Faraway Wanderers (Chinese To Indonesia Translation) - Chapter 02
- Home
- Faraway Wanderers (Chinese To Indonesia Translation)
- Chapter 02 - Kesempatan Untuk Bertemu
Ada rahasia tentang paku tujuh akupuntur dan tiga musim gugur yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Zhou Zishu, dan rahasia itu akan dia bawa bersamanya hingga saat terakhirnya.
Rahasia besar dari paku tersebut adalah, jika tujuh paku ditancapkan dalam waktu bersamaan, maka orang tersebut pasti akan mati dengan cepat. Bahkan seseorang dengan kekuatan besar seperti Zhou Zishu, pasti akan segera menghembuskan nafas terakhirnya tempat setelah dia meninggalkan istana. Dan yang paling parah, orang tersebut pasti akan kehilangan nyawanya bahkan sebelum dia mencapai gerbang.
Namun jika satu paku ditancapkan setiap tiga bulan sekali dan membuat tubuh beradaptasi dengan paku itu hingga paku tersebut tidak bisa dicabut, walaupun kematian masih tetap akan menantimu dalam tiga tahun dan delapan belas bulan akan merasakan sakit yang sangat menyiksa, tapi setidaknya orang tersebut masih mampu mempertahankan setengah dari kekuatan yang dimilikinya, membuatnya tetap bisa beraktivitas seperti biasa.
Banyak yang mengatakan jika cara ini akan membuat seseorang hidup dalam penderitaan. Namun Zhou Zishu melihat jika rumor itu tidaklah benar. Dia tidak hanya terlihat sehat, namun di juga merasa jika dia tidak pernah merasakan bahagia dan damai seperti saat ini.
Mereka yang meninggalkan Tian Chuang masih tetap diawasi. Informasi tentang dimana mereka saat ini, kapan mereka pergi, bahkan hingga kematian mereka, semuanya tercatat dengan rapi. Organisasi ini seperti jaring laba-laba yang sangat besar, dimana tidak akan ada yang bisa kabur darinya, dan tetap akan menghantui hingga nafas terakhir.
Namun Zhou Zishu cukup beruntung, setelah pengorbanan dirinya selama ini, dia memiliki beberapa orang yang setia padanya.
Zhou Zishu secara pribadi dilatih oleh sang kaisar untuk menjadi ahli dalam semua bidang demi menjadikannya pimpinan Tian Chuang, sehingga di cukup ahli dalam bela diri dan teknik menyamar. Hal ini membuatnya sangat susah untuk dikenali saat dia masuk dalam kerumunan.
Dan dengan ini, salah satu orang yang paling menakutkan di istana kini menghilang. Sekarang dia menjadi seseorang yang bebas, menjadi seorang pengembara yang cukup mengenaskan, dengan menunggangi kuda kecilnya, menggigit sebuah jerami di antara giginya dan menggumamkan lagu tradisional.
Dialah yang pertama bisa begitu saja meninggalkan organisasi.
Di wajahnya kini terpasang topeng dengan lukisan beberapa bisul, dan dengan sekali lihat saja, bisa dipastikan jika dia adalah seseorang yang sedang sekarat. Setelah melihat dirinya sendiri saat dia minum di pinggir sungai, dia merasa jika penampilannya ini cocok sekali dengan kondisinya saat ini, dan semakin lama dia melihat penyamarannya, semakin dia merasa puas.
Dengan mudah, dia mencuri satu set pakaian dari rumah seorang petani di dekat jalan. Dia melepas jubah yang dia pakai sebelumnya dan membakarnya. Kini sebuah botol berbentuk labu terikat di pinggangnya, separuhnya berisi arak beras yang masih murni.
Zhou Zishu, menyadari jika beberapa tahun ini dia bersembunyi dalam gelapnya istana, sehingga hampir tidak ada yang mengenal namanya. Akhirnya dia berpikir jika tidak perlu mengganti namanya. Sekarang, dengan segera, dia memulai perjalanannya yang baru.
Dia juga tidak peduli kemana arah dirinya pergi. Jiangnan sepertinya cukup bagus, jadi dia memutuskan untuk pergi ke sana. Mungkin selama perjalannnya dia bisa merampok orang kaya untuk menolong rakyat miskin untuk sekedar mengisi waktu luangnya. Perjalanannya melewati Kaifeng dan Penglai, dan setelah tiga bulan perjalanannya yang menyenangkan, akhirnya dia bisa melihat sendiri pemandangan beraneka warna dari Jiangnan.
Dengan segera dia menyelinap masuk ke dalam tempat penyimpanan arak di salah satu restoran yang terkenal, mencoba semua arak Cassia yang manis, dan membuatnya menjadi mabuk. Dia merasa senang dan melayang, seakan tidak ada lagi yang lebih menyenangkan di dunia selain hal ini.
