Heart Protection (English - Indonesian Translation) - Chapter 110
Chapter 110 : Finale
Huan Xiao Yan dan Yan Hui pergi bersama pasukan garis belakang dan memasuki Dataran Tengah.
Tidak ada banyak perlawanan sekte xian di sepanjang jalan karena sekte-sekte itu mengira Qing Guang mungkin adalah seorang kultivator sesat. Permusuhan antara sekte dan Gunung Chen Xing lebih besar dari yang Yan Hui kira.
Yan Hui menatap Gunung Chen Xing di kejauhan yang semakin dekat dengan tiap langkahnya. Ternyata ia tidak merasakan banyak hal terhadapnya. Mata Yan Hui hanya menajam ketika ia melihat sosok Qing Guang muncul di arah itu. Huan Xiao Yan menarik Yan Hui. Mereka tidak berada di tengah-tengah para prajurit.
Badai besar muncul bersama kedatangan Qing Guang. Pepohonan dan tumbuh-tumbuhan pun bergoyang. Prajurit iblis mulai mempersiapkan diri mereka, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang menyangka, tanaman merambat tajam keluar dari bawah tanah. Tanaman merambat itu tiba-tiba menusuk ke atas, dan para prajurit yang tidak menghindar dengan cepat pun tertusuk. Beberapa mati di tempat.
Huan Xiao Yan membawa Yan Hui dan melompat ke udara, menghindari serangan itu.
Tetapi tanaman merambatnya tidak melepaskan mereka. Salah satu tanaman merambatnya seperti makhluk hidup. Itu berayun ke atas seperti cambuk dan melilit pergelangan kaki Huan Xiao Yan. Huan Xiao Yan menggertakkan giginya. Ia baru saja akan menebas tanaman merambat itu dengan belati ketika sekonyong-konyong gelombang panas datang dari depan pasukan.
Api itu seperti pisau yang membelah bumi. Tanaman merambat di tanah pun terpotong. Setelah mantra api itu, yang tersisa hanyalah tanah hitam yang hangus.
Baru pada saat itulah Huan Xiao Yan berani menurunkan Yan Hui. Pasukan iblis juga berdiri kokoh. Beberapa mulai mengobati luka mereka sendiri, dan beberapa mulai membawa pergi mayat sesama prajurit mereka. Itu adalah situasi yang kacau-balau di sekitar. Beberapa prajurit melihat ke arah depan seperti yang dilakukan Yan Hui. Tian Yao, berdiri tegak dan kokoh, sedang berhadapan melawan Qing Guang Zhen ren. Seluruh kekuatan mereka berbentrokan secara tak terlihat di antara mereka berdua. Prajurit yang terluka yang terjebak di tengah berada dalam penderitaan yang menyakitkan.
Dalam perebutan kekuasaan antara para raksasa, rakyat jelata rendahan tidak pernah dipikirkan dua kali.
Jika Yan Hui cukup sehat untuk berdiri di sisi Tian Yao hari ini, mungkin ia tidak akan menyadarinya. Bantuan para raksasa juga akan membantu rakyat jelata. Kematian para raksasa juga akan jadi kematian rakyat jelata.
Yan Hui mencintai seseorang yang seperti itu, tinggi dan di atas segalanya.
Yan Hui tersenyum.
Huan Xiao Yan tidak mengerti: “Majikan … ada apa?”
“Tidak ada.”
Yan Hui menggelengkan kepalanya.
“Aku hanya mendadak berpikir, betapa beruntungnya aku karena aku benar-benar bertemu dengannya di kehidupan ini. Sungguh ajaib bagaimana kami bisa bersatu.”
Mulut Huan Xiao Yan sedikit pahit: “Aku tidak mengerti. Majikan, jelas-jelas kau tidak baik-baik saja saat ini. Bagaimana ini beruntung? Langit tidak adil.”
“Kau belum lama keluar dari istana iblis ilusimu,” kata Yan Hui.
“Mungkin suatu hari, kau juga akan bertemu seseorang seperti itu. Ia akan membuatmu merasa seolah bertemu dengannya adalah hal yang paling beruntung yang pernah ada. Ia tidak akan membuatmu merasa kesal dan tidak puas akan hal-hal yang tidak adil lagi karena selama kau bersamanya, kau akan bahagia. Bahkan jika kau telah mencapai batasmu, kau akan bahagia.”
Huan Xiao Yan menggelengkan kepalanya dan berkata: “Aku tidak mau bertemu seseorang seperti itu. Akan sangat menyedihkan. Aku tidak mau ….”
