Heart Protection (English - Indonesian Translation) - Chapter 95
Chapter 95
Ciuman itu sangat dalam. Tian Yao memeluk Yan Hui begitu erat hingga ia nyaris tidak bisa bernapas. Ketika Yan Hui mulai mendorong Tian Yao karena ia tidak bisa menahannya lagi, seolah akhirnya Tian Yao kembali tersadar. Ia melepaskan bibir Yan Hui, membiarkannya bernapas. Namun, tangannya masih enggan untuk melepaskannya.
Ia ingin memeluknya, merasakan dada Yan Hui yang naik-turun dan detak jantungnya yang cepat. Ia ingin membuktikan bahwa Yan Hui masih hidup, benar-benar hidup dan berada di sisinya.
Susah payah ia kembali tersadar. Yan Hui mengangkat kepalanya dan menatap kosong ke arah Tian Yao.
Keempat mata bertemu. Dua orang itu berdiri diam di sana.
Pada akhirnya, Zhu Li maju ke depan dan memecah keheningan yang aneh itu: “Ini … ini tempat umum!”
Suaranya sedikit bergetar.
“Ayo pergi!”
Yan Hui tersentak kembali ke akal sehatnya. Ia buru-buru menekan tangan Tian Yao yang masih memeluknya. Ia ingin lepas dari pelukannya. Namun, Tian Yao mengerahkan sedikit lebih banyak tenaga dan menariknya kembali dalam pelukannya. Dada Yan Hui menekan dadanya, dan kepala Yan Hui bersandar di pundaknya.
“Kau masih hidup,” ucap Tian Yao.
“Kau masih aman dan selamat.”
Yan Hui tertegun, baik karena mendengar perkataannya dan karena tindakannya yang berpegang erat padanya: “Iya … ya, aku masih aman dan selamat.”
Ia menjulurkan lehernya ke belakang.
“Tetapi kau ….”
Tian Yao tidak menunggu hingga Yan Hui menyelesaikan ucapannya sebelum memeluknya bahkan lebih erat lagi. Ia menepuk bagian belakang kepala Yan Hui seolah ia sedang membujuk anak kecil.
“Semuanya baik-baik saja sekarang.”
Ia tampak mengembuskan napasnya yang tertahan. Tidak jelas apakah kata-kata itu diucapkan untuk dirinya atau pada Yan Hui.
Yan Hui terdiam mendengar perkataan itu. Ia tidak mengajukan lebih banyak pertanyaan dan hanya mengulurkan tangan untuk menepuk punggung Tian Yao.
***
Malam musim gugur sangatlah dingin.
Yan Hui tidak memahami kegelisahan yang dirasakan dalam tubuhnya, terutama sensasi panas di bibirnya. Pikirannya tersangkut pada apa yang terjadi di pagi hari ketika Tian Yao tiba-tiba menciumnya.
Detak jantungnya seperti ketika ia memakan wewangian pekasih rubah di kota Yong Zhou.
Huan Xiao Yan melayang ringan ke sisi Yan Hui: “Majikan.”
Ia memanggil pelan di telinga Yan Hui, tetapi masih saja membuat Yan Hui melompat.
“Ada apa?”
“Kau seperti binatang yang sedang bergairah.”
Wajah Yan Hui memerah.
Ia berdeham kecil dan duduk tegak: “Um, dua hari terakhir ini berantakan. Aku belum berterima kasih secara pantas kepadamu karena telah membantuku.”
Ia memandangi Huan Xiao Yan dari atas ke bawah.
“Apa kau sedikit bertumbuh?”
“Tentu saja.”
Huan Xiao Yan berputar dengan bangga di udara.
“Kau baru menyadari kalau aku bertumbuh? Semenjak meninggalkan istana iblis ilusi, aku sudah sibuk membuatkan segala macam ilusi untuk para iblis Qing Qiu. Mereka yang tidak bisa tidur nyenyak, semuanya ingin aku membantunya. Aku tumbuh cepat dengan memakan emosi mereka. Sekarang bahkan mungkin saja untuk melemparkan ilusi pada iblis yang seratus kali lipat lebih kuat daripada diriku!”
Yan Hui menaksir Huan Xiao Yan lebih dekat. Tampaknya, benar-benar begitulah adanya. Sebelumnya, si iblis kecil kelihatan seperti anak-anak. Sekarang, ia adalah remaja yang cantik.
“Tetapi, Majikan, kita belum menyelesaikan apa yang baru saja kita obrolkan ….”
Jelas Huan Xiao Yan tidak berminat membicarakan tentang dirinya sendiri. Ia mengalihkan percakapannya kembali ke topik semula.
“Hari ini, sewaktu Iblis Naga Tian Yao menciummu,” ia mengangkat alisnya dan mengambil sikap yang sangat pengertian, “apakah itu sangat menyenangkan?”
Yan Hui melirik iblis itu.
Huan Xiao Yan mengira ia akan ditegur, tetapi yang mengejutkannya, Yan Hui memikirkannya dan mengusap bibirnya dengan serius: “Itu lumayan menyenangkan ….”
