Heart Protection (English - Indonesian Translation) - Chapter 91
Chapter 91
Hawa dingin musim gugur dibawa masuk ke dalam tubuh oleh angin musim gugur.
Pada hari yang disetujui Qing Qiu dan Su Ying, pasukan xian dan pasukan iblis bertemu di depan Gunung San Chong, dekat jurang yang sangat besar yang dibelah menggunakan sihir lima puluh tahun yang lalu. Kedua pasukan terpisah jadi dua jalan yang berbeda di kedua sisi gunung.
Yan Hui dan Tian Yao berdiri di antara anggota klan iblis. Pewaris Qing Qiu sudah membawa Liu Mu Sheng ke depan rombongan. Su Ying dan Ling Xiao berdiri di seberangnya. Ketika mereka melihat Liu Mu Sheng, barulah kemudian Su Ying mengisyaratkan dengan tangannya. Para kultivator xian terbagi jadi dua sisi, dan membawa keluar Xian Ge yang dirantai berat.
Tangannya juga diikat di belakangnya. Ia juga mengenakan rantai berat di kakinya. Rantai-rantai itu juga memiliki segel sihirnya, yang berkedip-kedip seiring tiap langkahnya.
Melihat Xian Ge seperti ini, para iblis pun mengeluarkan suara tersinggung dari waktu ke waktu. Xian Ge mungkin sudah bukan deretan iblis lagi, tetapi ia tetaplah putri klan iblis. Tetapi kini, ia dibawa keluar oleh kultivator xian dengan pakaian tahanan. Para iblis pun tidak tahan untuk marah.
“Su Ying dari Sekte Guang Han,” sang pewaris meninggikan suaranya.
“Yang kau inginkan ada di sini. Kenapa kau tidak segera melepaskan rantai Xian Ge?”
Mengatakan ini, pewaris menarik Liu Mu Sheng selangkah ke depan. Tatapan Su Ying sedikit bergetar melihat itu. Dengan kilatan cahaya di tangannya, segel di rantai Xian Ge langsung dinonaktifkan.
“Ayo lakukan pertukarannya.”
Suara Su Ying juga meninggi.
Karena itu, si pewaris klan iblis rubah ekor sembilan berkata kepada Liu Mu Sheng, “Pergilah.”
Liu Mu Sheng berjalan ke arah jembatan yang diciptakan para kultivator xian itu dalam diam. Ia melihat ke bawah, tidak membiarkan siapa pun melihat ekspresinya.
Di waktu yang sama, Xian Ge mulai berjalan ke arah jembatan sihir para iblis. Mereka berdua sampai di tengah jembatan mereka di waktu yang sama. Namun, ketika mata semua orang terfokus pada saat itu, tidak ada yang menyadari di belakang Su Ying ada seorang kultivator perempuan yang sihirnya memekat secara diam-diam di tangannya.
Kultivator itu berada di belakang. Dengan gerakan tiba-tiba, sihir menghantam jembatan iblis tepat di bawah kaki Xian Ge.
Jembatan iblis itu bergetar, dan Xian Ge tersandung dan nyaris jatuh.
Tatapan Su Ying menajam dan ia melihat ke belakang ke arah kerumunan kultivator xian.
Di pihak iblis, Yan Hui melihat situasi itu dan mencaci dengan keras: “Su Ying dari Sekte Guang Han benar-benar akan mengingkari ucapannya sendiri!”
Para iblis sudah waspada ketika Xian Ge jatuh. Saat mereka mendengar perkataan Yan Hui, para iblis yang sudah marah itu pun meletus jadi keributan yang bising.
Yan Hui mendengus dingin: “Kau ingin mendapatkan kembali seseorang tetapi tidak rela melepaskan orang! Tidak ada hal segampang itu di dunia ini!”
Yan Hui bergerak, buru-buru mengedarkan sihir iblis di dalam tubuhnya. Ia terbang untuk menangkap Liu Mu Sheng kembali.
Su Ying tadinya berencana untuk menangkap Xian Ge kembali, tetapi saat ia melihat gerakan Yan Hui, wajahnya membeku. Tidak ada waktu untuk mengatakan apa-apa. Su Ying melakukan gestur secepat kilat dengan tangannya dan mengirimkan sihir xian pembunuh ke arah Yan Hui.