Kata-kata itu baru saja diucapkan ketika tiba-tiba saja ada perubahan aura yang besar di depan. Itu adalah Tian Yao dan Qing Guang yang menyelesaikan konfrontasi mereka. Pada akhirnya, Qing Guang-lah yang bergerak duluan, dan mereka mulai bertarung. Sebagian besar pasukan iblis mulai mundur dengan cepat.
Mereka telah mencapai tujuan mereka memancing Qing Guang keluar dari gunung. Tinggal di sana akan seperti sasaran yang menawarkan nei dan untuk Qing Guang.
Pertarungan sihir besar yang terjadi pun mengoyak awan di langit dan membelah tanahnya. Cuacanya mulai berubah. Barangkali, pertempuran lima puluh tahun yang lalu antara Qing Guang Zhen ren dan Raja Qing Qiu seperti ini.
Tian Yao telah mempelajari “Penganugerahan Iblis” baru-baru ini. Meskipun teknik di luar tingkat kesembilan tidak ada di sana, sembilan tingkat pertama tertulis di dalam bukunya. Tian Yao dapat mengantisipasi pola serangan Qing Guang. Namun, setelah dua pertukaran jurus, Qing Guang juga menyadari itu.
Qing Guang tertawa dingin selagi pedang mereka bersilangan: “Apakah raja iblis rubah ekor sembilan itu memberikanmu ‘Penganugerahan Iblis’ untuk dibaca ….”
Tian Yao tidak merespon.
Qing Guang berbalik dan hanya meninggalkan bayangan di depan Tian Yao. Qing Guang benar-benar muncul di belakang Tian Yao dan menyapukan pedangnya ke leher Tian Yao. Tetapi Tian Yao bahkan tidak menolehkan kepalanya. Aura di sekitar tubuhnya langsung meningkat. Dari jauh, itu terlihat seperti bintang yang muncul di langit. Cahaya yang menyilaukan dan membara itu memaksa Qing Guang pergi.
Qing Guang mundur dengan keras sekitar tiga ratus tiga puluh meter. Tanaman merambat dari tanah menyanggepnya.
Sudut bibirnya berdarah, tetapi matanya berkilau saat ia menatap Tian Yao. Kegilaan di matanya tak lagi disembunyikan.
“Kau benar-benar mendapatkannya kembali,” gumam Qing Guang.
Ia mendadak tertawa terbahak-bahak. Sosoknya melintas, dan dalam sekejap mata, ia menyeberangi tiga ratus tiga puluh meter untuk muncul tepat di depan Tian Yao. Kali ini, ia mengarahkan pedang besarnya dan menyerang dengan ganas.
Pedangnya mengayun ke dada Tian Yao: “Kau benar-benar mendapatkannya kembali, ha ha ha ha!”
Ia tertawa, “Datang kemari bukan buang-buang waktu.”
Tian Yao mengerutkan alisnya. Ia menyerang Qing Guang lagi.
Qing Guang berdiri diam di udara dan membentuk formasi mantra di bawah kakinya: “Kau benar-benar mendapatkan kembali nei dan-mu. Sanggupkah kau sepenuhnya menghancurkanku sekarang? Iblis Naga, aku bisa menggunakan sihir Su Ying untuk mengalahkanmu. Hari ini pun akan sama.”
Tian Yao hanya mendengarkan setengah dari apa yang diucapkan Qing Guang.
Ia tertegun: “Apa kau bilang?”
Qing Guang menyeringai: “Aku bilang, aku akan mengambil nei dan di jantungmu hari ini.”
Warna wajah Tian Yao mendadak memucat.
“Apa kau bilang?”
Ia tidak berani memercayai apa yang didengarnya dan bertanya lagi. Nada bicaranya berat, dan ia berbicara perlahan. Adegan di kamar Yan Hui dimana ia mendengar Huan Xiao Yan mengatakan ia tidak seharusnya mengetahuinya, tiba-tiba muncul dalam benaknya. Apa yang mulai dicurigainya seperti pisau yang menusuk hatinya. Rasa sakitnya seolah hati dan paru-parunya terkoyak.
Dengan kesadaran itu, Tian Yao berbalik, berniat melewati Qing Guang.
Tetapi tentu saja Qing Guang tidak akan membiarkan Tian Yao pergi. Formasi mantranya diaktifkan dan memerangkap Tian Yao di dalamnya.
Kemarahan Tian Yao berkobar karena dihentikan. Sihir berkumpul di telapak tangannya. Kekuatan seorang iblis naga milenium melawan sihir Qing Guang Zhen ren. Itu menghancurkan formasi Qing Guang. Langsung saja, Qing Guang memunculkan formasi lainnya untuk mencegah Tian Yao pergi. Formasi kedua turun dari langit. Itu bahkan lebih sulit dihancurkan daripada yang pertama.
