Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage (English - Indonesian Translation) - Chapter 104 (2)
- Home
- Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage (English - Indonesian Translation)
- Chapter 104 (2) - Pembunuhan
Chapter 104 (2) : Pembunuhan
Silakan kunjungi blog terjemahan Inggrisnya.
Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 104 (Part 2)
Pada hari kedua, cuacanya bagus dan di halaman samping Rong Jing Tang, Tao Yuan mengeluarkan beberapa setel pakaian untuk dipilih Jing Chu Chu.
Semenjak suami-istri keluarga Jing datang kemari, halaman yang sebelumnya diberikan Nyonya Besar Shen untuk Jing bersaudara tinggali, jadi agak penuh. Pasangan Jing pun mencapai tingkat kesombongan berikutnya, dan secara langsung serta tak masuk akalnya, menempati halaman terbesar berikutnya selain milik Nyonya Besar Shen. Selain itu, mereka terus memerintah para pelayan Rong Jing Tang dimana-mana. Jika orang tidak tahu, orang akan mengira bahwa pasangan Jing-lah yang tinggal di Rong Jing Tang, dan bukannya Nyonya Besar Shen.
Jing Chu Chu duduk di depan meja dan dengan hati-hati menggambar alisnya di depan cermin perunggu. Ia sangat serius dengan setiap sapuan dan kuasannya, bibirnya ada sentuhan pemerahnya dan bahkan tak sehelai pun rambut yang salah tempat di kepalanya. Rupanya ia berdandan dengan sangat cermat.
“Yang berwarna putih bulan itu,” kata Jing Chu Chu.
Jubah berwarna putih bulan itu polos, tetapi itu bisa menggambarkan pesona lembut dan memancing rasa kasihan. Hari ini adalah hari dimana ia akan bertemu dengan Sun Cai Nan, dan apakah pria itu akan terobsesi padanya akan tergantung pada saat-saat ini.
Barangkali, itu adalah kejahatan dari keangkuhan seorang wanita atau mungkin ia benar-benar memiliki perasaan terhadap Sun Cai Nan, ia jelas-jelas mengetahui bahwa sangat berbahaya untuk berjumpa dengan Sun Cai Nan saat ini, tetapi ia masih ingin mencoba.
Tao Yuan menyimpan sisa pakaiannya ketika seseorang membuka pintunya dan masuk. Itu adalah Nyonya Jing.
Ketika Nyonya Jing melihat Jing Chu Chu berpakaian seperti itu, ia pun curiga, “Chu Chu, apa kau akan keluar?”
“Ingin pergi keluar untuk membeli beberapa perhiasan.”
Jing Chu Chu berkata, “Di masa depan, aku akan menjadi Nyonya Muda rumah tangga Kedua keluarga Shen, dan aku tidak bisa terus menggunakan perhiasan-perhiasan lama itu karena aku akan dianggap enteng oleh orang lain.”
“Seharusnya seperti itu,” ucap Nyonya Jing.
Lagian, uang yang dihabiskan Jing Chu Chu untuk perhiasan itu semuanya keluar dari dana umum, beberapa hari ini Nyonya Jing mendapatkan banyak dari itu.
Nyonya Jing berkata, “Bagaimana bisa kau pergi sendirian? Aku akan pergi bersamamu.”
“Tidak!”
Jing Chu Chu menolak dengan cepat.
Nyonya Jing keheranan, “Kenapa tidak?”
“Aku … aku sudah setuju untuk pergi bersama Nona keluarga Yi.”
Jing Chu Chu menarik tangan Nyonya Jing, “Di masa depan, di ibu kota Ding, aku harus membangun hubungan baik dengan nona-nona ini. Mendingan Ibu tidak pergi karena Nona Yi tidak suka bertemu orang asing. Kau tahu bahwa temperamen nona-nona bangsawan ini agak aneh.”
Nyonya Jing agak tidak puas, “Apanya yang nona bangsawan. Sok sekali. Di masa depan, kau juga akan menjadi Nyonya pejabat. Lupakan saja. Karena kau ingin membangun hubungan baik, maka pergi dan bawalah lebih banyak pengawal.”
“Tidak perlu.”
Jing Chu Chu menolak, “Keluarga Yi punya banyak pengawal. Akan seperti apa kelihatannya jika aku membawa lebih banyak kemari? Ibu, jangan pedulikan soal itu dan tunggu kepulanganku membawa perhiasan untukmu.”
Selesai, ia lanjut menggambar alisnya.
Nyonya Jing hanya bisa menyerah.
