Counterattack of the Cannon Fodder Chambermaid (English - Indonesian Translation) - Bab 1
Xiao Hua terbangun dengan tiba-tiba. Ia menggigil saat ia sadar bahwa ia mengalami mimpi buruk lagi.
Ia menyeka keringat dingin dari alisnya, dan melihat sekeliling dengan rasa takut yang berbekas di hatinya.
Fajar mulai menyingsing, dan sekelilingnya perlahan terlihat dengan jelas.
Dua tempat tidur1 terletak di dekat dinding ruangan kecil. Diantara kedua tempat tidur, sebuah kotak rias wanita terletak di atas dudukan. Sebuah meja persegi terdapat di tengah ruangan, dan baskom di ujung sebagai pelengkap.
Tata letaknya memang sederhana, tetapi di kediaman Marquis Jinyang hanya pelayan senior tuan muda yang dapat tinggal di kamar ganda. Pelayan-pelayan lainnya bertempat tinggal 8 orang per kamar.
Dari posisinya, ia dapat melihat rambut Bi Yuan menongol dari selimut di ranjang lain dengan samar-samar.
Xiao Hua menghela nafas dan kembali berbaring.
Ia menatap kearah langit dengan pandangan kosong, yang masih menunjukkan fenomena petang yang tersisa. Ia tetap memandang kosong sampai mendengar gerakan di luar pintu. Dia membangunkan dirinya, dan mencubit lengannya.
Aw!
Ia benar benar kembali… kembali menjadi dirinya yang berusia empat belas tahun.
Hari ini akan menjadi hari pertama Xiao Hua sebagai pelayan senior, dan ia tak berani menunda lebih jauh. Ia bergesa berpakaian, dan turun dari tempat tidur.
Tempat tidur Bi Yuan tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan dan ia membiarkannya seperti itu, dengan hati-hati melangkah keluar dengan baskom untuk mandi.
Paviliun kecil di tepi jalan menyediakan tempat tinggal bagi para pelayan muda dan tua yang melayani paviliun JinXiu2. Terdapat dapur kecil, dimana pelayan tua bertanggung jawab memanaskan air. Maka, para pelayan muda dapat memanfaatkan air panas ini untuk mandi.
Xiao Hua membawa baskom miliknya ke dapur kecil, melewati hiruk pikuk paviliun di tepi jalan. Kehidupan seorang pelayan tidak semudah majikannya, sehingga meski sebagian besar majikannya masih tertidur namun para pelayan sudah bangun dan berlari kesana kemari.
Ketika ia sampai di dapur, ia melihat bahwa wanita tua di dekat kompor sudah memanaskan air. Melihat Xiao Hua, ia tersenyum dan mengambilkan air untuknya.
“Gadis kecil Xiao Hua, kau sudah bangun! Oh.. iya. Kudengar ini hari pertama kau bekerja. Jangan terlambat!”
Pelayan dapur tua ini bermarga Wang, dan semua orang memanggilnya Nenek Wang. Ia sudah cukup tua dan seharusnya sudah lama pensiun bekerja. Sebagai pengakuan atas pengabdiannya selama bertahun-tahun dan ketiadaan anak yang merawatnya, nyonya rumah memberikannya tempat dan pekerjaan untuknya.
Nenek Wang mengenakan rok tradisional berwarna abu-abu, rambut putihnya di sanggul dan di hias dengan ikat kepala. Wajahnya penuh keriput, pipinya mengkerut dan gigi depannya telah hilang. Namun ia masih sigap, dengan mata bersemangat dan telinga yang tajam.
“Ya, Nenek Wang, ini adalah hari pertamaku bekerja.”
Senyum Nenek Wang tidak memiliki motif tersembunyi, tidak ada niat untuk memuji-muji, dan tidak mencibir posisi baru Xiao Hua yang tidak stabil. Oleh karena itu, Xiao Hua mau berbincang sedikit dengannya.
Waktu di saat ia kembali sangat tidak diuntungkan. Tidak menerima nasib hidupnya sebagai tenaga buruh, ia melakukan berbagai cara dan membuat tuan muda meningkatkan posisinya. (T/n: jadi inget lagu Ariana Grande) Desas desus kabar dirinya mencapai status melalui tipu daya menyebar ke seluruh paviliun JinXiu, dan semua orang menyatakan posisi barunya tidak pasti. Kata-kata yang diucapkan padanya menusuk hati ataupun dipenuhi motif tersembunyi.
Untungnya Xiao Hua tidak lagi suka mengoceh seperti kehidupan sebelumnya. Walaupun sepertinya bukan masalah besar, dirinya yang pendiam saat ini hanya mau berbicara karena Nenek Wang yang tulus dan tidak memandangnya rendah.
“Kalau begitu cepat pergi dan bersihkan dirimu. Berdandanlah dengan rapih dan pergi bekerja. Wanita muda yang terlihat bersemangat sepertimu pasti memiliki prospek menjanjikan di masa depan.”
Xiao Hua tersenyum, dan membawa baskom untuk mandi tanpa berbicara lebih lanjut.
Dalam pemikiran para pelayan, apa yang disebut “prospek menjanjikan” mengacu menjadi pelayan pribadi tuan muda, atau melahirkan anak-anak mereka dan diangkat sebagai selir. Ia juga memiliki pemikiran yang sama di kehidupan sebelumnya, tapi sayangnya….
Setelah mandi, ia membuang sisa airnya dan kembali ke dapur untuk mengambil air baru pada baskom.
Nenek Wang berbicara sambil mengambilkannya air. “Xiao Hua sungguh tenggang hati, air ini untuk Bi Yuan kan? Beberapa hari ini kamu telah mengambilkan air untuknya. Ya, ia memiliki banyak pengaruh di paviliun JinXiu, dan juga seorang pelayan senior yang bertanggung jawab atas banyak hal. Tentu layak bagimu untuk memujuknya.”
Sayang ia gagal memahami hal ini di kehidupan sebelumnya. Sebagai seorang pemula ia ditegur terus menerus oleh Bi Yuan, dan untuk memujuknya ia mengambilkannya air setiap pagi. Suatu hari Nenek Wang mengatakan hal yang sama kepadanya, namun dirinya yang dulu merasa tetua bijak ini sedang mengolok rencananya. Dia marah, dan bahkan bertengkar dengan Nenek Wang.
Sejak saat itu ia tak pernah mengambilkan air bagi Bi Yuan lagi. Bahkan setiap kali mereka berpapasan wajahnya akan dipenuhi ketidakpuasan. Keluhan masa lalu dan masa kini menumpuk di hatinya. Ia merasa ia tak lebih buruk bila dibandingkan. Mereka berdua pelayan senior, jadi mengapa ia harus memujuknya?
Sekarang, saat mendengar kata-kata yang pernah membuatnya gugup, Xiao Hua hanya menunduk malu.
“Nenek benar. Aku masih muda dan baru memulai sebagai pelayan senior. Aku berharap kakak Bi Yuan bisa menunjukkan padaku seluk-beluknya. Aku ingin belajar darinya, jadi mengambilkan air bukanlah masalah besar. Itu adalah tindakan bahwa aku menghormatinya.”
Wajah keriput Nenek Wang tersenyum. “Maksudku bukan itu. Kau adalah yang paling muda, jadi kau harus belajar dengan baik dari mereka semua.” Dia mengacu pada tiga pelayan senior.
“Nenek Wang, aku akan berhenti mengganggumu. Aku pergi dulu.”