Dengan nei dan akhirnya berada dalam genggamannya, tidak mungkin Qing Guang akan membiarkannya pergi begitu saja.
Tentu saja, semakin pendek waktu nei dan berada di tubuh Tian Yao, semakin baik. Kalau ia melepaskan Tian Yao, maka ia akan menghadapi kesulitan besar di masa depan!
Qing Guang mencabut jian-nya dan mulai melakukan manuver rumit. Ia dengan keras menyerang Tian Yao, lagi dan lagi. Tak ada sedikit pun sihir yang ditahan.
Tian Yao dilanda kecemasan dan betul-betul tidak berminat bertarung dengan Qing Guang. Setelah beberapa pertukaran jurus, ia mulai berpikir untuk menghancurkan formasinya. Ketika pertempuran mencapai tepi formasi, Tian Yao tiba-tiba melihat ke bawah. Sebenarnya ada dua orang yang masih berdiri di sana, di tanah yang berparut. Mereka berada di luar formasi, tetapi masih berlama-lama di dekatnya.
Ternyata, duo itu adalah … Huan Xiao Yan dan Yan Hui.
Yan Hui berdiri di luar formasi. Ketika mereka berusaha pergi sebelumnya, formasi besar Qing Guang tiba-tiba muncul di tanah. Ia tidak bisa berpindah cukup cepat, dan salah satu tangannya tertangkap dalam formasi. Itu terperangkap terlalu dalam di formasinya. Tidak ada tarikan yang bisa melepaskan tangannya. Tangan Yan Hui lainnya yang bebas mencengkeram dadanya. Punggungnya membungkuk. Sepertinya ia tidak memiliki kekuatan untuk berdiri tegak.
Kepalanya tertunduk, jadi tidak ada yang dapat melihat fiturnya. Namun, karena itulah Tian Yao dapat membayangkan, rasa sakit seperti apa yang dialaminya.
Dan Huan Xiao Yan tetap di sisinya untuk menopangnya. Huan Xiao Yan dengan cemas membisikkan sesuatu ke telinga Yan Hui. Yan Hui hanya menggelengkan kepalanya.
Akhirnya, Huan Xiao Yan menggertakkan giginya dan berpura-pura tak lagi mendengar ucapan Yan Hui. Ia menengadah ke Tian Yao yang sedang menghadapi serangan tanpa henti Qing Guang. Mata Huan Xiao Yan dipenuhi air mata. Ia menjerit memohon padanya.
Tian Yao tidak dapat mendengar Huan Xiao Yan melalui serangan berat Qing Guang. Namun, ia dapat membaca bibirnya.
Huan Xiao Yan mengatakan: “Selamatkan dia!”
Hati Tian Yao menegang. Ia hendak bergerak ketika Qing Guang melakukan serangan lagi. Qing Guang juga melirik ke bawah dan terkejut saat ia menyadari apa yang sedang dilihatnya.
Bibirnya melengkung jadi cibiran jahat: “Kau mau menyelamatkannya?”
Formasi mantra itu tiba-tiba mulai menekan ke bawah. Tepian formasinya seperti pisau, dan itu mulai memotong ke dalam tanah. Area tepat di luar formasinya langsung menjadi seperti parit.
Huan Xiao Yan berteriak ketakutan. Ia langsung terbang ke atas bersama Yan Hui dalam pelukannya untuk mencegah Yan Hui jatuh ke dalam jurang.
Mata Tian Yao melebar. Auranya mulai bergolak, dan nyala api mulai menyala di matanya. Urat biru muncul di keningnya. Ia berteriak dalam-dalam, dan jian-nya bergerak begitu cepat bahkan Qing Guang saja tidak bisa melihatnya.
Qing Guang hanya merasakan hawa dingin di dadanya. Segera, darah mulai tumpah keluar dari luka itu. Kekuatan api Tian Yao mendorongnya ke belakang sejauh tiga puluh tiga meter. Apinya tidak berhenti dan membakar dadanya.
Namun, Tian Yao bahkan tidak melirik Qing Guang. Ia berbalik dan mengiris formasi Qing Guang.
Yan Hui akhirnya menarik lepas tangannya. Huan Xiao Yan masih membawanya. Tepat saat iblis ilusi itu akan terbang ke atas, Tian Yao mengulurkan tangan dan akan menariknya ….
