Chairman Husband, Too Boorish (English - Indonesian Translation) - Chapter 74
- Home
- Chairman Husband, Too Boorish (English - Indonesian Translation)
- Chapter 74 - Siapakah Pria dari Dua Bulan yang Lalu?
Chapter 74 : Siapakah Pria dari Dua Bulan yang Lalu?
Menghadapi ketajaman Liang Jing Shan, Yan Liang hanya tersenyum sedikit. “Nona Liang, karena kau mengatakannya dengan begitu tegas. Mengapa kau mendatangiku? Faktanya, seperti yang kau katakan, tunanganmu betul-betul mendedikasikan dirinya padamu. Oleh karena itu, bukankah lebih baik bagi semua orang untuk melupakan tentang masa lalu? Mengapa memasukkan masalah ke dalam hati1? Tidak masalah bagiku apakah aku akan bekerja bersama atau tidak.”
Liang Jing Shan menatap Yang Lian yang ada di seberangnya. Menghadapi provokasinya, Yan Liang tampaknya stabil dan baik. Tidak ada rasa malu pada Yan Liang ataupun tampang kesepian yang diharapkan Liang Jing Shan untuk dilihatnya. Ia tersenyum dari sudut bibirnya dari awal hingga akhir. Entah mengapa, Liang Jing Shan merasa patah semangat, tetapi tanpa ragu, ia tidak akan menyerah.
Untuk alasan apa, ia bisa tersenyum segampang itu?
Sudah jelas, orang yang kalah adalah dirinya. Bagaimana bisa ia masih berlagak memasang gaya setinggi itu di depannya?
Liang Jing Shan mengulurkan tangannya dan mengelus rambutnya. Ia berujar dengan tegas, “Yan Liang, aku tahu kalau kau merasa yakin. Aku juga mengetahui kalau bahwa, meski jika aku mengatakan ini padamu, kau tidak akan mau pergi. Namun, aku di sini hari ini. Kau harus meninggalkan EC. Aku tahu kakakku sangat protektif padamu, tetapi itu percuma. Posisimu tidak akan jadi milikmu. Meski jika kau mengikuti kakakku dengan tidak tahu malunya sekarang. Seseorang akan menggantikanmu dalam waktu singkat. Apa kau mengerti? Saat itu, itu hanya akan jadi lebih memalukan. Lebih baik untuk mengundurkan diri sekarang.”
Hati Yan Liang sedikit berguncang. Wajahnya masih seperti biasanya, dan suaranya juga tenang, “Begitukah? Kalau begitu, mari kita bicarakan tentang itu. Jika aku membuat kesalahan dalam pekerjaanku, Presdir Liang akan memecatku. Aku tidak akan mengeluh.”
“Bai Yan Liang, kenapa kau tidak mau dengar?” Liang Jing Shan memandanginya seolah ia tidak bisa memercikkan minyak dan garam. Api di dalam hatinya semakin membara. Ia menatap dua belah bibir Yan Liang yang berbentuk tipis sempurna. Matanya tampak seperti bintang-bintang yang dingin. “Kau pikir, seseorang seperti dirimu bisa berdiri berdampingan dengan kakakku? Berhenti bermimpi! Dengan identitas dan tubuh kotormu, jangankan kakakku. Bahkan Zhi Yuan, yang pernah bersamamu sebelumnya, mungkin tidak akan melihatmu lagi!”
Yan Liang mendadak mendongakkan kepalanya. Matanya yang acuh tak acuh itu tiba-tiba saja menjadi sedikit tajam, “Apa yang kau bilang? Hei.”
“Aku bilang kau tidak bersih …” Liang Jing Shan mendadak memegangi mulutnya. Itu karena akhirnya ia menyadari apa yang sedang dibicarakannya. Dikarenakan amarah juga mulutnya yang keceplosan. Wajahnya berbinar acuh tak acuh.
Tentu saja, ia cepat-cepat menurunkan matanya dan memulai topik itu dengan rasa bersalah, “… Kau, tidak mendengarnya dengan jelas? Pokoknya, dengan identitasmu, kau tidak akan bisa terbang ke dahan yang lebih tinggi dan menjadi seekor burung phoenix. Aku tahu kalau kau tidak percaya. Aku bilang, aku akan memberikanmu uang untuk kompensasimu …”
“Bukan itu yang ingin kudengar.”
