Back to Sixties: Farm, Get Wealthy & Raises the Cubs (English to Indonesia Translation) - Bab 11
- Home
- Back to Sixties: Farm, Get Wealthy & Raises the Cubs (English to Indonesia Translation)
- Bab 11 - Keluarga Besar Zhou
BAB 11
KELUARGA BESAR ZHOU
“Dia bilang seperti itu tadi, tapi kamu harus melebihkan satu ukuran lebih besar untuk mereka karena mereka tumbuh dengan cepat.” Ibunda Zhou sangat menyayangi ketiga cucu ini jadi dia pun menambahkan kalimat terakhir itu.
“Itu sudah seharusnya.” sahut menantu ketiga.
Ibunda Zhou mengangguk dan tidak mengatakan hal yang lain. Sebenarnya tidak ada menantu lain yang membuatnya khawatir seperti ini selain menantu keempat.
Menantu ketiga mulai menghitung dalam hati. Setelah dia selesai membuat baju Da Wa dan adik-adiknya, masih akan banyak sisa dari bahan kain ini, jika digabung dengan sedikit bahan kain miliknya sendiri maka dia bisa membuat baju hangat yang baru untuk putrinya.
Apalagi ditambah dengan gula merah yang diberikan oleh menantu keempat, tentu saja tindakan ini bisa dibilang murah hati.
Hanya melihatnya saja menantu ketiga merasa sangat puas. Namun sekarang bukan saatnya untuk ini. Dia meletakkan kain dan kapas dalam kamarnya kemudian pergi ke dapur membantu Ibunda Zhou memasak.
Awalnya semua orang merasa tidak puas melihat si pemilik tubuh berpisah dari keluarga besar Zhou. namun seiring dengan berjalannya waktu, semua orang merasa sangat beruntung.
Karena si pemilik tubuh asli memang sama sekali tidak pernah bekerja. Ketika dia pertama kali menikah, dia pasti berdalih sakit inilah sakit itulah. Intinya dia memang tidak berniat bekerja di ladang sama sekali.
Darimana dia mendapat poin kerja jika tidak bekerja? Bisa dibilang dia menumpang hidup secara gratis di keluarga ini. Dia punya tangan dan kaki tapi masih berharap seluruh keluarga menafkahinya!
Semua orang protes saat itu.
Terutama Ibunda Zhou yang memang dari awal merasa bersalah pada si pemilik tubuh, putranya malah langsung berangkat ke medan perang padahal mereka baru dua hari menikah. Jadi dia mengizinkan si pemilik tubuh menyimpan sendiri duit bulanan yang dikirim oleh Zhou Qing Bai.
Dia menyuruhnya menggunakan uang itu untuk menafkahi keluarganya sendiri, jadi walau keluarga Zhou lainnya merasa tidak puas pun mereka tidak bisa protes karena dia menggunakan uang milik suaminya sendiri.
Namun Ibunda Zhou sama sekali tidak menyangka kalau hal inilah membuat si pemilik tubuh bertingkah lebih berani. Kalau tidak dia tidak akan pernah berani mengancam bunuh diri saat dia tahu bahwa dirinya hamil.
Dia mengancam seakan orang lain tidak pernah hamil sebelumnya.
Diluar dugaan, Ibunda dan Ayahanda Zhou malah jatuh dalam perangkat yang dipasang si pemilik tubuh.
Tentu saja semua ini karena mereka sangat memanjakan putra bungsu mereka.
Namun karena kemunculan si pemilik tubuh di keluarga ini lah makanya rumah ini pun mulai sangat padat. Karena mereka pengantin baru apalagi yang menikah adalah anak kesayangan mereka, Ibunda dan Ayahanda Zhou khusus membuat satu kamar untuk mereka.
Anak yang lain tidak mendapat perlakuan seperti ini. Mereka semua bertumpuk dalam satu ruangan, namun karena waktu itu mereka belum ada anak jadinya masih bisa ditolerir. Namun untuk urusan kehidupan malam pasangan suami istri tentu saja hal ini jadi sangat memalukan.