Sepuluh hari kemudian, setelah minum banyak sekali arak dan hampir saja tertangkap, dia berkesimpulan walaupun arak tersebut terasa enak, namun lama kelamaan rasanya akan menjadi biasa-biasa saja dan tidak menarik. Jadi, dia memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat berisi harta karun tersebut.
Setelah sepuluh hari, penampilannya terlihat semakin buruk. Dirinya kini terlihat menyedihkan dan wajahnya terlihat sangat sakit. Tubuhnya terlihat kurus, pakaiannya penuh dengan bau arak, dan rambutnya yang berantakan membuatnya benar-benar terlihat seperti gelandangan.
Itulah mengapa saat dia duduk di salah satu jalan untuk berjemur, seorang gadis muda yang cukup gemuk berjalan di sekelilingnya. Tangannya membawa koin perunggu, namun dia tidak tahu dimana harus menaruhnya. Setelah beberapa waktu mencari, dia akhirnya bertanya, “Hey Dashu, dimana mangkukmu?”
[Dashu : Sebutan untuk paman secara umum]
Dengan segera, salah seorang keluarganya menariknya menjauh. Tidak tahu kejadian ini membuatnya tertawa atau menangis.
Tahun berlalu, hampir semua temannya telah pergi. Beberapa pergi dengan rasa khawatir, beberapa telah meninggal, dan beberapa diusir dari rumah. Zhou Zishu bersandar di salah satu dinding, meluruskan tangan dan kakinya, terlihat senang saat berjemur di bawah matahari. Sebuah senyum muncul di bibirnya. Dia mulai berpikir, apa sebenarnya yang dia inginkan selama ini?
Dan apa yang hilang darinya?
Dia telah membuang jauh kebebasannya dan menjadi pelayan kerajaan dalam kegelapan. Hidupnya bagaikan lingkaran tak berujung. Segala sesuatu yang dimilikinya hanyalah sebuah kompensasi dari apa yang telah dilakukannya. Kini dia hanya seorang diri dan tidak memiliki apapun, dia telah membuat otaknya bekerja keras untuk memikirkan jalan keluar yang cukup membahayakan jiwanya. Dia bahkan berpikir jika dirinya cukup pandai karena mampu lolos dari semua itu.
Tiba-tiba dia merasa kasihan pada dirinya sendiri. Dia merasa jika adalah manusia paling bodoh, bahkan di dunia yang bodoh ini.
Sudah berapa lama dia tidak pernah membiarkan dirinya bermandikan cahaya matahari di pinggir jalan seperti sekarang ini? Dan yang membuatnya takjub adalah para pejalan kaki di sekitarnya berjalan dengan tergesa-gesa, bahkan terlihat jauh lebih tergesa-gesa dibandingkan dengan dirinya, seseorang yang akan mati.
Di restoran yang tidak jauh dari tempat itu, suara seorang wanita terdengar jelas sekali, “Gongzi, lihatlah orang itu! Jika dia seorang pengemis, mengapa dia tidak membawa mangkuknya? Jika bukan, mengapa dia tetap duduk di sana sepanjang pagi tanpa melakukan apapun dan tertawa sendiri? Dia pastilah seorang idiot. Bagaimana menurutmu?”
[Gongzi : sebutan untuk seseorang yang memiliki status lebih tinggi]
Walaupun kemampuan bela diri Zhou Zishu hanya tinggal setengahnya saja, namun kemampuannya untuk mendengar tetaplah tajam seperti sebelumnya. Jarak antara gadis itu dan dirinya hanya terpisah oleh jalanan yang cukup ramai. Selain itu, suara gadis tersebut juga cukup keras, jadi dia sama sekali tidak melewatkan satu kata pun.
Sebelum dia memiliki kesempatan untuk mempermalukan dirinya sendiri, dia mendengar suara seorang pria menjawab, “Dia hanya berjemur.”
Suara itu sangat dalam, cukup enak untuk didengar, dan setiap katanya diucapkan dengan perlahan dan jelas.
Zhou Zishu tidak bisa menahan diri untuk mengangkat wajahnya. Di lantai dua dari restoran yang tepat berada di seberangnya, seorang gadis dengan pakaian ungu bersandar pada balkon dan seorang pria dengan pakaian abu-abu duduk di sebelahnya.
Pria tersebut berkulit pucat, matanya hitam, seolah mampu menarik semua cahaya yang ada, dan perawakannya terlihat berbeda. Pria tersebut tidak terlihat seperti manusia pada umumnya. Tatapan mata Zhou Zishu bertemu dengannya saat dia mendongak.