Liang Jing Shan mengatakannya beberapa waktu yang lalu. Yan Liang mendengarnya dengan sangat jelas!
Ia bilang kalau tubuhnya kotor!
Tubuh yang kotor!
Bagaimana mungkin Yang Liang melupakannya? Sebelum hubungan mereka benar-benar hancur, Liang Jing Shan juga bertanya padanya, apa hubungannya dengan Ning Zhi Yuan. Waktu itu, Yan Liang menganggapnya sebagai teman terbaiknya. Oleh sebab itu, ia menceritakan semuanya pada Liang Jing Shan.
“Zhi Yuan dan aku punya hubungan seperti, berpegangan tangan dan makan bersama. Kami berciuman, tetapi kami belum sampai di tahap terakhir.” Ketika ia mengucapkan kata-kata ini, sepertinya Liang Jing Shan tampak tidak setuju. Namun, Yan Liang berujar penuh percaya diri: “Zhi Yuan bukanlah pria semacam itu. Aku ingin menyimpan yang terbaik hingga malam pertama pernikahan. Meskipun aku tidak begitu bengah, aku pikir ini adalah hadiah pernikahan terbaik untuk calon suamiku.”
***
Mana mungkin Yan Liang melupakannya?
Itu baru beberapa bulan yang lalu … Yan Liang mengatakannya pada Liang Jing Shan dengan jelas.
Dengan kata lain, Liang Jing Shan tahu dengan sangat jelas bahwa dirinya, Bai Yan Liang, adalah seorang … perawan.
Namun, apa yang baru saja dikatakannya. Liang Jing Shan bilang ‘tubuh kotormu’ …
Apa yang membuatnya mengucapkan kalimat ini dengan penuh keyakinan? Tentu saja, Liang Jing Shan pasti mengetahui sesuatu. Itu adalah karena, dua bulan yang lalu, Yan Liang memang telah kehilangan saat pertamanya yang sudah dijaganya dengan hati-hati.
Tetapi, bagaimana bisa Liang Jing Shan mengetahui itu?
“Apa yang akan kau dengar bukanlah ini. Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan!” Liang Jing Shan tahu kalau Yan Liang tidaklah bodoh. Ditambah lagi, apa yang dikatakannya bocor dari lidah longgarnya sendiri. Kalau ini terus berlanjut, ia takut Yan Liang akan mengetahui sesuatu. Ia cepat-cepat berdiri dan berkata dengan tenang: “Aku hanya akan mengatakannya sampai sini. Pikirkan saja sendiri. Aku sarankan agar kau tetap mendengarkanku. Yang terbaik adalah kau meninggalkan EC dengan patuh—ah. Apa yang kau lakukan?”
Sebelum ia dapat selesai bicara, Yan Liang berdiri tergesa dan meraih pergelangan tangannya.
Ketenangan menghilang dari wajahnya. Mata Yan Liang tajam, dan nada bicaranya memaksa, “Liang Jing Shan, apa yang baru saja kau katakan, aku ingin kau mengulanginya lagi! Jangan berpura-pura bodoh. Kau tahu itu, kan?”
“… Kau, kau, lepaskan! Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan. Apa yang kau tahu? Aku tidak tahu apa-apa!” Liang Jing Shan menolak mengakuinya sewaktu ia meronta, “Bai Yan Liang, apa yang kau lakukan? Lepaskan. Kau tidak dengar aku? Kalau tidak, aku akan memanggil seseorang. Aku akan mengatakan kalau kau akan memukulku saat seseorang masuk kemari! Aku rasa kau tidak akan bisa mengatasinya dan tinggal di sini lebih lama!”
Tanpa sadar, ia menjulurkan perut bagian bawahnya, “Aku adalah wanita hamil. Kau, cepat lepaskan aku!”
Yan Liang menulikan telinganya, “Liang Jing Shan, jangan sembunyikan tentang pria itu. Apa yang terjadi dua bulan yang lalu ada hubungannya denganmu?”
“… A-apa? Apa yang sedang kau bicarakan?” Pelipis Liang Jing Shan berdenyut dan punya firasat buruk.
