I Don’t Dare To Oppose A Protagonist Anymore (English to Indonesian Translation) - Chapter 06
- Home
- I Don’t Dare To Oppose A Protagonist Anymore (English to Indonesian Translation)
- Chapter 06 - Pada Akhirnya, Bukan Dia Yang Merasa Senang
Lin Xiao dengan mudah menarik Ling Luo menjauh.
Sedangkan Lei Shaoniao terlihat berdiri di kejahuan, menanti kedatangan seseorang. Saat ini, Lin Xiao, Lin Waner, dan Ling Luo saling pandang satu dengan yang lain, tidak tahu harus mengatakan apa. Keheningan melingkupi mereka bertiga.
Pada akhirnya, Lin Waner lah yang memecahkan kesunyian itu. Dia mengedipkan mata, melihat ke arah Ling Luo dan bertanya, “Ling Luo gege, apa kamu tidak apa-apa?”
Menurut penglihatannya, Ling Luo diganggu oleh kelompok tersebut untuk waktu yang cukup lama. Orang-orang itu pasti telah melakukan sesuatu padanya.
Namun Ling Luo menggelengkan kepalanya.
Awalnya, dia ingin keluar untuk mencari tempat dimana dia bisa berlatih. Lagipula, dia ingin menjadi kuat. Yang tidak dia sangka, tepat ketika dia berjalan keluar, Lei Shaoniao dan kelompoknya datang menghadangnya. Mereka belum melakukan apapun, hanya mengoloknya saja. Sebelum Ling Luo sempat membalas, Lin Waner datang.
Ling Luo memiliki kepribadian yang dingin.
Sebelum dia berpindah, dia adalah seorang bussinessman yang sukses, dan dia juga sudah terbiasa dengan kesombongan para kalangan atas. Di kehidupannya yang sekarang, semua orang yang memiliki hubungan baik dengan keluarganya menolak untuk menolong ibunya yang sakit. Itulah alasan mengapa dia sangat enggan untuk dekat dengan dengan orang lain…
Namun sekarang, Lin Waner sekali lagi menolongnya saat dia dalam masalah, dan bahkan membantunya mendapatkan tanaman obat. Namun sayang sekali, ayahnya menolak untuk meminta bantuan, dan Lin Waner yang terbilang masih lemah, tidak bisa memantu apa-apa. Namun kebaikannya ini tidak bisa disepelekan.
Dan… tuan muda Lin dari ibukota muncul di hadapannya. Mengapa dia sering sekali membantunya… ini adalah pertanyaan terberat yang dimiliki Ling Luo.
Apa mungkin sebenanrnya Lin Xiao adalah orang yang baik?
Hal ini memang bisa saja… Ling Luo berpikir jika dia pasti akan membalas kebaikan Lin Xiao ini karena dia bukanlah seseorang yang tidak tahu terima kasih. Dia harus menjadi kuat. Benar, dia pasti akan menjadi sangat kuat.
***
Hari ini, semua rencananya telah gagal. Jika sekali lagi dia berjalan di kota, dia pasti akan bertemu Lei Shaoniao lagi dan pasti akan mengganggunya lagi. Ling Luo telah memikirkan hal ini. Jadi, pertama-tama dia mengucapkan terima kasih atas bantuan Lin Waner dan Lin Xiao sebelum mengucapkan selamat tinggal. Dia berniat untuk pergi berlatih besok hari.
Ling Luo yang mengucapkan selamat tinggal dan kemudian pergi adalah sesuatu yang diharapkan Lin Xiao. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan pada Ling Luo karena perasaannya pada pemuda itu cukup kompleks.
Di kehidupan sebelumnya, dia mati di tangan Ling Luo. Jika dia tidak membaca novel tersebut, dia pasti pergi dan mencarinya untuk membalas dendam pada kehidupannya yang sekarang ini. Namun dia telah membaca novel tersebut… jadi walaupun Lin Xiao sangat ingin membalas dendam, namun dia juga tahu jika dia tidak akan bisa menang melawan protagonis.
Pada saat ini, dia hanya bisa mengorbankan nyawanya untuk mengambil sesuatu yang ada di dalam gua sebelum sang protagonis. Setelah berkeliling seharian, langit mulai menjadi gelap. Memikirkan Lei Shaoniao dan kelompoknya yang menyebalkan itu, Lin Xiao dengan segera menarik Lin Waner pulang.
Besok dia akan mencoba mencari gua itu sekali lagi. Jika dilihat dari alir cerita, Ling Luo tidak menemukan gua itu dengan cepat.
