Lord of End of World (English to Indonesian Translation) - 1.2
Jika kalian suka dengan cerita yang aku terjemahkan, kalian bisa bantu dukung dengan cara memberikan donasi lewat “Buy me a coffee“ atau “Paypal“ atau bisa juga melalui gopay dengan men- scan kode QR yang nanti bakal ada di bagian bawah dari bab ini.
(Jangan Lupa Klik Iklan 1x.)
(Dukungan sekecil apapun bisa sangat berarti ….)
SELAMAT MEMBACA
Bab 1: Terlahir Kembali
(Bagian 2)
Penerjemah : Aida Hanabi
Mendengar peringatan pria itu, si tuan muda yang malang tahu bahwa pria itu tidak berniat berhubungan seks dengannya. Dia dipenjara di istana dunia bawah sepanjang hidupnya demi seni bela diri dan kultivasi. Hatinya sangat polos dan murni. Dia tahu bagaimana sakitnya dipaksa kehilangan kebebasannya. Tidak ada yang mengajarinya tetapi hatinya samar-samar menyadari apa yang dimaksud “tidak ingin melakukan itu dengan orang lain”. (Penerjemah Aida Hanabi di Global Foxaholic, jika kalian melihat ini, maka ini dicuri)
Jika seseorang tidak ingin melakukannya dengan dia, dia tidak akan pernah memaksa orang tersebut. Sedangkan soal mengikatnya, itu tidak perlu. Dia telah disuntik dan ditolak berkali-kali, hingga tak terhitung jumlahnya. Dia telah lama belajar bagaimana cara mengurus dirinya sendiri.
Memikirkan hal ini, gigi putihnya menggigit bibir bawahnya erat-erat dan rasa sakit memberi jalan bagi kejernihan sesaat. Dia mengulurkan tangan dan menghentikan tangan pria itu yang ada di lututnya. Dia berbisik, “Jangan ikat aku, aku bisa menyelesaikannya sendiri.”
Suara bocah itu sangat jelas tetapi karena obat, suaranya lemah sehingga mengeluarkan sedikit kelembutan dari mereka yang mendengarnya. Pada saat itu, Song Haoran adalah satu-satunya yang mendengar bocah itu di sana dan dengan demikian, pertahanan keras di sekitar hatinya melunak. Xiao Shaozy membuat pilihannya, Song Haoran melepaskan pengekangan si tuan muda itu.
Dulu, setiap kali dia diberi obat, dia ditinggal sendirian. Si tuan muda yang malang akan merasa cukup canggung, tak nyaman selama masa-masa itu. Dia berbisik, “Maafkan aku,” kepada pria itu dan kemudian dengan cepat meninggalkan pelukannya sebelum bergerak ke sisi yang jauh dari tempat tidur dan melepaskan celananya. Sebuah kain putih kecil ada di dalam, memegang ‘anggota’ merah muda lembut yang bersemangat tinggi, perlahan-lahan bergoyang.
Remaja itu telah meneguk obat tetapi tidak menunjukkan sedikit pun kenistaan. Sebaliknya, ia mencoba mengendalikan pikirannya dan, dengan malu, bersembunyi di sudut untuk melepaskan dirinya. Song Haoran merasa agak sedikit malu. Anak di depannya, reaksinya lugu dan langsung dengan sepasang mata jernih dan arif tidak seperti apa yang digambarkan Lin Wenbo, bukan seseorang yang ceroboh dan berbuat ekstrem. Pasti ada kesalahpahaman! (Penerjemah Aida Hanabi di Global Foxaholic, jika kalian melihat ini, maka ini dicuri)
Namun, Song Haoran tidak bisa lagi berpikir terlalu dalam. Pemuda dengan kaki putih ramping, wajah kecil yang merah merona dan erangan rendah, lembut mengambil sedikit jiwanya dengan setiap gerakannya. Mata dan telinganya terpaku, terpesona. Dia tidak pernah tahu bahwa anak yang suram ini memiliki sisi yang menggugah macam ini.
Di militer, begitu sedikit kontak dengan perempuan. Setiap kali kebutuhan fisik muncul, itu semua diselesaikan oleh si nona lima jari. Song Haoran melihat bahwa orang-orang tidak sesering mungkin memuaskan diri mereka sendiri dan mereka tidak mengeluh tentang hal itu karena mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut. Namun, di depan remaja yang berbaring di depannya, dia sesungguhnya merasakan napasnya menjadi sulit, mulutnya mengering, tubuhnya menegang, dan sebuah tenda kecil muncul di tengah-tengah celana setelannya.
Ini mungkin karena Gong Lixin sangat cantik. Dia tak pernah bereaksi seperti ini ketika dia melihat seorang wanita! Song Haoran hampir kesulitan mengalihkan pandangannya saat dia perlahan duduk di sofa, di sebelah tempat tidur, menyilangkan kakinya untuk menutupi tonjolan, dan menelan ludah.
Gong Lixin sepenuhnya mewarisi kecantikan ibunya dengan wajahnya yang kecil dan lancip, mata kucing besar, hidung mancung, bibir merah muda, kulit seputih giok, serta rambut seterang dan sehalus tinta. Parasnya sangat feminin dan terpoles. Jika dia seorang gadis, dia bakal menjadi seorang dewi di benak ribuan pria tetapi dia terlahir sebagai laki-laki. Karena itu, sejak kecil, ia sering diganggu dan ditolak oleh teman-temannya. Hatinya telah menjadi rentan dan dia menjadi lebih pendiam. Dia terus menunduk sepanjang hari, tampak muram, dan sangat penyendiri. (Penerjemah Aida Hanabi di Global Foxaholic, jika kalian melihat ini, maka ini dicuri)
Tetapi Gong Lixin hari ini tidak tampak seperti dia yang dulu. Sepasang mata bulat kucing berair yang sangat jernih, seolah-olah debu di permukaan tercuci bersih, menunjukkan kecemerlangan membara yang tersembunyi di dalamnya.