Ia tahu kalau otak Bai Yan Liang berputar dengan cepat dan cerdas, tetapi ia tidak menduga kalau pikirannya akan sejernih itu kali ini. Ia hanya salah bicara, dan Yan Liang akan menghubungkannya dengan masalah dari dua bulan yang lalu …
“Liang Jing Shan! Aku selalu menganggapmu sebagai sahabat terbaikku. Biarpun kau merebut pacarku dariku, aku benar-benar membencinya, tetapi aku tidak pernah berpikir untuk merampokmu. Jangan bilang padaku kalau hal semacam ini tidaklah cukup? Jika kau sungguh mengetahui sesuatu tentang apa yang terjadi padaku dua bulan yang lalu, aku harap kau bisa memberitahukannya padaku!”
Kalimat terakhirnya nyaris seperti permohononan.
Tentu saja, Yan Liang ingin mengetahui siapa pria dari dua bulan yang lalu. Ia tidak punya petunjuk sama sekali sekarang. Ia masih hamil. Ia tidak tahu siapakah ayah dari anak ini. Selama dua bulan terakhir ini, ia berada dalam terlalu banyak tekanan. Jika bukan karena perkerjaan yang membuatnya sementara melupakan tentang bayi di dalam perutnya, Yan Liang tidak akan tahu apa yang akan dilakukannya sekarang.
Tetapi, ia mendadak sepertinya punya harapan, Liang Jing Shan … ia mungkin tahu siapa pria itu. Mana mungkin Yan Liang melepaskannya?
“Liang Jing Shan, beritahu aku. Siapa orang itu?”
Yan Liang tidak memikirkan tentang sisi terburuknya kali ini. Ia merasa bahwa, paling-paling itu adalah hal yang dilihat Liang Jing Shan. Ia tidak pernah berpikir bahwa, faktanya, semuanya yang terjadi malam itu direncanakan oleh Liang Jing Shan.
“Orang macam apa orang ini? Bai Yan Liang, ada apa dengan kegilaan ini? Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan. Kau, cepatlah lepaskan aku! Kau tidak dengar aku?” Liang Jing Shan merasa bersalah seperti seorang maling. Ia tidak akan mengakui apa-apa.
Yan Liang terus menarik pergelangan tangannya dengan erat dan menolak untuk melepaskannya. Liang Jing Shan merasa gelisah dan meronta dengan keras. Alhasil, ia terlalu kuat. Tanpa sengaja Liang Jing Shan menyentuh sudut meja di sebelahnya. Yan Liang meliihat ke arah tubuhnya yang sudah hampir menumburnya. Ia dengan cepat mengendurkan tangannya, tetapi tidak ingin melepaskannya juga di waktu yang bersamaan, yang mana membuat Liang Jing Shan sepenuhnya kehilangan keseimbangannya. Seluruh orang itu pun melihat ke belakang–
“Ah … Tidak …!
Liang Jing Shan menjerit. Raut muka Yan Liang berubah. Saat ini, ia tidak peduli tentang apapun. Ia hanya ingin maju ke depan dan memeganginya, tetapi hanya sempat untuk mempertahankannya tetap di sudut. Namun, Yan Liang juga tidak selamat. Ia membuat pergelangan kakinya keseleo, dan salah satu tangannya mengenai kursi kecil itu dengan kuat. Kulit di bagian punggung tangannya koyak dan berdarah. Ia tercekat kesakitan.
“Apa yang terjadi?!”
Tiba-tiba saja, suara pria lainnya datang dari pintu. Ternyata itu adalah Yu Jing Wei, si direktur dari departemen desain yang kebetulan melewati ruang tamu. Ia mendengar ada pergerakan kecil dari dalam ruangan. Ia membuka pintunya dan melihat kedua wanita itu terjatuh ke lantai. Liang Jing Shan sepertinya memegangi perut bawahnya dengan ekspresi yang kesakitan.
Yu Jing Wei menjatuhkan bahan-bahan di tangannya dan tergesa-gesa berlari menghampiri, “Nona Liang. Kau baik-baik saja, Nona Liang? Nona Liang …”
“Ia … ia mendorongku …” Liang Jing Shan memegangi perutnya dengan satu tangan sembari mengacungkan jarinya ke hidung Yan Liang. Wajahnya agak pucat, “Cepat. Cepatlah dan antarkan aku … ke rumah sakit … aku punya bayi … Anakku harus baik-baik saja …”
Wajah Yu Jing Wei sangat tidak sedap dipandang. Ia menatap Yan Liang dengan mata yang mempertanyakan, “Apa yang terjadi?”
