Back to Sixties: Farm, Get Wealthy & Raises the Cubs (English to Indonesia Translation) - Bab 26
- Home
- Back to Sixties: Farm, Get Wealthy & Raises the Cubs (English to Indonesia Translation)
- Bab 26 - Distribusi Makanan, Membeli Biji-bijian dan Pir Kuning Rebus
BAB 26
DISTRIBUSI MAKANAN, MEMBELI BIJI-BIJIAN DAN PIR KUNING REBUS
Hari berikutnya adalah hari pembagian makanan untuk komunitas desa.
Hari semacam ini tidak ada hubungannya dengan Lin Qing He dan ketiga putranya karena keluarganya telah berpisah dari keluarga besar Zhou dan Lin Qing He juga tidak ikut ambil bagian dari pekerjaan di ladang selama ini. Karena tidak ada pekerjaan yang dilakukan, dia bahkan tidak mendapatkan makanan pokok seperti gandum.
Ini adalah aturan komunitas mereka. Mereka harus bekerja agar mendapat porsi jumlah pekerja di samping harus mengumpulkan poin kerja kecuali jika mereka sudah tua, lemah, sakit, atau cacat.
Pemilik asli tubuh ini tidak pernah bekerja di ladang. Bahkan Da Wa, Er Wa dan San Wa juga tidak kebagian jatah.
Tapi tidak masalah, walau tidak dapat jatah, dia tetap bisa membeli bahan makanan itu.
Dia juga tidak terburu-buru untuk membeli, karena untuk membeli makanan dari tim produksi harus menunggu hingga masyarakat selesai mendapatkan bagiannya terlebih dahulu dan nanti pasti masih ada sisa makanan.
Dia tahu tim produksi tahun ini mendapatkan panen yang lumayan banyak daripada biasanya, jadi wajar saja jika setelah distribusi masih ada gandum yang berlebih.
Jadi dia tidak khawatir sama sekali.
Sementara di sisi keluarga Zhou, mereka telah mendapat banyak biji-bijian sebelum pukul sembilan pagi. Tentu saja, inilah yang dilaporkan Da Wa dan Er Wa ketika mereka kembali ke rumah.
Seluruh desa sangat bahagia di hari seperti hari ini. Anak-anak berlarian di sepanjang jalan dan Lin Qing He juga tidak menahan kedua bersaudara itu untuk berkumpul bersama teman-temannya.
Masing-masing mendapat permen kelinci putih dan Lin Qing He membiarkan mereka pergi bermain.
Dua bersaudara yang sibuk mengunyah permen kelinci putih di mulut mereka menjadi objek kecemburuan dan membuat air liur teman-teman kecil mereka berjatuhan. Zhou Dong dan Zhou Xi juga datang untuk mengangkut gandum keluarga mereka sekitar pukul sepuluh tiga puluh.
Zhou Dong datang dan berkata bahwa sebentar lagi pendistribusian akan selesai.
Artinya, tidak masalah jika mau pergi ke tim produksi sekarang. Begitu Lin Qing He tiba, sebagian besar hampir menyelesaikan pembagian jatah mereka.
“Kalau begitu apakah kamu bebas sekarang? Kalau iya, dorong gerobaknya dan ikuti Shenzi.” kata Lin Qing He.
“Sekarang tidak masalah,” jawab Zhou Dong.
Jadi Lin Qing He membiarkan dia membawa gerobak sementara dia mengambil uang di kamar. Kemudian dia membawa San Wa dan mengunci pintu.
Zhou Dong membawa gerobak dan Lin Qing He mengikutinya ke rumah tim produksi.
Banyak wanita melihatnya mendekat dan semua berbisik. Siapa yang tidak tahu bahwa dia akan membeli makanan? Masih mending panen tahun ini berlebih. Jika dia berlaku seperti ini di masa lalu, maka dia hanya bisa menanti hingga mati kelaparan!
Dulu kehidupan tidak sebaik sekarang.
Tetapi karena keluarga Zhou dan reputasi baik Ayahanda Zhou serta Ibunda Zhou di desa, mereka tidak mengatakan apa-apa.
