Chairman Husband, Too Boorish (English - Indonesian Translation) - Chapter 75 (1)
- Home
- Chairman Husband, Too Boorish (English - Indonesian Translation)
- Chapter 75 (1) - Sekretaris Bai, Aku Juga Ingin Mengetahui, Siapa Pria Dua Bulan yang Lalu
Chapter 75 (1) : Sekretaris Bai, Aku Juga Ingin Mengetahui, Siapa Pria Dua Bulan yang Lalu
Akankah Liang Xi Cheng mempercayainya?
Atau, apakah ia akan mempercayai Liang Jing Shan?
Liang Jing Shan adalah adik perempuannya. Mereka keluarga dan ia hanyalah sekretarisnya. Sepertinya … kemungkinan besar Liang Xi Cheng tidak akan mempercayainya, kan?
“Kakak, Zhi Yuan …”
Liang Jing Shan melihat kedua pria yang berdiri di sebelahnya. Namun, tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun saat ini.
Liang Xi Cheng hanya menatap lurus pada Yan Liang dengan mata yang tidak bisa ditebak. Itu membuat orang tidak mengetahui apa yang sedang dipikirkannya. Liang Jing Shan jadi resah dan bangkit.
Ia meraih lengan Liang Xi Cheng dan menggoyangkannya perlahan, “Kakak … Walaupun aku tidak bekerja di perusahaanmu. Kadang-kadang aku ingin bertemu denganmu … Yan Liang, dia … sekarang ia menganggapku seperti duri di sisinya. Mana mungkin aku berani mencarimu lagi di masa yang akan datang?”
“Jing Shan, jangan katakan itu.”
Ning Zhi Yuan membela Yan Liang. Ia menarik Liang Jing Shan.
“Bukankah kau baik-baik saja? Menurutku, Yan Liang ceroboh beberapa saat yang lalu …”
“Aku baik-baik saja?!”
Faktanya, Liang Jing Shan merasa emosional. Ia mengigit bibirnya dan pinggiran matanya berubah memerah seketika. Ia menatap seolah ia benar-benar sudah dirugikan.
“Kau lihat aku sekarang, terbaring di ranjang rumah sakit. Menurutmu, aku baik-baik saja? Kau tidak tahu betapa takutnya aku barusan ini! Aku takut kalau bayi kita akan … Zhi Yuan, aku tahu kau ingin membela Yan Liang, tetapi saat ini, ia benar-benar mengincarku …, aku …”
“Baiklah, ayo pergi ke bangsal untuk istirahat dulu.”
Liang Xi Cheng, yang tetap diam, tiba-tiba memotong ucapan Liang Jing Shan.
Nada bicaranya enteng tetapi ada aura menekan yang tidak bisa dipertanyakan.
Apa yang ingin dikatakan Liang Jing Shan pun tersangkut di tenggorokannya.
Ia mengangkat pandangannya untuk menatap Liang Xi Cheng, yang sedang berdiri di sebelahnya. Hatinya merasa dingin—
Sekarang ini, bahkan kakak ingin membela Yan Liang? Apa bagusnya dia? Tetapi, ia hanyalah sekretaris kakak selama dua bulan. Bagaimana bisa cara kakak memandangnya berbeda sekarang?
“Kakak …”
“Jing Shan, kau perlu istirahat sekarang. Bersikap patuhlah.”
Seluruh tenaga Liang Jing Shan pun terkuras habis dalam hitungan detik. Ia bisa melihat kalau nada bicara Liang Xi Cheng dapat dianggap lembut, tetapi alisnya sudah ternoda dengan ketidaksabaran. Ia mengerutkan bibirnya dan akhirnya, ia menelan kembali apa yang ingin dikatakannya.
“Zhi Yuan, bawa aku ke bangsal untuk istirahat.”
Ning Zhi Yuan juga dilema. Ia mengira kalau kata-kata Liang Jing Shan akan membuat Liang Xi Cheng beranggapan buruk kepada Yan Liang. Oleh sebab itu, ia ingin mencegahnya.
Tetapi sekarang, sepertinya ia yang khawatir terlalu berlebihan.
Ia menatap lurus ke sisi samping Liang Xi Cheng. Mata dalam pria itu selalu tertuju pada Yan Liang. Ning Zhi Yuan merasa hatinya tenggelam. Rasanya seolah ada sesuatu yang jatuh dan menghancurkan hatinya.
Menilai dari matanya sendiri sebagai seorang pria, cara mata Liang Xi Cheng memandang Yan Liang saat ini—itu bukan sekadar tatapan seorang atasan terhadap bawahannya.
Sebaliknya … itu adalah mata seorang pria kepada seorang wanita!
“Zhi Yuan! Aku sedang berbicara padamu. Apa kau mendengarku?”
Liang Jing Shan hampir dibuat gila. Apa yang terjadi sekarang?
Semula, ia kira kalau kakak lelakinya, setidaknya akan menegakkan keadilan untuknya. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa. Tunangannya sendiri sedang menatap intens pada mantan pacarnya. Ia hanya merasa kalau dadanya sesak untuk sesaat. Tatapan Liang Jing Shan kepada Yan Liang menjadi lebih jahat—
Bai Yan Liang, selama kau masih ada, tidak akan pernah ada cahaya dalam kehidupan Liang Jing Shan!
Dasar jalang!
“Kakak Liang, aku akan mendorong Jing Shan ke bangsal dulu.”
Ning Zhi Yuan dan Liang Jing Shan sudah mempersiapkan untuk pernikahan. Sekarang ini, caranya memanggil Liang Xi Cheng juga harus menjadi seperti seorang kakak lelaki yang terhormat.
Liang Xi Cheng mengangguk enteng, “Jaga Jing Shan baik-baik.”
Setelah terdiam, ia melihat ke arah Liang Jing Shan.
“Aku akan melihatmu nanti.”
***
Di taman rumah sakit.
Mataharinya terbenam dengan tepat. Kecemerlangan emas tumpang tindih dengan celah-celah dedaunan di pohon dan mendarat dengan halusnya di area di antara mata dan alis pria itu, membuat matanya yang sejak awal sangat bagus, menjadi jauh lebih mempesona.
Yan Liang menarik napas dalam-dalam, merenungi tentang situasinya. Kemudian, ia memutuskan untuk memulai duluan dan memecah situasi yang canggung ini.
“Presdir Liang, sebenarnya, aku … sebenarnya, aku ingin meminta maaf atas masalah dengan Nona Liang. Akan tetapi, aku …”
Pada akhirnya, apa yang ingin dikatakannya?
Yan Liang merasa panas di bawah kerah bajunya. Ia memilin kesepuluh jari-jari putihnya yang ramping. Matanya tidak berani melihat ke atas ke wajah Liang Xi Cheng.
Liang Xi Cheng memandangi gadis gugup di depannya.
Posturnya agak aneh. Faktanya, Liang Xi Cheng menyadarinya ketika ia meminta Yan Liang agar mengikutinya keluar. Yan Liang tampak berjalan sangat lambat. Terlebih lagi, warna wajahnya buruk. Bahkan ada keringat yang meresap di keningnya, membuat poninya tampak agak basah. Ada pula luka goresan di punggung tangannya.
“Direktur Yu sudah memberitahukan padaku tentang masalah ini.”
Pandangan Liang Xi Cheng terhenti pada kulit memerah di punggung tangan Yan Liang.
Tanpa disadari, suaranya terdengar dingin, “Sekretaris Bai, sepertinya aku menemukan bahwa dirimu, di sisi lain, memiliki karakteristik yang lain, yang mana dikenal sebagai pemberani.”
Yan Liang merasa kalau ia bukanlah orang semacam itu, yang sangat lambat dalam merespon. Sebaliknya, pikirannya masih cukup gesit. Penampilannya di sekolah sangat bagus. Setelah ia masuk dalam lingkungan masyarakat, penampilannya sangat baik. Selama ia bertekad, ia selalu cakap dan kompeten.
