My Childhood Friends are Trying to Kill Me (English to Indonesian Translation) - Bab 37
BAB 37
Ketika mata mereka bertemu, Duke tersenyum lembut dan tertawa. Pipi Duke of Superion terasa pegal dalam beberapa hari terakhir, mungkin karena dia biasanya tidak tertawa.
Namun demikian, ketika dia melihat Lelia, dia tidak punya pilihan selain tersenyum.
Dia tersenyum dengan sadar, meskipun dengan sedikit penyesalan.
Dia tidak ingin Lelia takut padanya.
“Mhh… kita mau kemana?”
Duke of Superion berhenti di depan sebuah toko tanpa menjawab pertanyaan Lelia.
“…….”
Lelia, yang telah memperhatikan pengemudi kereta yang mengikuti mereka, melirik papan nama di depannya.
Ini adalah toko pakaian anak-anak. Toko itu juga terlihat sangat mewah.
Lelia menelan ludahnya.
“Aku ingin membelikanmu beberapa pakaian sebelum kamu mencapai wilayah itu.”
“…Saya punya cukup pakaian kok.”
“Tapi aku tidak bisa memintamu datang dengan jubah saja kan.”
Ketika Lelia mendengar kata-katanya, dia melihat jubah yang dia kenakan.
Itu adalah jubah yang sangat bagus yang dibelikan Sir Tess untuknya.
[Kalau dipikir-pikir…]
Ketika mereka mencapai wilayah Superion, dia akan bertemu semua orang.
Mungkin bahkan pria itu, yang sempat dia temui di gubuk ibunya, juga akan dia temui.
“…….”
Ketika dia ingat saat itu, dia sangat gugup sehingga jari-jari kakinya meringkuk dan tenggorokannya tercekat.
Tapi Duke Superion tidak akan mengungkapkan identitas Lelia. Lagipula tidak ada yang akan percaya.
[Aku harus memberitahunya sebelum aku memasuki wilayahnya.]
Lelia mengambil keputusan dan mengikuti Duke.
****
Setelah beberapa waktu berlalu.
Tidak seperti ketika Lelia masuk ke toko dengan kekuatannya sendiri, dia keluar dari toko di sambil di gendong di punggung si sopir kereta.
Dia telah berganti pakaian begitu banyak sehingga dia kelelahan.
Para ksatria, yang mengikuti Lelia ke dalam toko, keluar dengan tangan penuh tas belanja.
Meski mengaku sebagai pembantu belanja, wajah para ksatria penuh dengan gelak tawa.
Bahkan tanpa pengaruh Duke of Superion, para ksatria sangat menyukai Lelia.
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Apakah ada tugas yang perlu saya kerjakan?”
“Pak Sopir, bisakah saya mengambilkan Anda air?”
Seseorang gadis kecil mengikuti mereka dan meminta pekerjaan dari mereka. Itu membuat mereka tersenyum.
Tidak ada yang bisa dilakukan Lelia, tetapi mereka harus memberikan tugas agar dia tidak menjadi cemberut.
Para ksatria saling bertukar pandang saat menonton Lelia dengan bangga menyelesaikan misinya.
[Imut!]
[Imut!]
Mereka sangat berbeda dari pelayan di kastil Kekaisaran, yang ditinggalkan Lelia. Mungkin karena para ksatria bukan pelayan Istana Kekaisaran, Lelia tampak seperti boneka bagi mereka.
Ketika mereka pertama kali melihatnya, dia merasa terlalu kecil dan kurus. Betapa mengejutkan mengetahui bahwa dia berusia sepuluh tahun!
Mereka merasa bangga melihat berat badannya bertambah dan kulitnya kian bercahaya.
Mereka merasa seperti mengubah anak anjing terlantar menjadi anak anjing yang dicintai semua orang.
“Kamu tidak punya cukup pakaian,”
Duke of Superion mengelus dagunya.
Mereka harus meninggalkan kota besok menuju ke wilayah mereka, jadi semua pakaian yang dia beli adalah pakaian jadi. Ketika Duke of Superion mencapai wilayahnya, dia bermaksud memanggil semua penjahit paling terkenal di wilayah Superion.
“Lagipula, bajunya juga tidak banyak,”
“Ya, pakaianku bahkan lebih banyak dari ini.”