Pemimpin tim tidak memiliki prasangka buruk terhadap Lin Qing He. Meskipun dia merasa bahwa wanita ini tidak tahu bagaimana menjalani kehidupan, itu adalah urusan orang lain. Terlebih lagi, dia punya uang dan tidak meminta gratisan dari tim.
Lin Qing He telah merencanakan semuanya kali ini. Karena ada begitu banyak barang di dalam ruangan itu, dia bermaksud membeli semua demi menjaga martabatnya.
Bagaimanapun, Zhou Qing Bai tidak memiliki penghasilan di masa depan, dan dia tidak bisa terlalu berhemat.
Tetapi di mata penduduk desa, kali ini dia sangat boros karena dia tidak membeli banyak barang lain melainkan yang dia beli sebagian besar adalah gandum!
Mereka sudah lama mendengar Da Wa secara terbuka membual tentang ibu mereka yang membuatkan semua jenis makanan untuk mereka setiap hari. Hanya dengan melihat pertumbuhan dirinya saja, bagaimana mereka tidak tahu?
Lin Qing He membeli seratus kaleng gandum. Satu jin gandum harganya lebih dari tiga sen. Total seratus jin gandum artinya lebih dari tiga puluh yuan.
Selain gandum, ada biji jagung, yang nanti akan digiling menjadi tepung jagung. Membeli bentuk seperti ini lebih murah. Dia meminta delapan puluh jin.
Selanjutnya dia membeli lima puluh kilogram millet. Lalu kacang hijau, kacang adzuki, kedelai, kacang tanah, biji wijen. Untuk barang-barang ini, dia tidak membutuhkan banyak. Kacang hijau, kacang merah, dan kacang kuning masing-masing sepuluh jin. Kacang tanah jauh lebih banyak, dia membeli tiga puluh jin. Juga sedikit biji wijen, sebanyak dua puluh kaleng.
Dia mendapat sekarung ubi jalar, yang harganya dua puluh jin.
Sedangkan untuk ubi kering yang dijual lebih murah, dia tidak membutuhkannya. Bahan ini bisa digiling menjadi tepung ubi, tapi rasanya sangat tidak enak. Ini adalah sesuatu yang ada di dalam ingatan si pemilik aslinya.
Tapi kebanyakan orang di desa makan makanan yang terbuat dari tepung ini setiap harinya.
Setelah memesan semua ini, Lin Qing He tidak membeli sisa biji-bijian kasar yang ada disana.
Walau begitu, tetap saja semua barang belanjaannya ini menghabiskan banyak uang. Melihatnya menghabiskan uang tanpa berkedip, beberapa wanita di desa malah merasa depresi untuknya!
Barang-barang ini harganya sekitar enam puluh yuan!
Semua orang datang ke tim untuk mengambil makanan dan kemudian menunggu tim membagi uang. Sekalipun tidak banyak, setiap orang masih bisa memiliki sejumlah uang untuk digunakan sepanjang tahun. Siapa yang berani bertingkah boros seperti dia?
Sedangkan untuk bahan lainnya, mereka tidak makan, hanya tepung saja yang mereka gunakan. Dan sebuah keluarga besar hanya menerima beberapa jin gandum saja!
Dan jika dia mau bekerja, dia tidak hanya akan mendapatkan bagian jatah untuk pekerja, tetapi juga untuk tiga anaknya. Terlebih lagi, dia juga bisa mendapatkan poin kerja untuk ditukar dengan makanan. Bahkan jika itu tidak cukup untuk dimakan, dia bisa membelinya. Paling banyak, dia bisa menghabiskan beberapa yuan untuk membelinya. Kalau begitu, apakah perlu membuang begitu banyak uang seperti yang dia lakukan sekarang?
Lin Qing He tidak terbiasa dengan semua pendapat orang dan tidak memiliki niat untuk berbicara dengan mereka karena kesenjangan generasi yang terlalu besar. Tidak perlu memaksakan diri. Bagaimanapun, pemilik aslinya memiliki kepribadian seperti itu, dia tinggal mengikuti gaya bersikapnya.