Saat itu bukan berarti anak-anak lainnya tidak protes akan perlakuan berbeda yang didapat oleh si pemilik tubuh, namun mereka memang tidak bisa bisa berbuat apapun karena memang semuanya ini keinginan dari Ibunda dan Ayahanda Zhou yang sangat memanjakan putra bungsu mereka.
Hal lain yang membuat mereka tidak bisa protes adalah, uang bulanan yang dimiliki Zhou Qing Bai sebelum menikah selalu dikirim untuk keluarga besar Zhou. Total penghasilan dari ketiga putra lainnya tidak bisa dibandingkan dengan penghasilan dari Zhou Qing Bai.
Jadi walau mereka mau protes, namun mereka pada akhirnya menahan diri.
Awalnya hanya si pemilik tubuh yang mendapat perlakuan khusus ini namun semenjak dia meminta pisah dari keluarga besar….
Saat drama perpisahan keluarga itu berlangsung, ketiga menantu lainnya hanya duduk menonton saja, namun mereka sama sekali tidak menyangka bahwa menantu keempat menggunakan kehamilannya sebagai chip tawar menawar dan bahkan berhasil berpisah dari keluarga besar Zhou.
Namun semenjak kepergian si menantu keempat, demi menenangkan perasaan menantu lainnya, ayahanda dan ibunda Zhou memberi mereka masing-masing kamar. Yang tentu saja merupakan sebuah kesempatan bagus dibandingkan harus bertumpuk dalam satu ruangan bersama-sama.
Kamar yang awalnya didiami oleh si menantu keempat diberikan pada menantu ketiga.
Menantu pertama dan kedua masing-masing mendapat bagian ruangan yang di bagi dua dari sisa ruangan yang ada di rumah itu.
Sekarang semua tiga cabang keluarga Zhou akhirnya bisa hidup dengan tenang. Ayahanda menggunakan uang bulanan yang selalu dikirim oleh Zhou Qing Bai selama tiga tahun terakhir, karena memang menantu keempat mereka saat itu sudah memutuskan untuk berpisah dari keluarga besar Zhou.
Saat itu uang bulanan yang diterima hanya sekitar 20 yuan saja. Jadi dalam setahun bisa mengumpulkan sekitar 200 yuan dan dalam tiga tahun beliau berhasil menabung sebanyak 600 yuan.
Untuk membangun rumah dengan dua kamar, dapur dan juga bagian yang tidak begitu mahal lainnya, kira-kira total biaya pembangunannya sekitar 200 yuan.
Itu jelas bukan jumlah yang kecil.
Namun dibandingkan dengan uang yang sudah dikirimkan selama ini oleh Zhou Qing Bai, tentu saja itu bukanlah jumlah uang yang signifikan.
Ibunda Zhou menggunakan alasan bahwa uang yang putra keempat kirim ini sebagai tanda bakti kepada orang tuanya dan tidak berniat memberikannya kepada si pemilik tubuh. Kenyataannya dia sangat khawatir si pemilik tubuh akan berlaku boros dan menghabiskan uang tersebut.
Setelah berpisah, si pemilik tubuh mendapat jatah gandum dan minyak, selain itu dia akan tetap mendapat kiriman bulanan dari Zhou Qing Bai. Jadi dia pun tidak menyebabkan masalah lebih lanjut pada mertuanya ini.
Karena semua orang masing-masing memiliki kamar sendiri dan keluarga mereka bisa tinggal di ruangan yang lebih leluasa, dan disamping itu mereka juga tahu bahwa Zhou Qing Bai sudah mengirim uang sebanyak itu kerumah, mereka pun akhirnya tidak mengungkit urusan pembangunan rumah baru untuk si pemilik tubuh.
Apalagi lima tahun yang lalu Ibunda dan Ayahanda Zhou masih muda, jadi mereka tidak membutuhkan bantuan keuangan dari anak-anak mereka. Walaupun saat ini umur mereka dibawah 60an, tetap saja mereka masih sehat!