Hati Yan Liang terasa pahit untuk sesaat. Sepertinya, ia tidak mendorong Liang Jing Shan terlalu kuat, kan?
Faktanya, ia hanya tidak mengira kalau akan jadi begini. Yan Liang juga ceroboh …
Namun, jika Liang Jing Shan tidak memanfaatkan ini untuk memukul Yan Liang dengan telak dalam situasi ini, maka itu akan membiarkan IQ Liang Jing Shan menurun.
Yan Liang mengatupkan bibirnya. Ia menyembunyikan tangannya yang terluka di balik punggungnya dan menundukkan matanya. “Direktur Yu, lebih baik kau mengantarkan Nona Liang ke rumah sakit dulu.”
Pada akhirnya, Yu Jing Wei hanyalah seorang direktur. Hal semacam ini, yang mana ia capai, sudah termasuk sebagai ‘jasa yang besar’. Sudah pasti, ia tidak akan menyia-nyiakan terlalu banyak waktu untuk membicarakan tentang itu saat ini. Sekarang ini, ia menggendong Liang Jing Shan dari lantai dan berkata dengan cara yang sangat sopan: “Nona Liang, jangan tersinggung. Sekarang, tidak baik untuk bergerak sembarangan. Aku akan segera menggendongmu dan membawamu ke rumah sakit.”
Namun, Liang Jing Shan, menarik kerah Yu Jing Wei, dan berkata, “… Telepon seseorang. Beritahukan kakakku …”
“Nona Liang, tolong tenang saja. Aku akan mengabari Presdir Liang. Aku akan membawamu ke rumah sakit lebih dulu.”
Jantung Yan Liang tenggelam ke dasar dalam sekejap.
Ia mengetahui apa tujuan Liang Jing Shan. Ia mau menyingkirkannya, sendiri. Ini adalah kesempatan yang sempurna. Di saat itu Liang Jing Shan hanya perlu menitikkan beberapa tetes air mata di depan Liang Xi Cheng. Terlebih lagi, sedikit lebih serius lagi, Yan Liang mungkin dituduh dengan ‘percobaan pembunuhan’.
Ia mengigit bibirnya dan memperhatikan Yu Jing Wei menggendong Liang Jing Shan keluar dari ruang tamu. Setelah memikirkan tentang itu, Yan Liang mengambil langkah yang berat dan mengikuti mereka.
Tak peduli apa pun, Yan Liang tidak bisa kabur. Ia tidak tahu apakah akan ada masalah nyata dengan Liang Jing Shan. Setidaknya, ia akan mengikutinya ke rumah sakit untuk menentukan situasi spesifiknya.
Hanya saja, kakinya … sakit sekali. Sepertinya Yan Liang tidak bisa berjalan.
Yan Liang menahan rasa sakit yang berasal dari pergelangan kakinya dan menapakkannya dengan paksa. Kemudian, ia berjalan menuju ke lift selangkah demi selangkah.
Kaki kiri Yan Liang yang keseleo. Ia hanya memerlukan kaki kanannya untuk menginjak pedal gas. Itulah alasan kenapa ia masih bisa mengendarai sebuah mobil.
Ketika ia memarkirkan mobilnya, ia melihat kalau mobil Liang Xi Cheng juga kebetulan terparkir di depan rumah sakit.
Pria itu mengendarai mobilnya sendiri, dan dengan hormat dibantu untuk membukakan pintunya. Pria luar biasa itu membungkuk dan keluar dari kursi belakang. Kemudian, ia melangkah menuju ke gerbang rumah sakit.
Yan Liang sengaja menunggu hingga Liang Xi Cheng masuk ke pintu masuk rumah sakit sewaktu ia keluar dari mobil.
Pergelangan kakinya masih sakit sekali, tetapi berjalan pelan-pelan bukanlah masalah.
Ia menanyakan tentang lokasi Liang Jing Shan di meja depan informasi. Perawatnya hanya memberitahunya bahwa pasien itu masih berada di ruang darurat. Yan Liang merenung sejenak. Biar begitu, ia menguatkan dirinya sendiri dan pergi ke lift.
Ruang darurat untuk Departemen Kebidanan dan Ginekologi berada di lantai lima. Yan Liang keluar dari lift dan melihat pintu ruang daruratnya terbuka. Kemudian, ia melihat Liang Jing Shan berbaring di atas ranjang yang telah didorong keluar.
