At 3 pm, Under The Peach Blossom Tree [Chinese to Indonesian Translation] - At 3 pm, Under The Peach Blossom Tree
- Home
- At 3 pm, Under The Peach Blossom Tree [Chinese to Indonesian Translation]
- At 3 pm, Under The Peach Blossom Tree
Pukul tiga.
Tang Xun duduk di pohon bunga persik dan menyeka gearbox untuk sementara waktu. Sepasang mata bunga persik yang jernih dan cerah melirik para pejalan kaki yang datang dan turun dari waktu ke waktu. Dia awalnya bersembunyi di pohon persik ini untuk memantau pergerakan harian dari target, tapi sekarang targetnya sudah menjadi orang mati, dan pohon persik yang semula bertunas sudah mekar, tapi dia masih menolak untuk kembali ke Tangmen untuk suatu pekerjaan, karena—
Seorang dari Mingjiao datang dari ujung gang. Di bawah tudung putih, ada beberapa helai rambut keriting emas muda yang jatuh. Di bawah hidung yang lurus, ada dua bibir tipis dengan bentuk yang indah. Dia seperti sedang tersenyum, tapi tidak tersenyum.
Tang Xun segera menegakkan punggungnya dan dengan rakus memperhatikan setiap gerakan murid itu.
Dia akan melewatinya setiap hari. Setiap kali dia berjalan di bawah pohon bunga persik, dia akan menatap bunga persik yang ada di pohon.
Tang Xun tahu hal itu.
Jadi pada saat ketika manik mata Mingjiao memandang ke arah bunga-bunga, Tang Xun dengan cepat menoleh untuk melihat ke langit dan terlihat acuh tak acuh.
Namun, tangan yang memegang gearbox sudah mengeluarkan keringat.
Sekali sehari.
Pada pukul tiga sore, menjelang senja. Matahari yang terbenam menghangatkan semuanya.
Orang Mingjiao ini sedikit aneh.
Setiap hari ketika dia lewat, dia akan memiliki sesuatu yang aneh di tangannya.
Kadang-kadang dia bermain dengan bulu merak dari Tangmen. Kadang-kadang dia dengan hati-hati akan membawa semangkuk ikan rebus, dan dia tidak tahu untuk dimakan siapa itu. Kadang-kadang dia membawa tumpukan kayu baru, atau bahkan pernah sekali, dia memeluk panda muda, dengan seikat bambu hijau di bawah lengannya.
Tang Xun merasa bahwa dia menjadi semakin menarik.
Tang Xun berpikir dalam hatinya bahwa dia akan membawa barang-barang ini ke suatu tempat, mungkin karena dia memiliki kekasih di Tangmen.
Kekasihnya memberinya bulu merak. Kekasihnya suka makanan pedas. Kekasihnya suka membuat sesuatu dari kayu atau kekasihnya menyukai panda.
Semakin Tang Xun memikirkannya, semakin dia merasa tidak nyaman.
Tang Xun memikirkannya. Ketika bunga persik menghilang, dia akan kembali ke Tangmen untuk melakukan bisnisnya.
Karena setelah bunga persik layu, ketika orang Mingjiao lewat di sini lagi, dia tidak akan melihat bunga persik di pohon, dan tentu saja dia tidak akan melihat sosok yang menatap ke langit pada bayangan bunga yang tumpang tindih.
Hanya sedikit takdir yang menghubungkan juga hancur.
….
Ada hujan lebat tadi malam.
Ketika Tang Xun datang ke tempat lamanya pada jam ketiga hari itu, dia menemukan bahwa bunga persik di pohon sudah terhempas oleh badai tadi malam. Tampaknya bunga-bunga yang terpisah-pisah tidak bisa mendukung malam lain.
Tang Xun menghela nafas dan duduk di cabang pohon dengan dagu di tangannya, menunggu untuk melihat murid Mingjia untuk terakhir kalinya.
Hari ini, itu adalah seekor kucing Persia putih berjongkok di bahunya.
Bibir Tang Xun sedikit terangkat, dan dia pikir bahwa akhirannya tidak begitu buruk.
Namun, ketika orang Mingjiao itu berjalan melewati pohon persik, kucing Persia yang ada di pundaknya tiba-tiba melompat turun, memanjat pohon dengan gesit, dan berlari sampai ke lengan Tang Xun, sebelum kemudian mengusap dada Tang Xun dengan rasa puas. Kedua mata kucing itu terlihat licik dan pintar.
Tang Xun tertegun.
Mingjiao itu mengangkat kepalanya, mengangkat tudung dengan jari-jarinya dibagian sudut, dan menunjukkan sepasang mata kucing yang terlihat seperti mata yang licik, cerdas, dan dengan dua warna yang berbeda. Dia tersenyum tipis, “Kucingku.”
* — * — *
Aku menyukai seorang pria yang duduk di atas pohon persik setiap hari dan menatap ke langit.
Dia melihat ke langit. Aku melihatnya.
..
Hari ini, aku berjalan melewatinya dengan bulu merak, yang menyiratkan bahwa aku menyukai klan Tangmen.
Tapi dia masih melihat ke langit.
Ini mengerikan.
..
Hari ini, ada sepanci ikan rebus saat aku lewat, menyarankan agar dia bisa turun untuk makan bersamaku.
Tapi dia masih menatap langit.
Benci, benci.
..
Hari ini, aku lewat dengan membawa kayu baru. Aku mendengar bahwa orang-orang dari klan Tangmen akan bergegas ketika mereka melihat tumpukan kayu.
Tapi dia masih menatap langit.
Benci, benci, benci.
..
Hari ini, aku melewatinya dengan memegang panda muda. Aku akan berhasil hari ini. Aku ingin membawanya kembali ke wilayah barat.
Tapi dia masih mengawasi langit.
Benci, benci, benci, benci.
..
Hari ini, aku lewat dengan Taotao yang sudah melakukan banyak sekali pelatihan dan Taotao menyelesaikannya tugas dengan sempurna.
Ya Tuhan, Ibu, aku akan menikahi menantu untukmu!
Tenang, menahan diri, dan menunjukkan senyumku yang paling tampan.
Pada pukul tiga sore, menjelang senja. Matahari yang terbenam menghangatkan semuanya.
-SELESAI-