mana membuatnya merasa rileks.
Mereka menghadiri pesta setelah makan malam dan setelahnya pergi berjalan-jalan di taman dekat hotel.
Yi Ran melihat cahaya dan bayangan dari kolam renang, jauh dan dekat, dan lingkungan yang dikelilingi oleh bunga-bunga serta rerumputan. Lalu, ia teringat sesuatu, dan masih melihat ke depan, berkata, “Orang tuaku pergi melihat rumah Yi Jin Ting di Australia dan memperlihakan padaku fotonya. Itu adalah sebuah vila dengan pemandangan danau, dengan perabotan yang lengkap.”
“Iya, kau menyebutnya terakhir kali.” Gu Ting Chuan menggandeng tangannya dan pelan-pelan menambahkan, “Jadi aku membelikanmu sebuah manor[1] di Prancis.”
Yi Ran: “…?!”
Semakin lama mereka menikah, semakin ia merasa kalau uang Sutradara Gu kadang-kadang mengalir seperti air. Ia tidak tahu seberapa leluasannya pria ini dengan uang!
Tentu saja, Gu Ting Chuan mencoba memberikannya penjelasan yang mendetail, tetapi semakin Yi Ran mendengarkannya, semakin pusing pula dirinya, sampai-sampai ia tidak mau mendengarkannya sama sekali.
“Apa yang kau lakukan?” Ia menutupi mulut kecilnya, mendongak menatapnya terkejut. “Kenapa kau membelikanku sebuah manor, dan di Prancis?!”
Merasakan kalau angin malam hari agak dingin, Gu Ting Chuan melilitkan syal di tangannya dengan pas di pundak Yi Ran. “Dari nada bicaramu sebelumnya, bukankah kau menginginkan sebuah rumah?”
Ia hanya sedang bergosip tentang itu sebagai seorang pengamat luar, tidak lebih!!!
Yi Ran mengerutkan keningnya dengan serius. “Kau tidak perlu melakukan ini. Bahkan jika aku mau liburan di Prancis, bukankah akan lebih baik untuk menyewa sesuatu?”
Gu Ting Chuan balas memandangnya dengan tatapan yang dalam dan berkata dengan tenang, “Aku bisa membelikanmu sebuah kapal pesiar, bahkan sebuah pesawat terbang. Tetapi, aku rasa kau tidak menginginkan mereka, karena kau tidak pernah menyebut soal mereka.”
“Itu benar. Selama aku bisa menyantap makanan lezat, sedikit bersenang-senang, dan bersama denganmu, maka aku tidak mau yang lainnya lagi.”
Tentu saja, ketika Gu Ting Chuan membelikannya tas dan sepatu, Yi Ran sudah pasti bersedia menerimanya.
Selama mereka berduaan, sulit untuk menekan atmosfer bahagia dan harmonis di antara mereka. Gu Ting Chuan melingkarkan tangannya di sekeliling pinggang kecilnya dan Yi Ran bersandar menghadap ke atas untuk mencium dagu pria itu. “Sutradara Gu, aku masih belum memberikanmu seorang pewaris. Bagaimana bisa kau menghadiahiku seperti ini begitu saja?”
Gu Ting Chuan tersenyum kecil. “Bodoh, ini tidak terkait secara langsung.”
Faktanya, ia selalu kesulitan mengungkapkan perasaannya terhadap Yi Ran … ingin mengatakan: Yi Ran, tentu saja, kau adalah dewi di mataku.
Yi Ran tersenyum dan tidak bilang apa-apa, sisi sampingnya berbalik menghadap ke angin malam. Gu Ting Chuan melihat matanya berkedip dan ia tidak tahan untuk terdiam sejenak sebelum bertanya dengan suara yang dalam, “Jadi, kita akan punya bayi?”
Yi Ran memutar bola matanya, tetapi matanya dipenuhi dengan senyuman.
Mata Gu Ting Chuan memperlihatkan keraguan dan sedikit keterkejutan. Ia menggelengkan kepalanya tidak yakin. Bagaimanapun juga, ia sama sekali tidak punya pengalaman dalam masalah ini. Sehingga, dengan tenang, ia berkata, “Ayo kita periksa saat kita kembali?”