Bisa dibilang bahwa walaupun si pemilik tubuh sudah berpisah dengan keluarga Zhou, si pemilik tubuh tetap lebih menghormati beberapa ratus yuan dibandingkan kedua mertuanya.
Walau uang ini dihasilkan oleh Zhou Qing Bai, tetap saja hal ini tidak berpengaruh.
Dengan berpisahnya cabang keluarga keempat, mereka pun tidak perlu melihat tingkah laku harian si pemilik tubuh yang tidak melakukan apapun di rumah. Jadi bisa dibilang waktu yang mereka lalui selama tahun-tahun setelah terpecahnya keluarga itu adalah waktu paling tentram bagi keluarga besar Zhou.
Walau sesekali kadang ada rasa iri yang timbul karena dia tidak harus bekerja di ladang dan hanya menanti uang bulanan kiriman sang suami, tentu rasa iri ini tidak perlu disimpan dalam hari.
Pada jam enam sore, seluruh keluarga Zhou akhirnya kembali.
Saat ini sedang panen musim gugur, jadi semua orang sangat sibuk. Mereka selalu sibuk sejak awal tahun demi panen besar akhir tahun ini. Tidak ada yang berani bermalas-malasan jika tidak saat musim hujan tiba, kerja keras mereka selama setahun belakangan ini akan menjadi sia-sia dan berujung seluruh keluarga tidak bisa bertahan untuk tahun depan.
Karena itu mereka harus bergerak cepat memanen gandum barulah mereka bisa tenang.
“Ada air gula merah di kamar, aku sudah menyiapkan untuk kalian ayah dan anak. Cepat minum selagi masih hangat.” bisik menantu ketiga ketika dia melihat kulit suami dan anaknya terbakar sinar matahari.
Anak dari menantu ketiga ada di urutan kelima dari seluruh keluarga besar Zhou, jadi dia pun dipanggil dengan Zhou Wu Ni1.
Zhou Wu Ni awalnya terlihat kelelahan namun begitu mendengar ini matanya langsung berbinar.
Suaminya, Zhou Qing Sen tidak berkata apa-apa dan langsung mengajak putrinya masuk ke kamar mereka. Kedua ayah anak ini sangat puas setelah minum segelas air gula merah ini.
Selanjutnya mereka pun mencuci wajah dan tangan mereka sebelum bersiap untuk makan malam.
Makanan yang tersedia di meja makan lumayan bagus. Panekuk jagung dengan sup nasi dan juga satu pot scramble egg. Walau mereka hanya membuat scrambled egg dari lima atau enam butir telur saja, namun ada beberapa makanan sampingan lain. Walau semuanya sayuran namun keluarga lain bahkan mungkin tidak bisa makan seperti keluarga besar Zhou saat ini.
Karena sekarang ini sedang panen musim gugur makanya mereka sangat kelelahan dan terlalu sibuk bekerja, jika tidak mereka biasanya tidak makan seperti ini dan juga tidak ada pasokan makanan seperti sekarang.
Setelah semua orang makan, masing-masing beristirahat.
Menantu ketiga memegang perut besarnya sambil kembali ke kamarnya. Karena dia sudah hamil tua, seluruh piring kotor dan sumpit akan dicuci oleh menantu kedua. Menantu pertama sedang hamil juga jadi dia pun kembali untuk beristirahat.
Walau menantu kedua mengerutkan mulutnya karena keberatan, dia tidak mengatakan apapun. Saat dia dulu hamil kedua menantu lain juga melakukan hal yang sama. Ini adalah aturan dalam keluarga besar Zhou.
Menantu pertama dan kedua sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di rumah selama seharian tadi. Mereka terus melanjutkan kegiatan masing-masing.
Menantu ketiga kembali ke kamar dan dia langsung direnteti dengan pertanyaan dari suami dan anaknya.
Zhou Wu Ni saat ini berumur enam tahun. Saat seumuran ini, anak-anak biasanya sudah bisa membaca situasi dan mengerti bahwa gula merah adalah komoditi yang sangat berharga. Bagaimana bisa ibunya mendapatkan barang langka seperti ini?
Catatan Kaki: