Chairman Husband, Too Boorish (English - Indonesian Translation) - Chapter 75 (2)
- Home
- Chairman Husband, Too Boorish (English - Indonesian Translation)
- Chapter 75 (2) - Sekretaris Bai, Aku Juga Ingin Mengetahui, Siapa Pria Dua Bulan yang Lalu
Chapter 75 (2) : Sekretaris Bai, Aku Juga Ingin Mengetahui, Siapa Pria Dua Bulan yang Lalu
Liang Xi Cheng menatapnya yang berdiri dengan terhuyung-huyung sekarang, wajah mungilnya kemungkinan sedikit pucat karena rasa sakit di pergelangan kakinya, ia diam-diam menghela napas dalam hatinya, dan ia tidak berniat untuk bicara omong kosong lagi padanya, tetapi membuat gerakan yang mencengangkan—
Ia langsung membungkuk, dan membopong Yan Liang secara horizontal.
Pelukan ala putri.
Pelukan ala putri yang dirumorkan adalah bopongan yang paling bisa memenangkan hati para wanita cantik, terutama ketika dipeluk oleh pria sehebat dan setampan ini, yang nyaris menyilaukan ….
Yan Liang hanya merasa sekujur tubuhnya menegang, dan segera wajahnya memerah, dan pangkal telinganya memanas. Pada akhirnya, seluruh tubuhnya terasa panas membara, ia kesulitan bernapas, ia tidak tahu dimana harus meletakkan tangannya, ia hanya menatap kosong ke arah Liang Xi Cheng, jauh di dalam matanya ada syok, keterkejutan, dan ekspresi yang tak bisa disembunyikan. Rasa malu dari wanita yang tertutup.
“Jangan menatapku seperti itu. Kakimu terluka. Karena kau tidak bisa berjalan, kenapa kau terus memaksakan dirimu?” Suara Liang Xi Cheng sangat tenang, dan tampak sangat alami untuk memeluknya, “Aku akan membawamu ke dokter.”
Napas hangatnya mengalir ke wajah Yan Liang, seperti ciuman yang panas, ia jadi semakin gugup, bahkan suaranya saja bergetar, “…. Presdir Liang, aku, aku bisa pergi sendiri.”
“Apa kau tahu bahwa terkilirnya pergelangan kaki, bisa jadi besar atau kecil?” Liang Xi Cheng berkata padanya dengan serius: “Jangan sok kuat, dan saat aku memelukmu seperti ini, kau harusnya mengalungkan tanganmu di leherku.”
Jantung Yan Liang berdebar kencang, tetapi ia sepertinya terhipnotis, ia tidak bisa memikirkan apa pun saat ini, tetapi ketika ia mendengarnya berkata untuk membiarkannya memeluk lehernya, tangannya tidak terkendali. Terulur, dan kemudian dengan hati-hati melingkarkannya ke lehernya.
Ujung jari yang lembut bertumpu ringan di bagian belakang lehernya, dan Liang Xi Cheng merasakan bahwa, untuk sesaat, tubuhnya membeku, seolah-olah ada sesuatu yang meledak di dalam hatinya. Tetapi melihat ke Yan Liang yang ada dalam pelukannya, pipinya tersipu, jelas-jelas menunjukkan sikap genit yang menggiurkan, dan ia merasa seakan-akan sesuatu yang begitu lembut dan luar biasa disuntikkan ke dalam tubuhnya.
Lift berbunyi, dan ia berjalan masuk dengan Yan Liang dalam pelukannya.
Tak begitu jauh, Ning Zhi Yuan berdiri di kantor administrasi rumah sakit. Ia menyaksikan Liang Xi Cheng masuk lift dengan Yan Liang dalam pelukannya, dan slip pembayaran di kedua tangannya jatuh dengan ringan di lantai, tetapi ia tidak menyadarinya.
Liang Xi Cheng …. Yan Liang ….
Mereka … mereka sebenarnya ….
Pantas saja Liang Xi Cheng membantu Yan Liang dengan begitu jelasnya barusan ini, bahkan jika itu soal masalah Jing Shan, ia bisa menutup mata. Apakah ia benar-benar sudah memiliki pemikiran terhadap Yan Liang?
Wajah tampan Ning Zhi Yuan yang biasanya lembut pun pucat saat ini, hatinya bergemuruh, seolah-olah ada sesuatu yang asam dan pedas yang disiramkan padanya. Ia hanya bisa diam-diam mengepalkan tangannya di samping, dan kukunya yang kuat agak menancap di telapak tangannya, tetapi ia tidak merasakan sakit.
***
Liang Xi Cheng membawa Yan Liang sepanjang jalan ke bagian ortopedi.
Karena statusnya yang istimewa, spesialis ortopedi terbaik di seluruh rumah sakit secara khusus datang untuk memeriksa pergelangan kaki Yan Liang.
“Untungnya, tidak ada masalah serius, tetapi lebih baik untuk istirahat selama beberapa hari. Saat kau baru terkilir, tidak seharusnya kau bergerak. Kau sudah banyak berjalan kan barusan? Tulangnya agak tidak sejajar. Aku mengharuskanmu memakai gips.”
Sebelum Yan Liang sempat bicara, Liang Xi Cheng membuka mulutnya selangkah di depannya, “Berapa hari yang diperlukannya untuk istirahat?”
“Hampir tiga atau empat hari.” Dokter itu menjelaskan sembari menulis di catatan medis, “Jangan menyentuh air selama beberapa hari, lebih baik untuk duduk di kursi roda dan istirahat di rumah, dan tunggu sampai kau datang ke rumah sakit setelah empat hari, baru lepaskan gipsnya.”
Yan Liang berpikir, ini terlalu merepotkan, ia masih harus pergi bekerja!
Hanya saja, tidak ada ruang untuk mengatakan ini, Liang Xi Cheng sudah memerintahkan dokter untuk memasangkan gips padanya.
Ia tahu bahwa ia tidak bisa bilang tidak, lagian, kakinya adalah miliknya, dan jika ia benar-benar jadi cacat, ia akan benar-benar rugi. Jadi ia pun bekerja sama dengan patuh.
Setelah semuanya selesai, Liang Xi Cheng secara pribadi mendorongnya keluar. Yan Liang sudah malu sejak awal, tetapi sekarang ia tidak tahan lagi. Melihat bahwa tidak ada orang di koridor, ia bergumam: “Presdir Liang, terima kasih banyak untuk hari ini. Kau membantuku lagi, dan tentang Nona Liang, sebenarnya aku ingin memberitahukanmu, aku ….”
“Sekretaris Bai, sudah berapa lama kau bekerja di EC?” Liang Xi Cheng menyelanya secara tiba-tiba dan bertanya, “Apakah menurutmu, kau cukup mengenal desain dan tata letak seluruh gedung EC?”
Yan Liang tercengang untuk sesaat, kemudian mengangguk tanpa sadar setelah beberapa saat, “…. Sudah hampir empat tahun, dan aku memahami tata letak dan desainnya.”
Untuk apa ia menanyakan ini?
“Karena kau memahami semuanya, tidakkah kau tahu bahwa ruang penerimaan tamu semuanya dipantau?” Liang Xi Cheng tidak menahan diri lebih jauh, dan memberikannya jawaban secara langsung, “Aku menerima panggilan dari Direktur Yu sebelum aku datang ke rumah sakit, dan aku pergi untuk melihatnya. CCTV, aku tahu kau tidak mendorongnya jatuh dengan sengaja seperti yang dikatakan Jing Shan. Jadi, kau tidak perlu begitu resah lagi. Aku, Liang Xi Cheng, bukanlah semacam orang bodoh yang menyelesaikan kasus tanpa mengajukan pertanyaan, mengerti?”
Kamera pengawas, ternyata ada CCTV di ruang penerimaan tamu, Yan Liang tidak tahan untuk tertawa.
Tidak heran Liang Xi Cheng sama sekali tidak bermaksud untuk mempertanyakan dirinya barusan ini, ia sudah tahu dari awal hingga akhir, bahwa ia tidak pernah melakukannya ….
Segera setelah hati Yan Liang rileks, pemikiran lain muncul tak terkendali.
Ia tidak tahu apakah itu karena perubahan halus dalam suasana di antara mereka berdua, makanya Yan Liang tanpa sadar menenangkan hatinya, jadi segera setelah pemikiran itu melintasi benaknya, kata-kata berikutnya pun keluar dengan lancar.
Ia menolehkan wajahnya untuk menatap Liang Xi Cheng, matanya penuh harap, dan ia bertanya dengan nyaring: “Jika Presdir Liang, kau tidak melihat CCTV-nya, apakah kau masih akan memilih untuk memercayaiku?”
Liang Xi Cheng tidak menduga bahwa ia akan mengajukan pertanyaan semacam ini secara tiba-tiba.
Tetapi, ia hanya tertegun sedetik, dan dengan cepat melengkungkan bibir tipisnya, dan bertanya tanpa menjawab, “Jadi, Sekretaris Bai, apa kau memilih untuk menderita karena bersikap bodoh, atau memilih untuk menjelaskan?”
Yan Liang mengejap.
Liang Xi Cheng berkata dengan permainan kata: “Jawaban yang ingin kau ketahui terletak pada jawabanmu sendiri. Sering kali, ketika kita ingin orang lain untuk memercayai kita tanpa syarat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memandang dirimu dari sudut pandang orang luar.”
….
Apakah maksudnya, selama aku menjelaskan, ia akan percaya padaku?
“Aku sudah menjawab pertanyaanmu, tetapi aku punya pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu.” Sebelum Yan Liang bisa menebak jawabannya, Liang Xi Cheng berbicara lagi.
Ia melewati kursi roda dan berdiri tepat di depannya, menatap ke bawah pada Yan Liang, “Aku melihat CCTV, aku minta maaf, aku juga mendengar percakapan antara kau dan adik perempuanku. Aku tidak pernah ingin ikut campur dalam urusanmu. Tetapi kali ini, aku ingin bertanya, apa yang terjadi pada kalian berdua dua bulan yang lalu hingga membuatmu begitu tertekana? Apakah itu berhubungan dengan Jing Shan? Aku juga ingin tahu sekarang, orang itu, siapa dia?”