Hanya ketika ia keluar kediaman dan di kereta kuda, barulah Jing Chu Chu agak gugup dan menanyai Tao Yuan, “Kedai yang kau pilih, apa itu bisa diandalkan?”
“Nona tidak perlu khawatir.”
Tao Yuan berkata, “Kedai itu sangat jauh dan sepi. Biasanya, sedikit sekali orang yang akan pergi ke sana, makanya saat seseorang memakai topi bambu bercadar untuk menutupi wajah, tidak akan ada yang bisa mengenali siapa-siapa.”
Barulah kemudian Jing Chu Chu tenang.
Kereta kuda itu melewati kota bagian selatan dan akhirnya berhenti di sebuah gang sepi. Jing Chu Chu memakai topi bambu dan juga cadar sebelum menyuruh Tao Yuan mengantarkannya ke kedai.
Meskipun Jing Chu Chu sering berkeliling dengan para pria terhormat di Su Zhou, statusnya saat ini, sekarang berbeda. Meskipun masyarakat Ming Qi berpikiran terbuka, tetapi itu tetap bukanlah tuduhan kecil ketika seorang wanita yang bertunangan bertemu secara pribadi dengan pria lain.
Hanya ada dua lantai di kedai itu dan sesuai dengan omongan Tao Yuan, umumnya terpencil dan sepi karena hanya ada beberapa kerumunan yang terdiri dari dua atau tiga orang. Mereka tidak memerhatikannya saat ia masuk.
Tao Yuan memberikan satu tael perak pada kasirnya dan tersenyum, “Penjaga toko, dimana ruangan yang dipesan kemarin?”
Penjaga toko itu dengan cepat menginstruksikan si asisten toko untuk membawa Jing Chu Chu ke sana.
Ruang tamu itu terletak di ujung lantai dua dan lotengnya terbuat dari kayu. Tao Yuan berterima kasih pada si asisten toko.
Begitu mereka memasuki ruangan, Jing Chu Chu melepaskan cadar dan topi bambunya dengan tergesa, “Pengap sekali.”
“Nona harus istirahat dulu dan minum teh.”
Tao Yuan berkata, “Aku rasa, Tuan Sun akan datang.”
“Kemarilah dan rapikan rambutku.”
Jing Chu Chu mengutak-atik dirinya sendiri selagi ia melihat ke cermin perunggu, “Aku memakai cadar sepanjang perjalanan dan itu sudah membuat rambutku berantakan.”
“Nona tampak sangat bagus.”
Tao Yuan memuji, “Dan sangat cantik hari ini.”
Selagi mereka berbicara, pintu berderit terbuka, yang mana membuat Jing Chu Chu dan Tao Yuan terkejut sejenak sebelum mereka mendengar suara yang akrab, “Chu Chu, benar-benar dirimu.”
Sun Cai Nan berdiri di pintu dan matanya menatap Jing Chu Chu dengan penuh semangat.
Dalam sekejap, wajah Jing Chu Chu jadi memerah dan ia menatap Tao Yuan, “Mundurlah.”
“Baik.”
Tao Yuan tersenyum, “Silakan Tuan Sun dan Nona mengobrol, hamba akan berjaga di luar pintu dan tidak membiarkan orang lain masuk.”
Kata-kata yang diucapkannya sepertinya menyiratkan sesuatu. Jing Chu Chu menundukkan kepalanya selagi Tao Yuan menutup pintu di belakangnya.
Sun Cai Nan maju dua langkah dan memanggil, “Chu Chu.”
Jing Chu Chu ragu-ragu sesaat sebelum mendongak. Matanya sepertinya dipenuhi air mata, setengah karena melankolis dan setengahnya dikarenakan penyesalan. Jika Shen Miao beruntung bisa hadir saat ini, ia juga akan mengagumi kemampuan Jing Chu Chu untuk membawakan keaslian dari sandiwara itu.
Sun Cai Nan berjalan ke Jing Chu Chu dan berkata lembut, “Chu Chu, perihal pernikahanmu dan Shen Yuan, apa itu benar?”
Jing Chu Chu terdiam sebelum menganggukkan kepalanya.
“Kau ….”
Seolah-olah Sun Cai Nan telah menderita pukulan besar dan mundur dua langkah ke belakang.
Saat Jing Chu Chu melihat ini, matanya memerah dan ia bertanya takut-takut, “Kau marah?”
“Tidak.”
Sun Cai Nan menjeda sebelum tiba-tiba mengelus wajah Jing Chu Chu.