Dia meminta Zhou Dong untuk mengangkut makanan dan akan menyortirnya sendiri nanti.
Zhou Dong berkata: “Shenzi, saya akan mengambilkan Anda kayu bakar di sore hari. Namun, besok dan lusa tim akan sibuk menanam gandum musim dingin. Jadi selama masa itu saya tidak akan punya waktu untuk mengumpulkan kayu bakar. Setelah penanaman selesai, saya akan lanjut mengumpulkan kayu bakar lagi.”
“Baik.” Lin Qing He mengangguk.
Da Wa dan Er Wa masuk dan mata mereka berbinar melihat makanan di rumah. Dengan persediaan makanan ini, mereka tidak akan kekurangan makanan selama musim dingin ini!
Mereka tidak memiliki banyak pendapat sekarang. Jadi wajar saja, mereka tidak tahu banyak. Sejujurnya, makanan ini malah tidak cukup untuk dimakan untuk mereka sekeluarga.
Terutama setelah Zhou Qing Bai kembali. Namun, Lin Qing He sudah membuat rencana sendiri. Gandum 100-jin dan jagung 80-jin ini akan menunggu sampai Zhou Qing Bai kembali dan dia akan memintanya untuk menggilingnya. Sebelum itu, sisa makanan lain dia akan menghabiskannya sebisa mungkin.
“Aku akan mempersiapkan makan siang. Kalian dua bersaudara menjaga San Wa dengan baik.” instruksi Lin Qinghe.
Setelah dia selesai sarapan tadi pagi, dia sempat menyisihkan adonan agar mengembang, dan sekarang adonan itu siap digunakan. Dia akan membuat mie siang ini.
Makan mie dengan minyak daun bawang ditemani dengan dendeng babi asap, rasanya pasti sangat harum. Bahkan Lin Qing He pun suka memakannya.
(Ilustrasi Mie Minyak Daun Bawang)
Dia tidak melakukan apa-apa sekarang, jadi dia sedang berpikir sebaiknya kapan dia akan mencoba memasak daging yang direbus.
Tidak usah terburu-buru, tunggu saja dulu sweater anak-anak selesai. Dia akan merajutnya sendiri. Ada satu sweater rajut miliknya yang masih sangat baru di lemari pakaian, baru dirajut tahun lalu. Namun, ketiga anaknya tidak memiliki satupun sweater.
Lin Qing He juga tahu cara merajut sweater. Dia sempat belajar dari neneknya ketika dia masih kecil. Meskipun dia berhenti di tengah jalan, dia masih memiliki ingatan si pemilik aslinya. Dengan kombinasi keduanya, dia yakin bisa merajut sweater untuk putranya. Tidak perlu menyuruh orang lain melakukan ini.
Setelah makan mie di sore hari, Lin Qing He menyuruh Da Wa dan Er Wa untuk melilitkan bola dari benang. Ini dilakukan demi merajut sweater untuk mereka berdua, jadi wajar saja jika mereka berdua sangat senang melakukannya.
Dengan bantuan dua bersaudara ini, kegiatan menggulung benangpun dilakukan dengan sangat cepat.
Sekitar pukul satu siang, dia mengajak ketiga anak laki-laki itu untuk tidur siang. Ketika dia bangun dari tidurnya, dia merebus gula batu dan pir kuning untuk mereka.
(Ilustrasi Gula Batu Rebus & Pir Kuning)
Dia menyuruh mereka untuk menggulung benang hingga menjadi gumpalan bola. Karena dia sangat bosan menunggu mereka selesai mengerjakan tugasnya akhirnya sambil menunggu diapun mengerok daging di dalam pir untuk dimakan kedua kakak beradik ini. Kemudian dia menuangkan air dingin ke dalam pir, memasukkan gula batu dan kurma merah ke dalamnya, dan kemudian menutupinya dengan bagian atas pir yang dipotong rata (seperti gambar di atas). Pir itu kemudian dimasukkan ke dalam mangkuk, yang kemudian ditempatkan di panci yang diletakkan di atas kompor untuk direbus.