***
Jalanan pegunungan yang kasar sangat susah untuk dilewati. Semak belukar yang tinggi dan lebat mengelilingi tempat itu. Hanya sedikit orang saja yang pergi dan tinggal di sisi pegunungan ini. Inilah alasan mengapa Ling Luo memilih tempat ini sebagai tempat untuk berlatih.
Lin Xiao awalnya merasa tidak nyaman melihat semak belukar itu, namun demi masa depan jiwanya, dia menggertakkan giginya dan kembali melangkah dengan susah payah.
Akhirnya, Lin Xiao melihat gua itu dari kejahuan. Kekuatannya tiba-tiba kembali lagi. Berjalan dengan stabil, dia melewati semak belukar itu dengan bergegas. Saat Lin Xiao tiba di mulut gua, dia berhenti, merapikan pakaiannya yang berantakan, dan berjalan masuk.
Pintu masuk gua itu sangan kecil dan terjal, membuat Lin Xiao harus membungkukkan badannya agar bisa masuk. Di dalam gua itu juga gelap sekali, cahaya di sana hanya berasal dari batu giok yang ada di tanah.
Ini adalah tempatnya!
Lin Xiao menahan rasa senangnya dan berjalan mendekat dengan perlahan. Dengan berpura-pura bingung, dia mengambil batu giok tersebut.
“Apa ini?” Lin Xiao mengopi pertanyaan yang dilontarkan oleh protagonis di buku.
Dia mengusap batu giok itu dengan perlahan, sentuhannya sangatlah halus dan lembut. Dia sepertinya menyukai batu tersebut. Lin Xiao mengusap batu itu lagi dan lagi, dan jiwa yang ada di dalam batu tersebut tidak menunggunya mengucapkan kalimat yang lain sebelum akhirnya keluar.
“Apakah kamu sudah puas mengusap? Yang terjadi tetaplah sama.” Sebuah suara yang terdengar sedikit jengkel bergema di telinganya Xiao.
Sebuah suara yang tiba-tiba muncul di gua yang gelap itu membuat Xiao ketakutan. Dia mendongak. Sesosok tua dengan dikelilingi oleh cahaya temaram terlihat mengambang di udara. Tatapan wajahnya memberikan perasaan suram kepada siapa pun yang memandangnya.
Sial, hal ini tidak mengikuti alur cerita.
Bukankah seharusnya protagonis mengatakan, “Kualitas giok ini tidaklah buruk, aku pasti bisa menjualnya dengan harga yang bagus,” dan kemudian jiwa yang ada di dalam giok tersebut akan muncul.
Namun dia keluar sekarang, hal ini tidak sesuai alur cerita.
Lin Xiao tidak bisa mengatakan apapun. Di dalam otaknya masih berpikir mengenai kalimat yang tidak dia katakan, “Ti… ti… tidak buruk.”
Ekspresi wajah sosok itu menjadi tidak terlalu menyenangkan. Keadaan sekeliling yang gelap dan cahaya temaram di sekelilingnya membuatnya terlihat seperti hantu.
Hal ini tidak masuk akal!
Mengapa saat sang protagonis mengambilnya, sosok ini terlihat ramah? Dan mengapa saat dia yang mengambil, sosok ini terlihat menyeramkan?
Mungkin dia tidak memanggil jiwa itu dengan cara yang benar…
Dengan gemetar, Lin Xiao mengusap giok itu sekali lagi. Mengabaikan ekspresi sosok tersebut, dia berkata dengan tergagap, “Si… Si… Siapa anda?” Lin Xiao melanjutkan apa yang seharusnya dikatakan oleh sang protagonis. Hanya saja di dalam cerita, sang protagonis sama sekali tidak gemetar saat mengatakannya.
“Heng!” Sosok itu mendengus dingin, “Kamu tidak perlu tahu siapa aku.”
Hu Hu Hu… jika berdasarkan alur cerita, pria tua ini seharusnya menjawab, “Aku adalah Xuan Ye dari Xuan Huang”. Setelah itu, dia tidak mengenali pakaian yang dikenakan Lin Xiao dan menjadi marah. Setelah merasa bingung hampir setengah hari, dia akan masuk ke dalam tubuh Lin Xiao agar bisa keluar dari gua tersebut.
Mulai saat itu, Lin Xiao seharusnya bisa menggantikan sang protagonis dan hidup senang bersama dengan banyak wanita cantik…
***
Ini adalah kisah yang diinginkan oleh Lin Xiao, jalan cerita sebenarnya…
Namun bagaimana hal ini bisa terjadi? Dia ingin menggantikan posisi protagonis dan tiba di gua tersebut lebih dulu, tapi mengapa jalan ceritanya tidak berkembang seperti sang prontagonis?
