Carrier Falcon Princess (English to Indonesian Translation) - Bab 40
BAB 40
Zelle mempelajari pemandangan saat dia berkuda tersembunyi di bawah jubah..
“Ini seharusnya jalan menuju kota.”
Zelle dengan hati-hati mengamati jalannya.
Valhayle selalu melapor padanya setelah semuanya selesai sehingga matanya harus sibuk jika dia ingin tahu tentang situasi saat ini.
‘Kita baru saja melewati pusat wilayah Tengah …’
Dia tidak pernah meninggalkan ibu kota sebelumnya tetapi ketika dia mengelola bantuan untuk bencana topan, dia menghafal peta sehingga dia sangat mengetahui geografi wilayah ini.
Jalan lurus dan itu adalah ibu kota.
Roheneim pasti telah maju menuju wilayah yang ada di dalam wilayah Tengah.
“Ini berjalan sesuai rencana.”
Zelle mengangguk puas.
“Syukurlah tadi aku bersikeras.”
Duduk di belakang pria ini membuat Zelle lebih mudah untuk mempelajari lingkungan sekitar.
Mengurangi tekanan pada luka Valhayle sekaligus mempelajari informasi terbaru.
Menangkap dua burung dengan satu batu!
“Kerja bagus Zelleine.”
Zelle memuji dirinya sendiri karena dirinya sudah bersikeras.
*・゚:༻✦༺・゚:*
Pada saat sedang beristirahat sejenak.
Zelle duduk sendirian dan makan, benar-benar terpisah dari prajurit lainnya.
Dia sudah terbiasa makan sendirian jadi itu tidak menyedihkan, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengingat saat-saat dia makan dengan orang lain ketika dia masih seekor burung.
Zelle mengaduk-aduk piringnya dengan murung.
Sementara dia hidup dalam ketakutan akan hidupnya sepanjang waktu, Zelle memiliki keinginan.
Sebuah keinginan bahwa suatu hari pelarian ini akan berakhir.
Dia berpikir jika dia terus melarikan diri, dia akan dijual ke negeri asing demi hubungan damai antar negara atau menikahi orang lain selain yang dipilih Linbessy dan akhirnya melarikan diri dari istana.
Dan begitu aku meninggalkan istana…
“Aku ingin hidup di tengah masyarakat.”
Menyembunyikan statusku, hidup normal.
Dia sengaja menggunakan kata-kata kasar seperti pelayan istana untuk meniru kehidupan rakyat biasa. Dan imajinasi seperti ini membuatnya bahagia.
Berbeda dengan kenyataan.
Zelle memetik satu buah anggur dari tandan dan memakannya.
Jus anggur yang manis menjernihkan pikirannya.
Dia menatap bundel anggur kecil itu.
“Bagaimana mereka bisa mendapatkan ini?”
Ada banyak perkebunan buah di wilayah Tengah tetapi tidak akan mudah untuk menemukan anggur dalam keadaan seperti itu selama perang.
Bahkan jika bukan karena perang, Roymonde tidak menghasilkan anggur sebanyak itu.
Zelle tiba-tiba merasa seperti anggur itu adalah pemborosan dan meletakkannya.
Dia kemudian menggigit roti pipih itu.
Ada kacang kenari di dalamnya.
Ah, Enak sekali.
Zell memejamkan matanya.
Jika ada satu hal yang baik tentang menjadi manusia lagi adalah mendapatkan kembali indera perasanya.
Ketika dia masih seekor burung, dia tidak bisa merasakan apa pun selain daging.
Tapi sekarang dia adalah manusia, dia bisa merasakan rasa buah yang manis dan rasa gandum.
Zelle menunggu Valhayle kembali melapor.
Dan pria itu kembali lebih awal dari yang diharapkan.
Dia adalah pria yang tidak menyenangkan tetapi Zelle senang dengan kehadiran manusia lain.
“Pak.”
Dia memanggil sambil tersenyum.
Valhayle berdiri di depannya dengan ekspresi terkejut.
Zelle mengangkat anggur dan bertanya.