Tetapi kenapa ketika ia berhadapan dengan Liang Xi Cheng, ia merasa kalau IQ-nya sering menurun?
Sebagai contohnya, apa yang Liang Xi Cheng pikirkan saat ini, Yan Liang masih belum memahaminya untuk waktu yang sangat lama—
“… Presdir Liang, apa maksudmu? Aku tidak begitu paham.”
Liang Xi Cheng memandangi wajah kebingungan Yan Liang. Matanya yang berkaca-kaca tampak agak manis.
Liang Xi Cheng menghela napas hampir tak terdengar. Kemudian, ia mengulurkan tangan untuk meraih pergelangan tangan Yan Liang dan memeganginya tinggi-tinggi di hadapannya.
“Kau terluka, kenapa kau tidak mengatakannya?”
Ternyata, ini …
Tanpa sadar, Yan Liang meronta melepaskan tangannya. Yan Liang menyembunyikannya di balik punggungnya dan buru-buru menggelengkan kepalanya.
“Itu hanya luka kecil. Aku tidak sengaja menabrak sesuatu.”
“Oh, begitukah?”
Liang Xi Cheng menyipitkan matanya, tatapannya perlahan jatuh pada pergelangan kakinya. Sudah jelas, ia melihat kalau Yan Liang menumpukan seluruh tubuhnya di kaki kanannya.
“Kalau begitu, bagaimana dengan kakimu? Apa itu juga adalah luka kecil?”
Kaki?
Benak Yan Liang kacau. Ia baru saja menyadari betapa buruk baginya, untuk menyembunyikannya.
Sebenarnya, kakinya benar-benar sakit. Ia tidak mau mengatakannya karena ia tidak ingin Liang Xi Cheng berpikir kalau ia mencari rasa simpati saat ini.
Yan Liang mengikutinya kemari dan mengira kalau Liang Xi Cheng akan menanyainya secara pribadi. Ia hanya sedang memikirkan tentang bagaimana ia akan menjelaskan apa yang terjadi di antara dirinya dan Liang Jing Shan di ruang tamu sebelumnya. Apakah Liang Xi Cheng akan mempercayainya atau tidak?
Sebagai hasilnya, setelah berdiri sekian lama, Liang Xi Cheng tidak membuka mulutnya. Tetapi, ia membuka mulutnya untuk membicarakan hal-hal yang tidak penting ini.
Yan Liang berdeham ringan. Secara naluriah, ia memindahkan pergelangan kakinya yang terluka ke belakang.
Ia menahan rasa sakitnya dan menggelengkan kepalanya perlahan, “Ini … bukan masalah besar.”
“Kalau begitu, aku ingin kau berlari mengelilingi taman rumah sakit ini sebanyak sepuluh kali sekarang. Bagaimana menurutmu?”
“Eh?”
Yan Liang terperangah. Ia memandangi wajah serius Liang Xi Cheng. Pria itu tidak akan melakukan itu, kan?
“Presdir Liang, aku …”
“Menurut pendapatku, kau tidak terlihat seperti orang yang suka menderita dalam diam.”
Liang Xi Cheng melihat sifat mengelak Yan Liang. Hatinya merasa tidak nyaman. Kedua alisnya yang panjang dan indah pun terpilin lagi.
“Sekretaris Bai, kau bisa menangani wanita-wanita penggosip yang berbicara di belakang punggungmu di kantor sebelumnya. Sekarang, kau tidak bisa bilang apa-apa? Kalau kau memiliki hati nurani yang bersih, kau tidak perlu terlalu menghindar.”
Yan Liang terkejut. Ia praktis merasa yakin kali ini.
Ia mengangkat lehernya dan memandangi Liang Xi Cheng tak percaya, “Presdir Liang, kau … maksudmu, kau percaya padaku?”
Pojokan Raindrop:
Akhirnya ada update juga, huhu, makasih banyak Awe~~ *menantikan part selanjutnya*