Memikirkan tentang sepasang mata pemuda yang mempesona, hati Song Haoran goyah. Dia mau tak mau melihat ke arah anak yang berada di kaki tempat tidur lagi. Pada saat yang sama, pemuda itu mengeluarkan erangan menggoda, tubuhnya bergetar dan akhirnya, dia dibebaskan.
Tatapan Song Haoran tertuju pada jari-jari putih cantik dan halus pemuda itu serta objek rapuh, sensitif yang baru saja melunak. Setengah bagian bawah tubuhnya memanas lagi hanya dari pemandangan itu.
“Sialan!”, Song Haoran mengutuk pelan begitu dia merasakan perubahan tubuhnya. Duduk di sofa, dia mengencangkan kakinya yang menyilang dan takut bergerak, takut remaja itu akan melihat hasratnya.
Pemuda itu terlihat elok dengan tubuh ramping dan putihnya. Proporsinya sempurna, bahkan bagian jelek dari pria tampak sangat kecil dan imut baginya. Pada saat itu, ia tidak memiliki apa pun yang menutupi bagian bawahnya, memperlihatkan kakinya yang panjang. Kemeja putih di bagian atas tubuhnya setengah terbuka dan dua puncak di tengah dadanya mengintip keluar. Wajahnya yang cantik diwarnai rona kemerahan dan kelembutan setelah ‘mengeluarkan’. Bagaimana seseorang bisa berpaling dari pemandangan sedemikian itu?
Bukannya dia cabul, hanya saja siapa pun yang melihat kecantikan androgini semacam ini akan tergoda! Song Haoran berpendapat dengan wajah gelap untuk menghibur dirinya sendiri.
Pemuda di kaki tempat tidur baru saja berusaha mengatur emosinya sewaktu dia mendengar kecil rendah pria itu. Melihat wajahnya yang suram, si tuan muda menyadari bahwa di dunia luar, orang-orang tidak benar-benar membenci hubungan homoseksual, mereka cuman tidak suka melihatnya. Itu kesalahannya hingga si pihak lain tampak muram.
Si tuan muda duduk di kaki tempat tidur, menekuk kakinya yang panjang untuk menutupi bagian bawahnya yang telanjang. Dia memiliki ekspresi malu di wajahnya dan diam-diam menyeka zat kotor di tangan kanannya, di belakangnya, pancaran di matanya redup.
Song Haoran merasa tertekan ketika dia menyadari ketidakberdayaan anak itu. Hatinya gatal. Dia dengan cepat melembutkan ekspresinya dan menunjuk ke arah pintu yang sedikit terbuka, yang menuju ke kamar mandi. “Pergilah mandi. Aku akan mengantarmu pulang ke rumah.”(Penerjemah Aida Hanabi di Global Foxaholic, jika kalian melihat ini, maka ini dicuri)
Si tuan muda mengangguk dan dengan cepat melarikan diri ke kamar mandi dengan wajah kecilnya yang bersinar serta perasaan senang sesudah pelepasan, ujung telinganya merah menyala. Banyak hal yang aneh setelah dia bangun akan tetapi dalam keadaan yang ekstrem ini, dia benar-benar tidak punya waktu untuk memikirkannya jadi dia hanya bisa mengikuti instruksi orang ini.
Melihat reaksi lucu dari bocah itu, Song Haoran tertawa kecil dan bertanya pada dirinya sendiri: Apakah anak itu bukan murung melainkan terlalu pemalu dan tertutup? Melihat tampangnya yang bingung, situasi hari ini kemungkinan karena perasaannya yang terpendam terhadap saudara iparnya. Tetap saja, dia harus berbicara dengannya nanti. Lagipula, disengaja atau tidak, jatuh cinta dengan saudara ipar sendiri bukanlah hal yang baik! (Penerjemah Aida Hanabi di Global Foxaholic, jika kalian melihat ini, maka ini dicuri)
Penulis memiliki sesuatu untuk dikatakan: Terakhir kali aku bilang kalau bab pertama yang bakal aku tulis akan berisi ‘daging’! Tentu saja, aku tidak cukup berani untuk terlalu eksplisit. Bab pertama sangat penting. Kalau terkunci maka itu bakalan sengsara amat. Cuman sedikit ‘daging’ aja nggak apa-apa. (Ini catatan dari si Author ya …. Tetap aku masukan dan terjemahkan. Btw, ‘daging’ itu maksudnya ya… yang “ahem” itu.
Hi, semua! Ini Aida Hanabi! Maaf ya, kalau novel yang satu ini updated-nya agak lama. Dikarenakan versi bahasa Inggris yang aku pakai sebagai acuan ternyata juga merupakan versi MTL yang disesuaikan, akhirnya aku pun juga kudu bolak balik versi Cina-nya, yang mana memakan lebih banyak waktu. Oh, ya, sekali lagi aku mau bilang kalau bahasa Cina bukan keahlianku, jadi harap dimaklumin jika terjemahan ini tidak 100% tepat, namun aku usahakan tak melenceng jauh. Terima kasih.
Jangan lupa dukung penerjemah ya ….
