Back to Sixties: Farm, Get Wealthy & Raises the Cubs (English to Indonesia Translation) - Bab 3
- Home
- Back to Sixties: Farm, Get Wealthy & Raises the Cubs (English to Indonesia Translation)
- Bab 3 - Ruang Interspatial Pribadi (III)
BAB 3
RUANG INTERSPATIAL PRIBADI (III)
Keranjang jenis ini berukuran relatif besar dan berisi banyak telur. Dia mendengar bibi tua itu berkata bahwa satu keranjang telur memiliki berat sekitar 45 pon.
Satu pon telur harganya delapan yuan, harga awalnya delapan koma dua. Sembilan puluh pon telur dalam dua keranjang harganya lebih dari tujuh ratus yuan karena semuanya telur buras. Walaupun sudah mendapat diskon, harganya tetap saja mahal.
Sudah tentu dua keranjang telur tidak bisa memuaskan kebutuhan Lin Qing He, tetapi untuk sementara segini sudah lumayan. Dia mencoret telur dari daftar belanja.
Saat itu bibi dari toko sarapan meneleponnya. Lin Qing He berkendara kembali ke toko sarapan tersebut. Dia memberi bibi beberapa komentar positif. Setelah pujian, dia mengambil tiga kotak bakpao sisanya.
Meskipun ukuran kotak busa ini tidak besar, volumenya juga tidak kecil. Bisa menampung hampir sebanyak lima puluh bakpao sekaligus. Tiga ratus bakpao besar dikemas seluruhnya dalam enam kotak dan dia mengambilnya dalam dua kali perjalanan.
Namun, Lin Qing He masih menginginkan lebih banyak bakpao, jadi dia kembali memesan lima ratus dan berencana datang untuk mengambilnya besok pagi.
Meskipun bibi itu tidak mengerti alasan di balik tindakan tersebut, Lin Qing He memberikan deposit sebesar 1.000 yuan, jadi si bibi langsung setuju dan tidak bertanya lebih lanjut. Dia hanya memintanya untuk datang pada jam-jam sepeti ini besok pagi untuk mengambil bakpaonya. Pada saat itu, dia sudah akan mengemas semuanya dengan kotak yang sama seperti sebelumnya.
Lin Qing He mengungkapkan bahwa perusahaannya adalah perusahaan departemen store terkenal, dia otomatis percaya tidak ada yang aneh dengan pemesanan banyak seperti ini.
Kemudian dia pergi dan kembali ke pasar lagi. Karena dia telah membeli telur di sini apalagi membelinya dua keranjang sekaligus, jadi kali ini Lin Qing He tidak berani melakukan pembelian yang terlalu besar.
Pada saat ini, pasar telah dibuka dan segera ramai dengan orang yang berlalu lalang.
Lin Qing He sedang melihat daging babi. Keberuntungannya lumayan bagus hari ini karena daging babi hari ini semuanya enak dan dari babi lokal. Itu adalah jenis yang tidak berbau dan sangat enak. Meskipun dia tidak terlalu suka daging babi, jika dia kebetulan saat belanja melihat ada yang menjual daging babi jenis ini, dia pasti akan membelinya sedikit.
Namun, harganya sedikit lebih mahal, tapi tentu saja hal ini tidak menghambat niat Lin Qing He untuk membelinya.
Awalnya dia ingin hemat tetapi melihat jenis daging babi ini, Lin Qing He segera membatalkan niatnya. Segera, dia meminta setengah sisi iga, perut babi, daging tanpa lemak, lemak berminyak dan sejenisnya yang dia inginkan dari toko daging babi pertama. Hal yang sama juga dia minta pada beberapa toko daging babi berikutnya.
Ini membuat beberapa bos toko daging babi bingung dan mempertanyakan apa yang terjadi?
“Ada tiga kerabat dari keluarga ibu saya yang sedang ada acara bahagia hari ini. Awalnya mereka sudah mengaturnya dengan toko daging babi di sana tapi tiba-tiba mereka malah menjualnya ke orang lain. Jadi bisa dibilang ini tindakan darurat, jadi mereka meminta tolong pada saya” Dia dengan putus asa menjelaskan: “Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar. Cepat, bantu saya memotong iganya. Tidak perlu repot memisahkan perut babi dengan lemak dagingnya. Kemasi saja semuanya untuk saya.”
Meskipun beberapa pemilik toko daging babi tidak mengerti kenapa toko daging babi pesanan orang tua Li Qing He berani membatalkan pesanan pelanggan namun mau seperti apapun mereka bertanya pada wanita itu, mereka tidak akan mendapatkan penjelasan apapun lagi setelahnya.
Untuk apa tiba-tiba seseorang meminta pesanan begitu banyak daging babi?
Hanya pernikahan yang menggunakan begitu banyak daging babi seperti ini.
Jadi tanpa ragu, mereka langsung memotong iga dan sejenisnya untuk wanita itu.
Lin Qing He melunasi semua tagihan itu satu per satu. Keseluruhan tulang rusuk memiliki berat sekitar 80 pon dan satu pon harganya 25 yuan. Iga harganya lebih dari 2.000 yuan.
Ada juga perut babi, daging tanpa lemak, dan daging berlemak. Karena semuanya sudah dipilih dan mendengar penjelasan Li Qing He bahwa dia membeli semua ini untuk acara bahagia, mereka akhirnya memberinya kelonggaran.