Pria dengan pakaian abu-abu itu membalas tatapannya itu sebelum menolehkan kepalanya tanpa ekspresi apapun, fokusnya kembali pada makanan di hadapannya. Zhou Zishu tiba-tiba tertawa, berpikir bagaimana di antara banyaknya orang asing, dia sepertinya bisa menemukan seseorang yang mengerti dirinya.
Gadis berbaju ungu itu masih tetap memandangnya dari atas ke bawah dengan mata bersinar. Setelah beberapa waktu, dia tidak lagi bisa menahan rasa penasarannya. Dia berbicara sebentar pada pria di sebelahnya tentang sesuatu, sebelum akhirnya melompat turun dengan semangat, dan berjalan ke arah Zhou Zishu.
“Hey tuan pengemis, bagaimana kalau aku mentraktirmu makan?”
Zhou Zishu menatapnya dengan malas, kemudian menggelengkan kepalanya, “Aku lebih memilih jika kamu membelikanku arak, nona yang baik hati.”
Gadis itu tertawa senang, berbalik ke arah majikannya, “Gongzi,orang bodoh ini menyebutku baik hati.”
Sayang sekali, sepertinya sang majikan tidak mendengarkan, seperti mengabaikannya. Bahkan jika langit runtuh pada saat itu, dia masih akan lebih mementingkan makanannya.
Dia kemudian bertanya lagi, “Semua orang pasti akan meminta makanan, apa bagusnya arak sehingga membuatmu ketagihan seperti ini? Apa minum seperti ini akan membuatmu kenyang?”
Melihat gadis yang cukup cantik, dia tidak menahan diri untuk menggodanya, “Apakah kamu tahu kalau arak bisa menarik wanita cantik untuk mendekat?”
Jawaban itu membuat gadis di depannya itu terkejut. Kemudian gadis itu terkikik tanpa henti, hingga tubuhnya ikut bergerak karena tertawa. Zhou Zishu berpikir jika keberuntungan seperti berpihak padanya, Jiangnan memang penuh dengan kecantikan. Dia merasa kagum dengan gadis itu,
“Hai gadis yang cantik, berikanlah simpati pada pria tua ini. Nona muda, tidak baik tertawa di atas penderitaan orang lain.”
Sekali lagi gadis itu terlihat terkejut, “Hei, kenapa sekarang kamu juga bertingkah seperti seorang pelajar?” Dia kemudian berjongkok, melepas guci arak dari pinggang Zhou Zishu dengan sangat cepat, berlari kembali ke arah restoran dan keluar lagi satu menit kemudian.
Zhou Zishu ingin mengambil kembali tempat arahnya, namun reaksi gadis itu cukup cepat. Sambil tersenyum dia berkata, “Aku akan bertanya sesuatu padamu. Jika kamu bisa menjawabnya dengan benar, maka aku akan mengembalikannya padamu, bahkan aku akan menawarimu lebih banyak. Tapi jika kamu salah menjawab, aku akan memasukkan racun ke dalam sini dan membiarkan perutmu membusuk.”
Zhou Zishu tertawa pasrah, ternyata di balik wajahnya yang cantik, gadis ini cukup menakutkan. Dia menjawab, “Aku memenangkan guci itu dari pengemis yang lain. Tidak tahu berapa banyak kutu yang ada di sana. Kamu boleh mengambilnya kalau kamu mau, bahkan aku akan merasa senang jika kamu mengambilnya.”
Dia memutar bola matanya dan terkikik, “Jadi, semua arak yang aku ambilkan untukmu ini sia-sia? Sekarang kamu benar-benar membuatku marah. Aku akan membunuhmu.”
“Iblis kecil ini”, Zhou Zishu berpikir, “benar-benar tidak sesuai dengan wajah cantiknya.” Dia kemudian berkata, “Baiklah, kalau begitu bertanyalah.”
“Mengapa kamu mengemis di sini, sedangkan kamu tidak memiliki mangkuk?”
Zhou Zishu memandang ke arahnya, “Siapa yang bilang kalau aku di sini untuk mengemis? Aku hanya duduk dan berjemur di sini.”
Gadis itu terlihat terkejut, tanpa sadar dia menoleh kembali pada pria yang duduk di lantai dua restoran. Jelas sekali jika sepertinya pria itu juga memiliki pendengaran yang tajam, namun dia bergerak hanya beberapa detik setelah percakapan itu. Dengan wajah yang tanpa ekspresi, dia kembali fokus pada makanannya tanpa peduli.
“Aku tidak mengerti mengapa hal ini sepertinya penting?” Dia mendongak dan melihat ke arah matahari, terlihat bingung.