Tetapi, tepat di saat kritis itu, mata Qing Guang tiba-tiba terpaku pada adegan itu. Ia sepenuhnya mengabaikan luka di dadanya dan mengacungkan tangannya. Tanahnya mendadak mulai bergerak dan menutup!
Tian Yao menyaksikan tak berdaya sewaktu pasangan itu tidak bisa lolos dari retakan yang menyusut di tanah. Ia baru saja mendengar gemuruhnya sewaktu jurang di tanah kembali tersegel. Wajah panik Huan Xiao Yan terkubur bersama dengan tubuh Yan Hui yang sudah sangat kurus. Tampaknya di saat terakhir itu, Yan Hui mendongak ke arahnya dan mengatakan sesuatu, tetapi itu semua terjadi terlalu cepat ….
Semuanya kabur. Tian Yao tidak melihat atau mendengar apa-apa dengan jelas.
Kekuatan bumi yang bertabrakan begitu besar sampai-sampai ada tonjolan terbentuk di bekas parutnya. Tian Yao juga dipukul mundur oleh kekuatan yang sama itu. Hanya begitu saja, ia harus menyaksikan Yan Hui dan Huan Xiao Yan terkubur hidup-hidup.
“Tidak ….”
Itu terdengar seperti sesuatu terenggut dari lubuk hatinya. Keheningan langsung turun di lapangan itu. Untuk waktu yang singkat, Tian Yao lupa ia memiliki sihir, lupa bahwa ia adalah iblis naga yang sangat kuat. Ia benar-benar membungkuk, berlutut di tanah, dan memeluk gundukan tanah itu.
Tanah mengotori pakaiannya. Tian Yao tampak menyedihkan.
Dan tepat saat itu, Qing Guang tiba-tiba muncul dari belakang. Matanya sedingin es tanpa sedikit pun kehangatan. Ia mengangkat jian-nya dan segera menikam ke jantung Tian Yao.
Mendadak, tanah tempat Tian Yao berlutut tenggelam ke bawah. Tian Yao menjadi lebih rendah di tanah, dan tusukan Qing Guang terayun ke telinga Tian Yao sebagai gantinya. Api mulai memancar dari bumi. Gelombang panas meledak keluar, menjatuhkan Qing Guang. Gundukan tanah segar yang baru saja terbentuk oleh jurang yang tertutup pun menjadi kawah.
Di dalam kawah itu, ada Huan Xiao Yan yang menangis dan merengek. Ia mencengkeram sesuatu di tangannya.
Tian Yao menatap kosong ke Huan Xiao Yan. Tak ada jejak aura Yan Hui di kawah itu.
Huan Xiao Yan mengangkat kepalanya ketika ia mendengar Tian Yao berjalan mendekat.
Ia menatapnya dan memaksa isak tangisnya untuk berhenti: “Majikan menggunakan kekuatan terakhirnya untuk melindungiku.”
Huan Xiao Yan tidak bisa menahannya lagi dan meratap: “Ia hanya meninggalkan ini.”
Huan Xiao Yan membuka tangannya dan memperlihatkan sisik naga yang berkilau. Itu adalah sisik perlindungan jantung … milik Tian Yao.
Tian Yao dengan sedih mengulurkan tangan dan menyentuh sisik itu. Suhunya sama seperti Yan Hui, tetapi juga begitu panas hingga ia hampir tidak bisa menahannya. Ia sekonyong-konyong teringat hari itu ketika Yan Hui mengatakan ia bermimpi dimana ia mencapai puncak kultivasi dan menjadi makhluk abadi.
Tian Yao bertanya—
“Dan kau?”
“Aku?”
“Dimana dirimu?”
“Aku ada di sini.”
Aku ada di sini.
Jadi, itulah maksudnya …..
Jadi … itulah maksudnya ….
Untuk sesaat, Tian Yao merasa seperti terlempar ke dalam jurang penuh monster. Bahkan udara saja menyengat kulitnya, menusuk tulangnya, mengunyah isi perutnya. Sekarang ini, rasa sakit itu menjalarinya.
Rasa sakit dimutilasi dua puluh tahun yang lalu tak ada bandingannya dengan ini. Rasa sakit dua puluh tahun ini ketika bulan purnama, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ini ….
Dari belakang, muncul aura tajam yang membunuh seperti panah. Tian Yao menahan aura itu. Sepertinya ia membutuhkan rasa sakit itu supaya membangunkannya kembali. Itu menariknya keluar dari jurang yang menyesakkan dan mencekik itu.
Tian Yao melihat kembali pada Qing Guang dengan mata merah. Auranya berputar-putar menjadi titik merah yang nyaris tak terlihat di kening di antara matanya.