Yan Hui tidak memiliki kemampuan untuk menghadang sihir xian Su Ying, dan jadilah ia bahkan tidak mencobanya. Ia hanya mempertaruhkan segalanya demi mendapatkan Liu Mu Sheng dan menariknya kembali. Di waktu yang sama, lava di dalam jurang itu tiba-tiba bergejolak oleh sihir seseorang yang tidak diketahui. Dengan bunyi boom, lavanya melonjak ke atas dan menghantam jembatan kultivator xian, menghancurkannya. Di saat yang sama, lava itu juga menghadang sihir pembunuh Su Ying dari mencapai Yan Hui.
Yan Hui bahkan tidak melirik situasinya. Ia hanya memegangi Li Mu Sheng dan berlari dengan kepala menunduk ke sisi Qing Qiu. Ia tidak terbang maupun menggunakan sihir. Mereka hanya berlari sambil tersandung seolah mereka sudah terkena mantra Su Ying, terluka dan tidak bisa menggunakan sihir.
Su Ying melihat Liu Mu Sheng dibawa pergi oleh Yan Hui. Tentu saja, ia tidak akan membiarkan itu terjadi. Su Ying langsung terbang ke arah mereka untuk menangkap Yan Hui.
Di waktu bersamaan, Tian Yao bergerak dan melakukan kontak singkat dengan Su Ying.
Ia marah-marah dengan gigi bergemelatuk: “Iblis naga, berhenti mengacaukan urusanku!”
Tian Yao tersenyum dingin: “Urusanmu itulah yang kacau.”
Wajah Su Ying dipenuhi kebencian, tetapi ia tidak bisa menangkap Tian Yao hanya dengan satu serangan.
Yan Hui berteriak ke arah pewaris Qing Qiu: “Cepat, bawa Xian Ge kembali!”
Sang pewaris tidak menunggu hingga Yan Hui selesai sebelum bergerak sendiri. Setelah pertarungan singkat antara Su Ying dan Tian Yao, Su Ying melihat si pewaris beraksi.
Ia menolehkan kepalanya ke belakang dan berteriak: “Ling Xiao!”
Tidak perlu perintah Su Ying. Ling Xiao sudah lebih awal melihat apa yang terjadi dan berencana untuk menangkap kembali Xian Ge.
Para pemain di kedua pihak membuat gerakan mereka. Sekarang, iblis-iblis yang masih berdiri di pihak mereka, tidak bisa lagi menahan kebencian yang terakumulasi selama bertahun-tahun terhadap kultivator xian. Dengan raungan yang menggetarkan bumi, mereka menerjang ke sisi lain Gunung San Chong. Para kultivator pun dipaksa mengambil sikap.
Kedua belah pihak langsung terlibat dalam pertarungan yang kacau-balau.
Di tengah-tengah kekacauan itu, Xian Ge yang jatuh pun berjuang untuk bangun. Tiba-tiba saja, dari sampingnya datanglah satu lengan dan dengan kuat melingkari pinggang Xian Ge.
Xian Ge terkejut, tetapi di saat berikutnya, ia mengenali lengan siapakah itu. Ia menolehkan kepalanya hampir tidak percaya. Orang yang datang mengenakan jubah hitam dan sebuah topi lebar yang menutupi wajahnya. Aura di sekitar orang itu berantakan. Suatu saat auranya iblis, berikutnya, kultivator xian.
Dalam pertarungan, tidak peduli apakah kultivator xian atau iblis, tidak ada yang dapat mengetahui siapa itu di dalam kekacauan tersebut.
Xian Ge menatap wajah kuyu pria itu.
Seolah tangisannya tersangkut di tenggorokannya: “Kau ….”
“Aku datang untuk menyelamatkan dirimu.”
Satu kalimat. Lima kata. Seringkas itu, tetapi dengan mudahnya menyebabkan mata Xian Ge memerah.
Kekacauan di medan perang tidak membiarkan banyak waktu penuh kelembutan di antara keduanya. Dengan ekspresi dingin, Ling Xiao mengirimkan mantra xian, dilemparkan ke arah Xian Ge. Namun ketika mantra itu mendekatinya, ledakan sihir iblis itu menghancurkan mantra xian tersebut.
Pewaris Qing Qiu berdiri di depan Xian Ge. Punggung lebarnya menghadang Xian Ge.
Di tengah medan perang yang membingungkan, ia berteriak dengan keras: “Pergi!”
Kata itu diucapkan sebegitu rendahnya hingga nyaris tidak terdengar.