Zhou Zishu menggeleng, dengan segera dia mengambil kembali budinya saat gadis itu lengah, membuatnya berteriak karena terkejut dan memandang dengan emosi. Pria seperti pengemis itu kemudian berkata,
“Nona, kamu masih muda. Kamu masih memiliki banyak sekali hal yang ingin kamu lakukan, maka sangat wajar jika kamu akan menggunakan waktu yang ada untuk memuaskan dirimu sendiri, untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dalam hidupmu. Sedangkan aku? Jarakku tinggal selangkah lagi dengan kematian. Jadi apa yang bisa kulakukan lagi selain minum dan berjemur, sambil menanti saat terakhirku?”
Dia menghabiskan isi guci itu dalam sekali teguk dan mengusap mulutnya, “Benar-benar arak yang bagus! Nona muda, aku mengucapkan banyak terima kasih.”
Spontan, gadis itu berusaha memegang Zhou Zishu saat di mulai berjalan menjauh. Dia sudah merasa jika level bela dirinya sudah cukup bagus. Namun siapa yang sangka, dia bahkan tidak mampu menyentuhnya walaupun jarak pria itu terlihat sangat dekat dengannya. Segera saja, pengemis itu menghilang di antara kerumunan dan gadis itu tidak bis melihatnya lagi.
Dia berniat untuk mengerjar saat pria di lantai dua berbicara dengan tenang, “ Ah-Xiang, walau kamu tidak terlalu pandai, namun aku tidak menyangka jika penglihatanmu juga tidak bagus. Berhenti mempermalukan dirimu lebih jauh lagi.”
Nada suaranya terdengar seperti sebuah bisikan, dia ada tekanan dalam nada suaranya, namun suara itu berasal dari lantai dua, melewati jalanan yang ramai dan langsung menuju ke telinga gadis itu. Gadis itu terlihat kecewa, tidak lagi berani melakukan sesuatu yang ceroboh di depan majikannya. Dia melihat ke arah jalanan yang ramai sebelum kembali ke restoran.
Sedangkan, Zhou Zishu berjalan sempoyongan tanpa tentu arah dengan guci araknya. Banyak yang memuji Jiangnan karena banyaknya transportasi air di sana, namun saat dia berjalan melewati sebuah jembatan kecil dan melihat dari sana, dia melihat kenyataannya dan menjadi sedikit kecewa.
Melihat jika tidak akan ada penginapan yang akan menerimanya, akhirnya dia berjalan menyusuri pinggiran sungai menuju pinggiran kota. Di pinggir sungai, terdapat sebuah perahu nelayan kecil yang juga menjadi perahu penumpang.
Saat itu musim semi, sehingga semua kapal dipenuhi dengan para pelancong. Setelah mencari dengan susah payah, akhirnya di menemukan seorang nelayan dengan kapalnya yang sedang bersandar.
Kapal dengan jangkar hitam ini bersandingan dengan kapal lain yang ramai, hal ini menjadi sebuah misteri, mengapa hanya kapal ini saja yang senggang. Dia atas dek, sang nelayan terlihat terlentang dan tertidur, wajahnya tertutup topi jerami, dengan sedikit rambut abu-abu yang keluar. Zhou Zishu duduk di sebelahnya, menanti pria tua itu bangun.
Namun setelah satu menit, nelayan itu tidak bisa tidur lagi. Dia melepas topi jerami dari wajahnya, mendengus marah, dan menatap pemuda itu dengan penuh kebencian, “Sialan! Apa kamu tidak lihat kalau aku sedang tidur?” Dia mengumpat.
Zhou Zishu sama sekali tidak merasa tersinggung, “Hei pak tua, apa anda ingin berbisnis?”
Sekali lagi, nelayan itu mengumpat, “Kamu benar-benar sialan, mulutmu itu sedang berbicara atau kentut? Katakan saja kalau kamu ingin memakai kapal!”
Nelayan itu berdiri, meregangkan otot dan membersihkan pantatnya. Namun saat dia menyadari jika Zhou Zishu masih duduk, kemarahannya muncul lagi, “Apa sekarang tubuhnya merekat di tanah?”
Zhou Zishu berkedip, tiba-tiba dia mengerti mengapa perahu itu terlihat menganggur jika dibandingkan dengan perahu yang lain. Dia berdiri dan mengikuti nelayan itu dengan sedikit murung.
“Apa kamu memiliki sesuatu untuk dimakan? Aku tidak keberatan dengan nasi sisa.” Dia bertanya tanpa malu di sela sela nelayan yang masih mengumpat dengan penuh semangat.
Nelayan itu mulai mengayunkan dayungnya, “Sialan.” Dia mencuri pandang ke arah Zhou Zishu, terlihat masih marah.
*_*_*_*_*