“….”
Huan Xiao Yan berkata, “Majikan, kau tidak bersikap menjauhkan diri sungguh di luar dugaanku. Aku tidak tahu bagaimana harus menanggapinya sekarang.”
Yan Hui tertawa: “Namun, mengabaikan bagaimana tubuhku merasakannya, hatiku masih belum sepenuhnya mempercayainya.”
“Apanya yang tidak bisa dipercaya? Itu benar-benar terjadi.”
Yan Hui terdiam sejenak: “Aku yakin bahwa Tian Yao tidak akan pernah mencintai wanita lain dalam hidupnya. Bagaimanapun juga, ia terluka parah di masa lalu ….”
Huan Xiao Yan melengkungkan bibirnya: “Bukankah itu karena ia tidak bisa mencintai pria?”
Yan Hui: “….”
Huan Xiao Yan nyengir: “Aku bercanda, Majikan.”
Ia memutar bola matanya dan sedikit berpikir.
“Majikan, barangkali kau tidak mengetahuinya, tetapi sebelumnya, saat kita berada di istana iblis ilusi, aku juga melemparkan ilusi pada Tian Yao. Ia melihat dua momen tak terlupakan dalam hidupnya. Momen pertama kemungkinan dari dua puluh tahun yang lalu ketika wanita lain itu menjanjikan cintanya pada Tian Yao, tetapi apa yang Tian Yao rasakan adalah kepahitan kuat dan kebencian. Kemudian, ia melihat momen lain. Itu adalah tentang dirimu.”
Yan Hui terkejut: “Aku?”
“Ia melihatmu di bawah cahaya bulan, berdiri di depannya membawa sebilah jian. Bahkan setelah ilusinya menghilang, hatinya masih diliputi dengan emosi itu.”
Huan Xiao Yan menggaruk kepalanya.
“Aku rasa bahwa, momen terbaik dalam hidup Tian Yao adalah bertemu denganmu ketika ia berada dalam situasinya yang paling putus asa.”
Bertemu dengannya ….
Ketika ia berada dalam situasinya yang paling putus asa.
Yan Hui praktisnya dapat merasakan dadanya menghangat di malam yang dingin itu.
Ternyata, ia sungguh memiliki tempat sepenting itu dalam hati seseorang.
Ternyata, ia sebenarnya dibutuhkan seperti ini.
Ia tidak pernah mengira bahwa, hidupnya yang mengecewakan, tidak berarti, akan sangat tak tergantikan bagi seseorang.
Hanya memikirkannya saja, ia merasa ….
Senang sekali.
Untungnya, ada seseorang bernama Tian Yao di dunia ini.
Dalam sekejap, Yan Hui merasa agak bergejolak. Ia langsung memakai sepatunya dan berlari keluar pintu tanpa mengenakan jubah luarannya. Huan Xiao Ran bingung dengan gerakan tiba-tiba Yan Hui.
Ia mengejar Yan Hui dan menjerit: “Majikan! Kau mau kemana?!”
“Aku akan pergi mencari Tian Yao! Aku ingin bertemu dengannya!”
Huan Xiao Yan berhenti sewaktu ia mendengar kata-kata itu dan dengan penuh sesal menggelengkan kepalanya: “Tergila-gila.”
Tetapi saat ia menolehkan kepalanya, ia melihat Zhu Li berdiri dengan sedih di balik pilar. Bayangan pilar itu mengaburkan sosoknya, sehingga sulit untuk melihatnya.
Huan Xiao Yan mengusap dagunya sambil berpikir.
Kemudian ia berjalan maju dan menepuk pundak Zhu Li: “Pangeran Kecil.”
Ia tersenyum cerah padanya.
“Apa kau ingin bersama majikanku dalam mimpimu? Aku bisa memberikanmu mimpi itu. Kau hanya perlu membiarkanku memakan emosimu di malam hari.”
“Tidak perlu.”
Zhu Li menepis tangan Huan Xiao Yan.
“Tidak apa-apa seperti ini.”
Ia berbalik dan pergi untuk kembali ke halamannya sendiri.
Huan Xiao Yan memandangi punggungnya yang kesepian.
Ia memikirkan soal itu dan setelahnya menyusulnya: “Tetapi saat ini, kau tampak menyedihkan, seperti seekor anjing yang diguyur air.”
“Aku tidak begitu.”
“Mm, kau bahkan menyeret kakimu. Kau putus asa, dan ekspresimu hancur.”
“Tutup mulutmu.”
“Kalau aku menutup mulutku, apa kau akan merasa senang?”
“Itu bagus.”
“….”
Huan Xiao Yan membuka mulutnya lagi.
“Aku hanya menutup mulutku sejenak. Apa kau merasa senang sekarang?”
Mata Zhu Li hampir berputar ke belakang kepalanya: “Apa kau sedang menggodaku?”
Huan Xiao Yan mengedip dan berujar blak-blakan: “Iya.”
“….”