Xian Ge berbalik untuk melihatnya. Ia melihat ayahnya, yang telah melindunginya sejak kanak-kanak, berdiri di depannya. Di dalam medan perang yang kacau, ia berdiri di sana seperti sebelumnya, memberikannya kabar paling aman.
Xian Ge membuka mulutnya dan memanggil ‘Ayah’. Kata itu tidak pernah terengar begitu penuh dengan kesedihan dan penderitaan.
Tetapi, tidak ada waktu bagi Xian Ge untuk memandangi punggung lebar itu. Feng Qian Shuo mengangkat Xian Ge dan membopongnya dalam pelukannya. Ia memakaikan mantel di sekelilingnya, dan mereka segera menghilang dari pandangan. Tidak diketahui kemana perginya mereka.
Pewaris iblis rubah ekor sembilan bahkan tidak melirik ke belakang. Hanya genggaman di pedangnya yang perlahan-lahan mengetat, sebab ia mengetahui bahwa putrinya mungkin akan menghadapi perjalanan yang panjang dan sulit. Mereka mungkin tidak akan pernah bertemu lagi di kehidupan ini.
Ling Xiao melemparkan mantra lainnya, tetapi si pewaris dengan mudah menghadangnya dengan lambaian pedangnya.
Iblis itu tersenyum dingin: “Apakah kekuatan pemimpin Gunung Chen Xing hanya sebanyak ini? Kau bekerja keras untuk sekte kultivasimu, tetapi sepertinya kau tidak memberikan semuanya!”
Ling Xiao sedikit menyipitkan matanya mendengar perkataan itu. Ia melirik ke samping dan melihat Yan Hui sedang berusaha keras menghindari Su Ying sembari mengelak dari sekitar medan perang bersama Liu Mu Sheng. Tinjunya jadi mengepal sedikit lebih erat.
Ling Xiao memaksa pandangannya kembali dan mendengus dingin: “Pewaris klan iblis rubah ekor sembilan Qing Qiu lumayan berhati lembut terhadap putrimu yang telah mengkhianati klan.”
Sang pewaris memincingkan matanya dan menerjang Ling Xiao untuk memenggalnya sambil berteriak keras. Sekali lagi keduanya bertarung. Namun kali ini, Ling Xiao bertarung dan mundur di saat berbarengan. Ia jadi semakin dekat ke tempat Yan Hui berada ….
Meskipun ia berada jauh, Ling Xiao bisa mengetahui bahwa Yan Hui sepenuhnya menggunakan teknik hati iblis. Walaupun sebagian besarnya Ling Xiao tidak familier dengan sihir iblis, ia dapat mengetahui dari bagian yang dikenalnya, bahwa itu pasti diajarkan kepada Yan Hui oleh si iblis naga itu, Tian Yao. Sewaktu Yan Hui menggunakan sihir iblis, aura iblisnya samar-samar bercampur dengan aura iblis naga. Meskipun aura itu samar hingga nyaris tidak tampak, Ling Xiao dapat dengan jelas merasakannya.
Dan jika ia dapat merasakannya, maka Su Ying pasti ….
Ling Xiao belum menyelesaikan pemikirannya ketika Su Ying, yang sedang bertarung melawan Tian Yao, mendengus dingin: “Aku bertanya-tanya, kenapa kau begitu lemah sekarang. Ternyata, kau belum mengambil kembali nei dan-mu. Kenapa? Apa kau menggunakan gadis itu untuk menumbuhkannya?”
Suara Su Ying tidak kecil. Yan Hui ada di bawah, sedang melindungi Liu Mu Sheng. Mereka berpacu ke bagian dalam Qing Qiu, tetapi ia mendengar kata-kata itu. Mau tak mau, Yan Hui berhenti dan melihat ke langit. Sepertinya, Tian Yao marah atas apa yang dikatakan Su Ying.
Tian Yao membuat segel dengan tangannya. Di belakangnya, lava di jurang Gunung San Chong merespon panggilannya. Lava itu berubah jadi naga api dan bergegas ke arah Su Ying.
Su Ying mendengus dingin: “Tanpa nei dan, kau bertarung secara sia-sia melawanku!”
Begitu ia mengucapkan perkataan itu, ada suara nyaring di udara. Naga lava yang dipanggil Tian Yao berubah jadi sebalok es. Ia pecah di langit dan potongan-potongannya menghujan turun.