“Dimana kamu mendapatkan ini?”
“Dari wilayah Tengah.”
“Saya ragu akan ada cukup untuk seluruh tentara.”
Valhayle mengangguk setuju.
“Ya. Ketika kami memperoleh makanan terbatas, kami biasanya memberikannya kepada pasukan yang berkontribusi paling banyak atau sama sekali tidak mengambilnya.”
“Jika demikian, mengapa ini ada di piringku?”
“Saya pikir-“
Valhayle tiba-tiba mengubah kata-katanya.
“Apakah Anda mungkin tidak menyukai anggur?”
Dia bertanya dan mengingat kejadian kemarin.
Tadi malam, Tuan Luke mengunjunginya untuk melapor.
“Pak, Penguasa Kastil Brone mengirimi kita anggur daerah mereka dan sekeranjang kenari. Haruskah kita mengirim mereka kembali seperti biasa?”
Valhayle menjawab dengan mata masih tertuju pada dokumen.
“Tidak, simpan saja.”
“Apa?!”
Valhayle belum pernah menerima hadiah atau seserahan dari para bangsawan sebelumnya, jadi Pak Luke benar-benar terkejut.
Valhayle menjawab dengan datar.
“Mulai sekarang kita akan membawa semua makanan langka bersama kita. Untuk sang putri.”
Pak Luke menyipitkan matanya.
‘Kamu bahkan tidak memberi tahu kami tentang dia ….’
Valhayle mengabaikan pesan jelas yang diekspresikan bawahannya dan langsung memberi perintah pada Pak Luke.
“Dibubarkan.”
Tidak memberi tahu para komandan tentang sang putri dan menyajikan makanan yang akan dinikmati sang putri adalah dua hal yang tidak relevan.
Dia bisa mendengar Pak Luke menggerutu saat dia pergi. Hingga pada gumaman yang terdengar seperti ‘Saya suka kenari juga’.
Dan Valhayle, yang mengabaikan omelan Pak Luke dengan begitu saja, berpikir setelah ditanyai oleh sang putri.
‘Apakah Yang Mulia tidak menyukai ini?’
Valhayle membuat asumsi paling logis yang bisa dia pikirkan.
Di sisi lain, Zelle melambaikan tangannya pada pertanyaannya.
“Tidak, bukan karena aku tidak menyukainya.”
“Itu melegakan.”
“Bukankah ini artinya Anda sudah melakukan sesuatu yang tidak baik.”
“Tidak apa-apa.”
Valhayle meyakinkan.
“Saya hanya menerima tawaran anggur ini untuk Yang Mulia. Juga, kami memiliki distribusi buah-buahan yang cukup. ”
“Jadi maksudmu, Anda meyuruh pada tentara membawakan semua anggur ini untukku?”
Anggur di tangannya tiba-tiba terasa berat.
Dan para prajurit mendapatkan buah ini juga?
Dia akan menanyakan Valhayle, lalu teringat.
“Ah, apel.”
Zelle mengingat apel yang dia makan sebelumnya. Dan bagaimana Valhayle selalu memotongnya menjadi potongan-potongan kecil agar mudah dimakan oleh Zelle.
Ketika dia tertusuk panah, Valhayle memberi makan apel selama periode pemulihan. Padahal, saat itu dirinya sendiri tidak bisa mencicipi apel.
Pada saat yang sama, Zelle memikirkan luka di bahu yang disembunyikan di bawah jubah Valhayle.
‘Dari apa yang kudengar, anggur baik untuk pemulihan.’
“Tuan, saya punya sesuatu untuk dibicarakan dengan Anda. Maukah Anda duduk? ”
Valhayle menjaga jarak dari Zelle dan duduk.
“Ya?”
“Tentang anggur. Tidakkah menurut Anda Roymonde menghasilkan anggur yang jauh lebih sedikit?”
Menyadari ini bukan tentang perang, sikap Valhayle sedikit mengendur.
“Kudengar bertani anggur di sini di Roymonde cukup sulit.”