Sihir berkumpul di tangan Zhu Li.
“Kemari. Ayo bicara.”
“Orang jahat! Aku hanya menggodamu karena aku melihat suasana hatimu sedang buruk. Kenapa kau mau memukulku karena aku menggodamu? Aku tidak terima!”
“Jika kau tidak menerimanya, maka ayo berkelahi!”
“Baik!”
***
Yan Hui, yang sudah pergi jauh, tidak mengetahui bagaimana keadaan halaman tersebut karena perkelahian itu. Ia hanya memikirkan berlari menuju mata air dingin.
Tian Yao terbenam di dalam mata air dalam wujud naganya. Saat ia mendengar Yan Hui berlari mendekat, ia mengangkat kepalanya ringan, tetapi tidak berubah kembali ke wujud manusianya.
“Tian Yao.”
Yan Hui berhenti di depannya, sedikit terengah-engah. Kepala naga itu berpindah ke depan Yan Hui seolah sedang menanyakan ada masalah apa.
Tetapi Yan Hui, yang masih megap-megap, memeluk leher Tian Yao. Tian Yao kaget. Mata naganya mendadak melebar.
Yan Hui memeluknya dan berkata: “Kau menyukaiku, kan?!”
Ekor Tian Yao tiba-tiba keluar dari air.
Yan Hui menguburkan kepalanya di atas kepala Tian Yao: “Jadilah milikku, oke?!”
Untuk sesaat, Tian Yao tercengang mendengar ucapan itu. Segera setelahnya, cahaya berputar di sekitar tubuhnya. Langsung saja, satu orang muncul di mata air dingin itu. Tatapannya yang tertahan itu mengeluarkan cahaya redup yang mengungkapkan emosinya yang biasanya tersembunyi.
Yan Hui maju selangkah ke depan: “Jadilah milikku, okee?! Aku juga menyukaimu!”
Cahaya di mata Tian Yao agak meredup. Ia hanya menatap Yan Hui dengan tenang.
Yan Hui yang ditatap dalam diam selama beberapa saat, jadi sedikit tidak yakin: “Sebelumnya, kau bertanya padaku, apa yang akan terjadi apabila dua puluh tahun yang lalu, orang yang kau temui adalah aku. Pada waktu itu, aku tahu kau mulai merasakan sesuatu padaku, tetapi aku tidak memiliki kasih sayang untukmu. Tetapi belakangan ini, aku mulai memikirkan lebih soal pertanyaan itu, bagaimana kalau akulah orang yang kau temui dua puluh tahun yang lalu.”
Yan Hui menatap Tian Yao dengan mantap: “Aku tidak berani mengatakan yang lainnya, tetapi jika orang yang kau temui dua puluh tahun lalu adalah diriku, kau hanya perlu tulus bersamaku. Maka, aku akan secara tulus memberikan segalanya untukmu. Tidak akan ada penipuan atau pengkhianatan.”
Sebenarnya, apabila saat terbaik bagi Tian Yao adalah bertemu Yan Hui ketika semuanya suram, maka bagi Yan Hui, saat terbaiknya adalah memiliki Tian Yao ketika ia tidak punya apa-apa lagi.
Mereka tidak mengetahui kapankah masing-masingnya menjadi pelindung tak tergantikan dalam hati mereka.
Cahaya bintang yang bertaburan di mata air dingin itu terpantulkan di mata Tian Yao. Ia masih tidak mengatakan apa-apa.
Yan Hui menunggu sejenak sebelum kesabarannya habis. Pada akhirnya, ia maju ke depan selangkah lagi. Ia melingkarkan tangannya di sekeliling leher Tian Yao dan menggigit bibirnya.
Ia meninggalkan bekas yang dalam dan mulai bertingkah seperti bajingan: “Aku tidak peduli. Aku sudah menciummu. Aku sudah memelukmu. Aku sudah melihat bagian tubuhmu yang harus dan tidak seharusnya kulihat. Pokoknya, aku mengambil kesucianmu. Katakan, jadi milikku.”
Tian Yao tidak bisa memasang wajah datar mendengar kata-kata itu. Ia menundukkan kepalanya, membuang muka, dan tersenyum.
“Itu sungguh dirimu, Yan Hui.”
Yan Hui melingkarkan tangan di leher Tian Yao dan menatap lekat padanya: “Berhenti menertawakanku. Kalau kau tidak jadi milikku malam ini, aku tidak akan membiarkanmu pergi.”
Tian Yao tertawa.
Ia tertawa untuk waktu yang lama, sebelum mengangguk: “Aku milikmu.”
Ia mengulanginya lagi.
“Aku akan jadi milikmu.”
Baru saat itulah Yan Hui tersenyum.
Wajah pura-pura seriusnya langsung melembut: “Kau tidak boleh menyesalinya.”
Tian Yao melihat ke bawah ke arahnya: “Mungkin itulah yang ingin kukatakan padamu.”
Pojokan Raindrop: Akhirnya official guys pasangan kita~~~ TT____TT