Yan Hui melihat Su Ying melemparkan mantra untuk membunuh Tian Yao. Di waktu yang sama, ia mendengar suara benturan sihir yang kuat dari tempat Ling Xiao berada. Ia melihat ke sana dan melihat Xian Ge sudah menghilang. Yan Hui mengetahui bahwa Feng Qian Shuo sudah berhasil membawa pergi Xian Ge.
Xian Ge sudah tak ada lagi di sini. Yan Hui membuat perhitungan cepat dan mengucapkan permohonan maaf kepada Liu Mu Sheng. Ia langsung mengeluarkan belatinya dan meletakkannya di leher Liu Mu Sheng.
Mereka berdiri di hutan: “Su Ying!”
Yan Hui menjerit, “Jika kau bergerak lagi, aku akan membunuh pelajar ini!”
Sudah pasti, Su Ying berhenti mendengar perkataan itu. Ia melihat ke bawah. Belati Yan Hui sudah sedikit menggores leher Liu Mu Sheng. Darah merah mengalir menuruni lehernya dan menodai kerahnya.
Tanpa sepengetahuannya, tubuh Su Ying mulai gemetaran melihat pemandangan itu. Ia menghentikan serangannya.
Yan Hui berkata: “Kau bilang, ia adalah reinkarnasi dari orang yang kau cintai. Kau pasti telah susah payah mencarinya.”
Yan Hui tersenyum.
“Siapa yang tahu, jika aku membunuhnya, kau akan beruntung untuk menemukan reinkarnasinya dua puluh tahun kemudian.”
Tangan Su Ying sedikit gemetar.
“Tinggalkan Qing Qiu,” kata Yan Hui.
“Pura-puralah seolah apa yang terjadi di sini, tidak terjadi. Kalau tidak ….”
Yan Hui melengkungkan bibirnya dan tampak acuh tak acuh, membuat sayatan di leher Liu Mu Sheng bahkan lebih besar.
“Kau hanya akan membantunya menjadi mayat.”
Mata Su Ying tiba-tiba jadi muram. Ia menggertakkan giginya kuat-kuat.
Setelah keheningan yang panjang di langit: “Aku akan mundur.”
Su Ying berkata, “Jangan lukai dia.”
Ketiga kata ini tanpa diduga membuat Liu Mu Sheng tersenyum dingin. Ia menatap Su Ying, yang ada di langit, dengan penghinaan yang ekstrim. Su Ying berpura-pura tidak melihat tatapan itu dan mundur diam-diam.
Tampak seolah ia akan meninggalkan perbatasan Qing Qiu.
Yan Hui baru saja mulai mengembuskan napas lega.
Ia sedikit mengendurkan genggamannya pada belati itu. Di tengah antisipasi yang gamblang, di bawah kaki Yan Hui tiba-tiba terbentuklah formasi mantra es. Yan Hui tercengang.
Ia mendengar peringatan panik Tian Yao di udara: “Pindah!”
Liu Mu Sheng mendadak bereaksi. Ia memindahkan lehernya untuk secara langsung mengenai ujung pisau Yan Hui.
Yan Hui tidak sempat menyingkir. Ia melihat pisau itu sudah akan memotong tenggorokan Liu Mu Sheng. Satu tangan tiba-tiba terulur dari samping dan dengan kencang mencengkeram belati Yan Hui. Darah mengalir dari telapak tangan itu dan menetes ke tanah.
Tidak ada seorang pun yang sanggup melukai Su Ying dalam pertempuran. Namun, demi menyelamatkan Liu Mu Sheng, tangannya tersayat oleh belati Yan Hui.
“Kau ingin bunuh diri lagi?” tanya Su Ying.
“Jangan menggunakan cara yang melukai dirimu sendiri demi melukaiku.”
Liu Mu Sheng mencemooh dingin: “Selama itu melukaimu, aku rela menggunakan cara apa pun.”
Sudut mulut Su Ying bergetar. Ekspresinya sedih.
Yan Hui memandangi Su Ying, yang nyaris berada dalam jangkauan. Di tengah-tengah keterkejutannya, ia tiba-tiba mendengar apa yang kedengarannya seperti benturan keras dari samping. Yan Hui melihat ke sana. Itu adalah Tian Yao yang biasanya tenang, menggunakan sihir untuk menyerang tepian sihir Su Ying secara paksa. Itu mencegahnya mendekati Yan Hui.
Formasi es itu tiba-tiba menyala, dan seluruh tubuh Yan Hui langsung terperangkap di dalamnya.
Di luar formasi itu, ekspresi tercengang dan panik Tian Yao juga menghilang ….