Setelah mengatakan ini, Gu Ting Chuan mencondongkan diri dan mencium sudut mulutnya. Yi Ran menanggapi dengan berjinjit untuk mencium pipinya. Ia berkata, “Mari kembali ke hotel dulu supaya aku bisa mengganti sepatu hak tinggi ini.”
Jadi mereka menjalin jari mereka bersamaan, dan berbalik menuju ke kamar mereka.
Di belakang mereka, bayangan panjang pun menyebar di tanah di bawah cahaya lampu jalanan yang hangat.
Cinta adalah sebuah jalan yang panjang dan tak berujung.
***
Kertas ujiannya akhirnya dibagikan.
Nilai 98, semua karena satu salah tulis.
Gu Dou Dou menghela napas sewaktu ia mengambil kertas itu dan menjejalkannya ke dalam tas sekolahnya.
Ini artinya tidak akan ada pujian.
Di sore hari, Yi Ran keluar tepat waktu dari Jia Ye. Dibutuhkan waktu dua puluh menit bagi si sopir untuk mengantarkannya ke gerbang Sekolah Internasional Ha Ben.
Lalu lintasnya lancar di jalan, tetapi tak lama setelah ia masuk ke dalam mobil, ia menerima telepon dari mantan rekan kerjanya, Yao Juan. “Aku tidak yakin kemana perginya Gu Huai Ze, tetapi ia pasti masih ada di dalam sekolah. Sekarang ini, aku sedang bertanya pada anak-anak kenapa ia mendadak mengambil kertas ujiannya dan berlari keluar dari kelas.”
Sudah dua tahun semenjak Yi Ran secara resmi berhenti dari pekerjaan mengajarnya, tetapi ia masih mempertahankan hubungan yang baik dengan guru-guru seperti Yao Juan dan Guan Yi Lu. Ia mengatupkan bibirnya dan berkata, “Aku mengerti. Sama seperti Gu Tai, ia sangat sensitif, tetapi ia akan baik-baik saja.”
Setelah sampai di sekolah, Yi Ran mengetahui kalau Gu Huai Ze ditemukan sedang bersembunyi di pojok gedung.
Ia membungkuk untuk melihat si murid SD kelas satu itu, matanya tampak tegas. “Dou Dou, aku sudah bilang kalau kau tidak boleh selalu menyusahkan gurumu.”
“Aku hanya membutuhkan sebuah pojokan yang sepi.” Gu Dou Dou menundukkan kepalanya dan di wajah kecilnya ada kesedihan yang tidak pantas untuk usia mudanya.
Yi Ran hanya bisa menyentuh wajah kecilnya. Setelah meminta maaf pada beberapa guru, ia membawanya pulang ke rumah.
Saat Gu Ting Chuan pulang ke rumah, ia melihat Yi Ran sedang sibuk di dapur.
Gu Ting Chuan menyingsingkan lengan bajunya, mengeluarkan beberapa bahan, dan mulai membantu Yi Ran dengan kerjaannya.
Yi Ran menarik leher suaminya dan bangkit untuk mencium pipinya. Saat ia melihat ke sana, Yi Ran melihat seorang remaja tinggi yang tampan, sedang berdiri di pintu masuk dapur. Ia mengerutkan keningnya, buru-buru pergi ke kamar mandi untuk mengambilkan sebuah handuk, dan melemparkan handuk itu padanya. “Kenapa kau berkeringat sekali? Lap keringatnya.”
Si remaja menerima handuk itu dan mengelap menurun dari dahi menuju ke lehernya, memperlihatkan kulit yang tampak cerah dan bersih. “Aku baru saja kembali dari bermain basket bersama teman-teman sekelasku.”
Yi Ran memandangi si pemuda yang mendistribusikan hormon ini, yang mungkin paling tampan di SMA-nya. Ia bertanya pada diri sendiri, mengapa anak lelaki tumbuh secepat ini? Dalam sekejap mata, keluarganya sudah tumbuh besar untuk menangkap hati ribuan gadis.
Gu Dou Dou melonjak dengan suasana hati yang girang dan menggenggam tangannya dengan erat. “Kakak Gu Tai, kau di sini!”