“Tapi saya pikir akan baik untuk menyediakan buah ini kepada tentara setelah tingkat produksi cukup stabil. Keringkan anggur dan itu akan menjadi camilan yang sempurna untuk mengembalikan energi.”
Kismis langka karena anggur itu sendiri langka tetapi Zelle sering melihatnya di makanan kerajaan.
Mereka dikeringkan sehingga mudah untuk diawetkan dan disimpan.
Valhayle mengangguk.
“Memang.”
Zelle tersenyum.
“Sayang sekali menyia-nyiakan kelimpahan wilayah Tengah di bawah sinar matahari, jadi sarankan untuk menanam anggur di tanah kerajaan nanti. Mereka akan mendengarkan jika itu adalah saran dari Anda.”
“….”
Valhayle memandang sang putri dengan aneh. Mungkin bertanya-tanya mengapa beliau akan mengatakan hal seperti itu ketika dia sendiri adalah seorang bangsawan.
Zelle berpikir sendiri dengan cemberut.
‘Yah, kamu tidak tahu kehidupan yang aku jalani.’
Jika Linbessy masih hidup untuk menjadi permaisuri, Zelle akan segera disingkirkan.
Jadi mungkin sekarang adalah satu-satunya kesempatan yang aku miliki.
Kesempatan untuk mengungkapkan rasa terima kasihku kepada orang yang menyelamatkan dan merawatku beberapa kali dan mempertaruhkan nyawanya untuk mengambil tubuh manusiaku.
Bahkan jika ini yang paling bisa aku lakukan …
Zelle menyerahkan seikat anggur ke Valhayle.
“Ini, aku memberimu ini.”
“…?”
Valhayle mengerutkan alisnya.
“Anggur bagus untuk luka.”
Zelle merasa wajahnya memanas saat dia berbicara.
“Ayo, ambil.”
Dia setengah memaksa anggur ke tangan Valhayle.
“Aku memang suka anggur tapi aku lebih suka apel.”
Zelle nyengir karena dia ingat apel yang dia makan saat dia masih seekor burung.
Dia juga menikmati kenyataan bahwa Valhayle tidak akan pernah mengerti lelucon ini.
“Dan aku ingin melihat Anda memakannya di sini.”
“….”
Valhayle menatap buah anggur dengan canggung.
Tepat sebelum dia bisa membuka bibirnya, Zelle membuat wajah yang dia buat pagi ini.
Wajah yang seolah berkata, ‘Ini perintah’.
Valhayle menghela nafas.
“…Baik. Lagipula kita akan segera berangkat.”
Zelle menyaksikan Valhayle melahap seluruh anggur itu.
“Saya selalu penasaran, Pak. Elang pembawa pesan kan tidak langka jadi bagaimana Anda membedakan yang liar dan yang milik tentara? ”
“Burung utusan memiliki tanda.”
Zella mengangguk.
‘Tidak heran.’
Ketika dia ditangkap oleh Valhayle ketika pertama kali dia berubah menjadi seekor burung, pri aini menjungkirbalikkan tubuh burung Zelle dan memeriksa bahwa dia adalah burung pembawa pesan Roheneim.
“Tanda apa itu?”
“Kami mewarnai bagian burung yang tidak bisa dijangkau dengan pewarna biru. Jenis yang tidak akan bisa di hilangkan.”
“Aaah….”
Biru melambangkan wilayah Tengah dan militer Roheneim. Sepertinya mereka membedakan burung utusan militer lain dengan yang liar dengan pewarna.
Dan karena Zelle adalah burung pembawa pesan Roheneim…
‘Aku pasti punya tanda itu juga.’
Saat Zelle tenggelam dalam pikirannya, Valhayle mengeluarkan sesuatu dan menyerahkannya padanya.
“Ini sedikit terlambat tapi saya ingin mengembalikan ini pada Anda”
“…?”
Zelle menatap benda di tangannya.
‘……!’
“Ini adalah….”
Valhayle mengangguk singkat.
“Granoir mengirimkannya kepada kami, mengatakan itu adalah salah satu barang milik Anda.”