“Tetap saja, walau tidak banyak tapi gaun-gaun itu terlihat bagus untuknya.”
Para ksatria bercanda menanggapi kata-kata Duke.
Duke of Superion menghela nafas sedikit ketika dia melihat Lelia di punggung si sopir.
Dia yakin bahwa anak ini adalah putri Elizabeth.
Dunia memang ironis.
Bisa saja gadis kecil ini bukan dari garis keturunan Elizabeth, tetapi pada titik ini, itu tidak terlalu penting.
Memang benar bahwa anak itu tampak seperti Elizabeth, dan memikirkan Elizabeth sebagai anak ini saja sudah sangat menghiburnya.
“Suatu hari dia akan membuka mulutnya dan mengatakannya sendiri.”
Anak itu bahkan belum memberi tahu namanya, tetapi Duke tidak berniat memaksanya.
Jelas bahwa anak itu menyembunyikan beberapa rahasia besar.
Ketika dia melihat dia dikejar oleh penjaga Kekaisaran, dia yakin sesuatu telah terjadi. Dia tidak perlu khawatir tentang pos pemeriksaan lagi, tetapi masih ada beberapa kecemasan.
Setiap kali mereka melintasi perbatasan kota, selalu ada inspeksi.
Duke of Superion kemudian akan mengidentifikasi Lelia sebagai cucunya.
Anak-anak Duke of Superion dikenal dunia, tetapi sedikit yang diketahui tentang berapa usia cucu-cucunya.
Akibatnya, para prajurit di kota-kota yang melakukan inspeksi membiarkan mereka lewat tanpa banyak kesulitan.
Mereka tidak dapat meragukan kepala Superion, seorang bangsawan dan kakek dari para pangeran.
“Mengapa Kaisar Perseus mencari anak ini?”
Duke of Superion ingin segera bertanya kepada anak itu, tetapi dia memutuskan untuk menunggu sampai anak itu berbicara.
****
Untungnya, penantiannya singkat.
Itu terjadi beberapa hari kemudian. Tepat setelah kereta mencapai tepi wilayah Superion.
“…Begini,”
Duduk di seberang kereta, Lelia mulai berbicara dengan hati-hati.
Melihat ini, Duke of Superion merasa waktunya telah tiba, dan tanpa dia sadari, dia telah mengetuk-ngetuk jarinya dengan cemas untuk sementara waktu.
Lelia menelan ludahnya dan bergumam.
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepada Anda,”
[Setidaknya aku harus mengatakan yang sebenarnya kepada Duke of Superion.]
Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, Lelia khawatir harus berkata apa.
Karena ketika dia bertanya bagaimana dia tahu Elizabeth adalah ibunya, dia tidak punya jawaban yang bisa dia berikan.
[Aku kan tidak bisa mengatakan bahwa aku telah bereinkarnasi dalam sebuah novel]
Jadi dia mencoba memikirkan segala macam alasan dan membayangkan segala macam skenario, tetapi tidak ada yang jawaban pantas muncul di benaknya.
Semua yang muncul adalah alasan konyol sehingga tampak mencurigakan. Namun demikian, Lelia memutuskan untuk melakukan yang terbaik.
[Tapi mungkin…]
Dia merasa bahwa bahkan bahkan jika Lelia tidak memberi tahu alasannya, pria ini mungkin masih mempercayainya.
Duke of Superion dan para ksatrianya telah bersahabat dengan Lelia selama ini.
Sikap lembut orang dewasa adalah hal yang langka.
Jika kamu tidak mengakui kebenaran dan percaya bahwa segala sesuatu tentang Duke of Superion adalah bohong, maka semua yang aku lihat sejauh ini hanya ilusi belaka.
[Aku yakin aku akan diusir]
[Tentu saja, pasti ada jalan untuk tetap bertahan hidup]
Kehidupan seorang buronan tidak akan seburuk itu. Selain itu, Lelia memiliki kalung ibunya.
Lelia ragu-ragu karena berbagai alasan tetapi mulai berbicara dengan tegas.
“Aku… secara resmi adalah putri dari Putri Iris. Namaku Lelia.”
“Putri Iris…”
Duke of Superion mengerutkan alisnya mendengar kata-kata Lelia. Dia tahu bahwa Putri Iris sering merundung Elizabeth.
“Tapi… ibu kandungku adalah Ratu Elizabeth.”
“…….”