Tanpa sadar, Yan Liang berhenti dan bersandar sedikit di sudut tembok. Dikarenakan jaraknya yang tidak begitu jauh, ia mendengar dengan jelas percakapan di antara Liang Xi Cheng dan dokter tersebut.
“Dokter, bagaimana keadaan adikku?”
Suara Liang Xi Cheng terdengar sedikit gelisah. Yan Liang tahu bahwa, ketika ia kuliah dulu, Liang Jing Shan akan mengatakan bahwa kakak lelakinya sangat baik padanya saat kakaknya tidak sedang bersikap tegas. Selama Liang Jing Shan tidak menginjak garis batas bawahnya, Liang Xi Cheng akan memanjakannya.
Perasaan hati Yan Liang jadi kian tidak tenang …
Kalau begitu, akankah Liang Xi Cheng menyalahkannya?
Tidak. Menyalahkannya untuk apa? Mungkin Liang Xi Cheng juga merasa ia seperti seorang wanita yang jahat karena ia tidak tahan pada Liang Jing Shan sebelumnya dan mendorongnya …
“Presdir Liang, tenang saja. Nona Liang tidak memiliki masalah apapun. Ia mengalami gejala ringan dari keguguran. Namun, baik ibu dan anaknya baik-baik saja selama ia beristirahat dan dirawat selama beberapa hari.”
Kata-kata si dokter membuat Yan Liang merasa agak rileks.
Beruntungnya, Liang Jing Shan tidak apa-apa.
Dengan begini, kejahatan ‘jahat yang diluar pengampunan’-nya pun berkurang satu. Kalau bayi Liang Jing Shan keguguran karena kesalahannya. Yan Liang yakin ia akan merasakan denyutan rasa bersalah.
“Yan Liang, untuk apa kau berdiri di sini?”
Ning Zhi Yuan baru saja menerima telepon. Kemudian, ia buru-buru ke rumah sakit. Siapa yang tahu kalau segera setelah ia keluar dari lift, ia melihat Yan Liang yang diam-diam bersandar di tembok. Ia tidak tahu apa yang sedang dilihat Yan Liang. Ia maju ke depan dan menepuk pundak Yan Liang. Ia melihat kalau Liang Jing Shan dan Liang Xi Cheng berada tak jauh dari sana.
Dan suara yang dibuatnya jelas-jelas terdengar dari duo Liang bersaudara yang berada tak begitu jauh.
Liang Jing Shan tidak dalam keadaan koma. Benaknya sangat jernih. Ketika ia mendadak mendengar suara Ning Zhi Yuan, ia sedikit mengangkat kepalanya dari ranjang dengan sikunya. Ia memanggilnya dengan lemah, “Zhi Yuan …”
Ning Zhi Yuan masih sedikit malu untuk berdiri di hadapan Yan Liang. Namun, dalam situasi ini, ia pasti, tentunya, berlari ke arah Liang Jing Shan.
Tepat saat Liang Jing Shan melihat Yan Liang berdiri di sana, wajahnya mendadak berubah pucat. Ia menarik sisi samping Liang Xi Cheng dan berkata, “Kakak, itu Yan Liang … Apakah Direktur Yu memberitahukan padamu?”
“Yan Liang, ia … ia mendorongku dengan tangannya sendiri. Jika bukan karena Direktur Yu yang kebetulan lewat di ruang pertemuan, aku mungkin sudah …”
Bulu mata panjang Yan Liang bergetar. Kalimat ‘aku tidak mendorongmu’ sepertinya tersangkut di tenggorokannya. Ketika ia mendongakkan kepalanya, ia melihat tatapan yang dilemparkan Liang Xi Cheng padanya–
Semua suara sepertinya mendadak tercekat dalam tenggorokan Yan Liang. Ia menatap pria yang berdiri menjulang itu, tampak kaget.
Untuk pertama kalinya, Yan Liang tidak ingin menghindari matanya yang dalam dan kebingungan itu.
Untuk pertama kalinya, Yan Liang menantikan untuk melihat beberapa emosi yang datang dari dasar matanya. Saat itu …
Pojokan Raindrop :
Kita sudah menyusul penerjemah Inggrisnya, jadi mari sama-sama nungguin yang sabar ya :”)