Gu Tai menggendongnya langsung dengan satu tangan kurus dan kuat. Setelah ia menurunkannya ke lantai, ia berkata, “Aku datang untuk makan malam. Orang tuaku tidak ada di rumah malam ini. Mari pergi dan lihat Lu Lu.”
Setiap malam, setelah Tuan dan Nyonya Gu sampai di rumah, pengasuhnya akan pergi. Terlebih lagi, Gu Huai Lu biasanya sangat tidak merepotkan orang tua mudanya. Setelah minum susu, ia akan cepat tidur hingga dini hari.
Sementara kedua anak itu pergi, Yi Ran berkata pada Gu Ting Chuan, “Hari ini, sepertinya, ada banyak yang dipikirkan Dou Dou. Kau harus mengobrol dengannya nanti, malam ini.”
Gu Ting Chuan mengangkat tangannya dan dengan lembut meremas bahu Yi Ran. “Kau tahu, aku hanya bisa bernalar dengannya. Barangkali mustahil untuk mengobrol dari hati ke hati.”
Yi Ran menepuk tangannya dan berbalik untuk menjaga putri kecilnya, Huai Lu.
Setelah makan malam, Gu Tai pulang ke rumah lebih awal untuk menyelesaikan PR-nya. Gu Ting Chuan juga meminta putranya untuk mengeluarkan PR-nya, dan Gu Dou Dou akhirnya mengeluarkan kertas ujiannya untuk ditandatangani ayahnya.
Sutradara Gu melirik hasilnya, menandatangani namanya, dan berujar enteng, “Sedikit ceroboh. Kau harus memeriksa dua kali kertasmu setelah kau menyelesaikannya.”
Dou Dou cemberut dan tidak bicara.
Yi Ran bermain-main dengan putrinya sebentar dan setelahnya menaruh beberapa camilan dan minuman di atas meja. Melihat kalau putranya tampak kesepian, Yi Ran berinisiatif untuk membuka topik. “Dou Dou, kenapa kau mau mencari sebuah pojokan yang sepi di sekolahan hari ini?”
Gu Huai Ze tidak mengatakan apa-apa tetapi hanya menundukkan kepalanya.
Gu Ting Chuan berpikir sejenak dan mengangkat matanya untuk menatap putranya. “Apakah ada sesuatu yang ingin kau katakan pada ayah?”
Menyadari kalau ayahnya secara serius mempertanyakan dirinya, Dou Dou menahan gemetarannya dan cepat-cepat berkata, “Ayah, kenapa kau tidak menyukaiku?”
Kata-kata kekanakannya tidak bermaksud menyakiti tetapi menampilkan hatinya yang sebenarnya.
Gu Ting Chuan dan Yi Ran, keduanya memandang kosong. Namun, putra ini sepertinya sudah mempersiapkan pidatonya untuk waktu yang lama dan ia mengakui dengan penuh semangat, “Aku sudah bisa makan makanan pedas. Aku yang paling tinggi di kelas, dan aku juga bisa jadi sebaik Kakak Gu Tai. Aku juga bisa mendapatkan nilai 100 di ujian, tetapi kenapa kau tidak pernah memujiku? Kau juga tidak pernah mengatakan kau menyukaiku … Di ulang tahunku yang terakhir, kau bahkan tidak kembali untuk kuenya!”
Gu Ting Chuan sedikit tertegun, dan Yi Ran mengigiti bibirnya, mencoba agar tidak ikut campur dalam percakapan di antara ayah dan putranya.
Gu Ting Chuan menarik putranya ke atas pangkuannya, dan Gu Huai Ze meronta secara simbolis sejenak sebelum ia berhenti bergerak dan menggantungkan kepalanya, berkompromi.
Dengan lembut dan sabarnya, Gu Ting Chuan berkata, “Pertama-tama, bukan niat ayahmu untuk tidak merayakan ulang tahunmu. Aku sudah meminta maaf padamu. Ada kecelakaan mendadak di lokasi, dan aku harus mengurusinya.”