Lin Xiao juga tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Xuan Ye…
Saat Xuan Ye merasakan jika seseorang mendekati gua tersebut, dia menjadi bersemangat. Hal itu berarti dia memiliki kesempatan untuk keluar. Dia terkurung dalam gua tersebut dan bertahan dengan dunia yang tidak memiliki keadilan. Dia tidak tahu sudah berapa tahun berlalu. Sangat tidak mudah untuknya agar bisa melihat cahaya lagi, dan Xuan Ye berharap dia bisa segera meninggalkan gua itu.
Seseorang mengambil batu giok miliknya, dan dia juga bisa merasakan jika orang tersebut mengusap batu gioknya berkali-kali. Giok milik Xuan Ye bisa dikatakan sebagai tubuhnya yang lain. Kini tubuhnya diusap berkali-kali, menyebabkan jiwanya menjadi dingin.
Dia tidak bisa menahannya lagi dan akhirnya keluar. Dia bisa melihat jika pemuda yang memegang batu giok miliknya sepertinya mengalami obesitas, tubuh gemuknya itu juga tidak layak dilihat. Dia sangat marah! Selain itu, walaupun orang ini memiliki kemampuan yang bagus dalam membuat ramuan obat, namun karena Xuan Ye bisa dikatakan sebagai salah satu jenius, maka dia memandang tingkat kultivasi pemuda itu dengan tatapan meremehkan.
Pemuda ini juga cukup kuat, namun tubuhnya terlihat seperti pecundang, mungkin karena tubuh gemuknya. Dasar kultivasinya seharusnya tidaklah terlalu kuat. Kemampuan Xuan Ye dalam membuat ramuan obat sangatlah bagus, begitu pula dengan kemampuan kultivasinya, jadi dia memberi tanda ‘setuju’ pada pemuda tersebut.
Pada saat kedua orang tersebut sedang sibuk berpikir, seseorang kini datang mendekati pintu masuk gua…
Ling Luo! Lin Xiao bisa dengan segera menebak siapa orang yang datang menuju gua tersebut. Dia tertawa pahit di dalam hatinya. Sepertinya dia masih belum bisa mendapatkan kesempatan ini.
Xuan Ye melirik ke arah Lin Xiao. Lin Xiao tiba-tiba merasakan sakit di kepalanya, dan sebelum pingsan, dia bisa mendengan Xuan Ye berkata, “Heng! Kamu sangat beruntung. Aku hanya akan menghilangkan ingatanmu tentangku dan tidak akan membunuhmu.”
***
Lin Xiao tidak bisa ingat apa yang terjadi padanya setelah itu. Yang dia ingat adalah ketika dia membuka matanya, pikirannya terasa berputar. Dan dia masih bisa mengingat kejadian di dalam gua. Bagaimana mungkin? Bukankah Xuan Ye berkata kalau dia akan menghapus ingatan Lin Xiao?
Tiba-tiba dia merasa ragu. Lin Xiao bangun dan melihat Ling Luo meditasi di sebelahnya.
Mata Ling Luo tertutup. Di bawah cahaya matahari, wajahnya terlihat bersinar. Ekspresi wajahnya terlihat serius. Jika dilihat lebih jelas, salah satu dari urat di bawah kulitnya terlihat bergerak. Benar-benar orang yang menarik… cocok sekali menjadi tokoh prontagonis.
Xuan Ye pasti memberi suatu cara baru pada Ling Luo, dan pada saat ini dia sedang melakukan kultivasi.
Lin Xiao merasa sangat tersinggung, dia ingin sekali memperoleh keuntungan Ling Luo. Dia telah berdiri di hadapan keuntungan itu dan mengulurkan tangannya, namun keuntungan itu menolaknya… Apakah ini takdir? Hal ini seperti saat Ling Luo membunuhnya pada saat transmigrasi terakhirnya.
Mereka berdua sama-sama bertransmigrasi, namun mengapa perbedaan perlakuan yang mereka dapat sangat besar? Semakin Lin Xiao berpikir, semakin dia membenci hal ini.
Sebuah ide kini telah m
Berakar di dalam dadanya, yaitu membunuh Ling Luo. Dia tidak bisa melakukan apapun saat dia sedang berkultivasi. Angkat kepalamu, walaupun Ling Luo tidak mati, setidaknya dia akan mengalami luka serius. Bunuh Ling Luo… Bunuh Ling Luo!
Tidak bisa lagi menahan kebencian yang ada dalam dirinya, Lin Xiao mengulurkan tangannya.
Asalkan Ling Luo mati, dia pasti bisa sang tokoh protagonis.
*_*_*_*_*
Comments for chapter "Chapter 06 "
NOVEL DISCUSSION
Support Foxaholic Global
Your donations will go towards site costs and management.
Individual translators usually have their own ko-fi buttons.