Biarpun Tian Yao hanya menatap Qing Guang, tatapan itu seperti tinju yang menusuk jauh ke dalam lubuk hati Qing Guang. Mau tak mau, Qing Guang merasa agak ketakutan.
Dalam hidupnya yang panjang, Qing Guang tidak pernah merasakan emosi semacam ini sebelumnya ketika menghadapi salah satu lawannya. Gemetar … ketakutan.
Api di sekeliling tubuh Tian Yao tidak lagi terang, tetapi malah menjadi gelap. Mereka seperti api hitam yang berasal dari Neraka. Namun sebaliknya, rambutnya berubah memutih dari akar hingga ke ujungnya.
Sisik mulai muncul di wajahnya. Ia seperti roh jahat dari Neraka yang telah menembus tiga batasan untuk menatap tajam Qing Guang.
Jian itu masih menusuk punggung Tian Yao, tetapi ia tidak merasakan sakitnya sama sekali. Ia menoleh dan mematahkan pedang itu. Masih tersisa setengah di punggungnya, tetapi itu perlahana-lahan terdorong keluar secara paksa oleh lapisan sisik yang muncul di kulitnya.
Tian Yao berbalik dan mengulurkan tangan untuk menangkap Qing Guang, yang berusaha mengelak. Namun, meskipun gerakan Tian Yao lambat, api hitamnya tetap menjerat Qing Guang. Tak ada cara bagi Qing Guang untuk meloloskan diri.
Tian Yao melingkarkan tangannya di sekitar leher Qing Guang.
Api hitam menjalar menuruni lengannya dan mencapai leher Qing Guang. Api itu menyebar ke tubuh Qing Guang hingga seluruh tubuhnya terbakar.
Qing Guang meronta dalam kobaran api: “Ini tidak mungkin … aku tidak bisa menerima ini ….”
Suaranya ditenggelamkan oleh api. Dari dalam hingga ke luar, ia benar-benar dihancurkan oleh api yang menyala. Bahkan tak ada setitik pun abu yang tersisa untuk jatuh.
Tetapi, bahkan ketika Qing Guang terbakar sampai habis, api di tangan Tian Yao tidak berhenti. Api hitam muncul di sekitar kakinya dan mulai membakar. Sisiknya terbakar, tetapi Tian Yao tidak bergerak sama sekali. Seolah-olah ia juga ingin terbakar.
Huan Xiao Yan begitu ketakutan oleh pemandangan itu hingga ia bahkan tidak berani menangis.
Ia buru-buru menjerit: “Jangan lakukan itu! Jangan lakukan itu! Majikan bilang ia akan kembali untuk mencarimu!”
Kata-kata itu mencapai Tian Yao.
Ia mengalihkan pandangannya dan melihat ke Huan Xiao Yan: “Ia akan datang mencariku?”
“Jika kau mati, maka kau tidak akan mengingatnya! Kau tidak akan punya ingatan apa pun! Selama kau mengingatnya, Majikan bilang bahwa ia akan mencarimu!”
Tian Yao melihat ke bawah. Di tangannya adalah sisik perlindungan jantung berwarna biru. Warnanya masih biru kehijauan, tidak seperti sisa sisiknya yang telah menggelap. Api hitam itu perlahan-lahan menghilang.
Dimana kau?
Aku ada di sini.
Tian Yao menerima kembali sisik perlindungan jantungnya. Ia tak lagi semenenakutkan itu, tetapi rambut putihnya tetap ada.
“Aku juga akan mencarinya.”
***
Lima puluh tahun kemudian.
Ada seorang gadis kecil di sebuah desa. Ia adalah seorang anak ajaib. Tidak ada yang mengajarinya bagaimana baca-tulis, tetapi ia tahu bagaimana melakukannya. Ketika ayahnya masih hidup, ia selalu bersikeras untuk mengubah namanya. Bukan hanya ia bersikeras untuk mengubah namanya, ia juga bersikeras untuk mengubah marganya. Ayahnya menolak dan akan memukul dan memarahinya. Namun, tindakannya tidak berefek pada anak perempuan itu. Sekarang, ayah si anak perempuan telah tiada, dan ibu anak perempuan itu juga sudah meninggal dunia saat gadis itu masih kecil. Yang dibawa gadis itu ketika ia meninggalkan desa hanyalah sebuah buntalan kecil.
Ia bilang, namanya adalah Yan Hui. Ia akan mencari seseorang. Orang itu adalah suaminya. Namanya adalah Tian Yao.
Pojokan Raindrop: Masih ada 3 chapter lagi yaa, hohoho 😀