Gu Huai Ze masih muda. Biarpun ia bisa memahami ketidakberdayaan dari orang dewasa, ia masih tidak bisa menghentikan keluhan di dalam hatinya. Alhasil, perasaannya hanya tertahan di hatinya, membuatnya merasa tidak nyaman.
“Kau memiliki nama panggilan khusus, tetapi adik perempuanmu tidak. Nama panggilanmu ‘Dou Dou’ karena kau adalah anak pertama ayahmu. Kau membawakan banyak sekali kebahagiaan pada ayahmu dan keluarga ini, kau tahu?”
Gu Ting Chuan berusaha berkomunikasi dengan anak itu dalam cara yang seterus terang mungkin, sehingga ia bisa memahami niat baiknya. Ia mengangkat tangannya dan menghapus air mata di wajah putranya. Ada senyuman samar di matanya sewaktu ia berkata, “Aku keras padamu karena aku berharap, kau dapat tumbuh menjadi orang yang lebih baik dariku. Dan, seperti diriku, aku berharap kalau kau bisa melindungi ibumu dan adik perempuanmu dan menjaga mereka tetap bahagia setiap harinya. Bisakah kau melakukan itu?”
Gu Huai Ze memikirkan itu dengan serius. Ia memikirkan tentang ibu kesukaannya, memikirkan adik perempuan kecilnya yang manis, dan ia menganggukkan kepalanya dengan bersemangat. “Aku bisa.”
Gu Ting Chuan menyentuh rambut putranya dengan lembut. “Kalau begitu, kau harus mengerti bahwa permintaan tinggi ayahmu padamu, semuanya demi keuntunganmu.”
Suatu hari, kau akan tumbuh menjadi sebatang pohon yang besar, merentangkan sayapmu dan terbang, dan menjadi mandiri di dunia ini. Dan, aku akan sangat bangga padamu.
Karena kau adalah anakku, aku akan mewariskan segala pengetahuanku padamu …
Gu Huai Ze mengangguk lagi dan memeluk leher ayahnya.
Gu Ting Chuan memeluk tubuh kecil putranya. Ada senyuman di matanya selagi ia mengangkat pandangannya untuk menatap Yi Ran.
Mata Yi Ran tertuju pada tubuh besar dan kecil di depannya, dan hatinya dipenuhi dengan kelembutan yang tak terjelaskan.
Tentu saja, Gu Dou Dou akan segera mengetahui kalau ayahnya begitu menyayangi ibu dan adik perempuannya, sampai rasanya luar biasa …
Malam itu, Yi Ran berbaring di ranjang. Ia tidak bisa tidur dan masuk ke Weibo untuk mengirimkan sebuah update:
Bayiku, suatu hari, kau akan berjalan di sepanjang jalan yang penuh warna seorang diri. Semoga kau bisa meraih tali impianmu dan tidak pernah menyerah.
Aku begitu beruntung telah melahirkanmu dan menjadi keluargamu. Sebelum kau tumbuh besar, mari lalui perjalanan ini bersama-sama. ❤
Cinta adalah sebuah jalan yang panjang dan tak berujung.
-TAMAT-
Catatan Kaki :
[1] Manor adalah rumah bangsawan.
Pojok Pengarang :
Ada yang ingin disampaikan si pengarang:
Sejauh ini, semua chapter dan ekstranya sudah lengkap. Faktanya, di chapter ini, aku juga ingin menyampaikan beberapa kata terakhir untuk kalian. Itu adalah keberuntungan, karena aku bisa mengenal kalian melalui kisah ini. Aku sungguh berterima kasih. Semoga kalian meraih impian kalian dan tidak pernah meninggalkan mereka.
Cinta adalah sebuah perjalanan yang panjang dan tak berujung.
Mari lalui bersama-sama.
o (〃 ‘▽’ 〃) o
Pojokan Raindrop :
Akhirnya, seri ini tamat. Uyeaah~
Terima kasih banyak untuk teman-teman pembaca yang udah mampir baca novel terjemahan ini.
Mohon maaf kalau ada kesalahan kata/kekeliruan/ketidaktepatan dalam hasil terjemahannya.
Semoga masih bisa dimaklumi.
Sampai jumpa di terjemahan lainnya. Babay~