Dia membeli begitu banyak daging namun uang kembalian yang diterimanya hanya beberapa yuan saja. Harga daging benar-benar tidak murah.
Lin Qing He meminta mereka untuk membantu membawa semua pesanan daging itu ke dalam mobil.
Dia mengemudikan kendaraannya ke tempat yang agak jauh. Setelah Lin Qing He memastikan tidak ada orang di sekitar, dia segera memasukkan delapan kantong iga dan semua jenis daging ke dalam ruang penyimpanan ajaibnya.
Jika ditambah daging babi dan iga, pengeluarannya menjadi 5.000 yuan.
Setelah membeli roti dan telur sebelum ini, dia sekarang memiliki sisa uang sebesar 45.000 yuan.
Dia mencoret kata daging dari daftar belanjaan. Dengan iga dan babi sebanyak ini, cukup untuk dimakan dalam waktu yang lama. Adapun daging lainnya, ayam, bebek, ikan, dll, sebaiknya lupakan saja, dia tidak punya banyak uang. Setelah dipikir-pikir bahkan jika ada banyak uang sekalipun ruang penyimpanan itu hanya memiliki luas sebesar sepuluh meter persegi. Tentu saja ruangannya sangat terbatas, tidak bisa menampung banyak barang. Sedangkan dia harus mempersiapkan beberapa barang yang lain untuk berjaga-jaga.
Adapun pasar ini, dia tidak bisa kembali ke sana lagi. Namun sebagai gantinya dia pergi ke pasar grosir yang cukup besar yang ada di kota.
Dia mulai memesan beras yaitu beras kualitas tinggi sebanyak 50 bungkus. Setiap bungkus beratnya 20 jin (alias 10 kg) beras ini semuanya disimpan dalam ruang penyimpanan.
Manajer grosir mengira dia akan membuka toko sendiri. Begitu dia bertanya dan ternyata bukan itu alasannya, dia pun bertanya-tanya mengapa wanita ini membeli begitu banyak?
Lin Qing He menjelaskan bahwa semua barang ini dipesan oleh kantornya dan rencana akan dibagikan ke semua pegawai.
Selain lima puluh karung beras, dia juga memesan lima puluh karung tepung masing-masing seberat 20 jin, tentu saja tepung dengan kualitas terbaik.
Karena ordernya banyak, harganya pun jatuh ke harga grosir, jadi jika ditotal nanti jadi tidak begitu mahal.
Selain itu, dia juga membeli minyak kacang. Dia membeli satu merek minyak bunga tertentu. Merek ini sangat mahal, tetapi juga sangat murni.
Dia juga menggunakan minyak kacang tanah. Satu barel seberat 5,5kg, setara dengan 11 jin. Dia melihat harga grosir. Setelah ragu beberapa saat, dia memesan lima barel. Bahkan walau dia sudah menggunakan harga grosir, tetap saja harga per barelnya sekitar 100 yuan!
Lima barel itu totalnya hampir enam ratus yuan.
Harga grosir satu kantong beras adalah 45 yuan. Harga ecerannya 60 yuan. Berarti 15 yuan lebih murah.
Tapi lima puluh bungkus beras juga berarti lebih dari 2.200 yuan.
Harga terigu pun tidak jauh dari beras. Lima puluh bungkus sekitar 2000 yuan atau lebih.
Jika sudah ditotalkan semuanya tidak lebih dari 5.000 yuan.
Lin Qing He menghitung di kepalanya dan kemudian menilai kapasitas ruangan penyimpanan ajaibnya lagi. Dua keranjang telur, delapan kantong daging babi, dan enam kotak bakpao siap makan sudah ada di dalamnya. Berarti masih menyisakan sekitar lima per tujuh dari kapasitas total sepuluh meter persegi.
Setelah memasukkan beras, tepung dan minyak kacang tanah, masih ada tersisa sekitar tiga per tujuh ruangan.
Dia meminta manajer grosir untuk memanggil orang-orang agar membantu memasukkan semua barang itu ke dalam minibus. Karena barang yang dibeli terlalu banyak jadinya minivan itu tidak bisa memuat semuanya.
Lin Qing He memutuskan untuk membawa setengah terlebih dahulu lalu mengirimkannya ke tempat kerja kemudian kembali setengah jam kemudian. Manajer grosir mengatakan bahwa itu tidak masalah dan memberinya tanda terima.
Lin Qing He meninggalkan lima puluh kantong beras dan lima barel minyak kacang sebelum pergi. Di tengah jalan, dia meletakkan barang-barang di dalam ruang penyimpanan miliknya.
Dan mencoret kata minyak dan beras di daftar belanjaan itu.
Sebagai manajer departemen store bagian marketing, Lin Qing He ahli dalam memanfaatkan waktunya selama satu hari secara maksimal.
Di tengah jalan, dia mengubah arah dan langsung menuju ke apotek di sebelah rumah sakit kota. Dia pernah mengunjungi apotek ini sebelumnya dan stoknya selalu lengkap. Hanya saja harganya memang mahal. Padahal dia melakukan satu kali perjalanan saja ke sini namun beberapa ratus uang pun melayang begitu saja.
Tapi melihat kondisinya sekarang Lin Qing He sama sekali tidak peduli.