Ia berkata, “Aku sudah mendengar tentang masalah itu dan Shen Yuan-lah yang memaksakan dirinya padamu. Kaulah yang tidak punya pilihan lain selain menikahinya. Aku tidak menyalahkanmu ataupun marah padamu.”
Mendengar ini, Jing Chu Chu menundukkan kepalanya, tetapi tak ada seorang pun yang melihat jejak kegembiraan di matanya. Sun Cai Nan pasti benar-benar menyukainya hingga bahkan jika ia sudah akan menikahi Shen Yuan, pria itu masih enggan untuk menyalahkannya.
“Sebenarnya ….”
Jing Chu Chu menolehkan kepalanya, “Hari itu, Biao ge Kedua tidak menyentuhku. Hanya saja, karena di bawah situasi seperti itu, sulit untuk menjelaskannya pada semua orang.”
Ia menundukkan kepalanya, “Tuan Sun, sebenarnya aku … aku masih dalam kondisi sempurna!”
Sebenarnya, tidak ada yang terjadi pada hari itu antara Jing Chu Chu dan Shen Yuan. Hanya saja, karena saat pelukan itu terlihat oleh semua orang, itu tidak bisa dijelaskan. Selanjutnya, Jing Chu Chu mencari seseorang untuk memeriksanya dan jadi mengetahui bahwa ia masih perawan. Hanya saja, karena Shen Yuan dan Nyonya Besar Shen tidak mengetahui ini, makanya ia tidak membicarakannya, kalau tidak, saat Nyonya Besar Shen dan Shen Yuan mengetahui tentang ini, mereka pasti akan membuat masalah besar karenanya.
Namun, situasi ini agak berbeda ketika ia mengatakannya pada Sun Cai Nan. Pria akan selalu mengharapkan agar wanita mereka suci, dan jika Jing Chu Chu dan Shen Yuan benar-benar ada sesuatu, akan ada simpul di hati Sun Cai Nan. Namun, jika tidak ada yang terjadi, maka di mata Sun Cai Nan, Jing Chu Chu akan menjadi lebih menyedihkan.
Benar saja, ketika Sun Cai Nan mendengar perkataan itu, ia terkejut, “Apa?”
Jing Chu Chu mendongakkan kepalanya dan berujar sambil berurai air mata, “Orang akan memberikan tubuh wanita pada orang yang dicintainya. Itu hanyalah kesalahpahaman antara Biao ge Kedua dan aku, tetapi tidak akan ada jalan di masa depan. Dapat dikatakan bahwa Tuan Sun dan aku terlambat bertemu. Apakah Tuan Sun muak padaku?”
Dengan satu tarikan, Sun Cai Nan memeluk Jing Chu Chu dan menghiburnya dengan suara yang hangat, “Mana mungkin aku muak padamu? Aku senang denganmu, hatiku sakit untukmu dan menyukaimu!”
Mata Sun Cai Nan berkilat dalam ekstasi. Tadinya ia mengira bahwa kesucian Jing Chu Chu telah diberikan pada Shen Yuan, dan ia tidak akan bisa mengambil kembali investasi dengan tidur satu kali bersama Jing Chu Chu. Siapa yang menyangka bahwa Jing Chu Chu masih seorang wanita yang suci? Ini sangat mengejutkan baginya.
Ketika Jing Chu Chu dipeluk oleh Sun Cai Nan, ia berpura-pura meronta sedikit sebelum tidak bergerak. Ia membiarkan Sun Cai Nan memeluknya dan perlahan-lahan melepas jubahnya ….
Kebetulan di lantai bawah, seseorang menunggang kuda ke depan kedai dan menyerahkan kuda itu pada si asisten toko di luar. Ia berjalan masuk dan berhenti di depan kasir sebelum dengan akrab memberikan satu tael ke sana dan berjalan naik sendiri.
Saat itulah ketika si asisten toko melihatnya, kemudian ia berteriak, “Tuan!”
Orang yang berbalik, tak lain selain Shen Yuan.
“Ada masalah apa?” tanya Shen Yuan.
Asisten toko dengan cepat menggelengkan kepalanya dan tercekat di bawah handuknya.
Dalam waktu singkat ketika ia melewatinya, Shen Yuan dapat mendengar dengan jelas si asisten toko bergumam, “Kasihan sekali. Semua orang di bawah matahari mengetahui bahwa seseorang sudah memakai topi hijau1.”
Langkah Shen Yuan terhenti dan saat ia melihat ke bawah, ia melihat bahwa pandangan orang-orang yang makan di bawah tampaknya tertuju padanya seolah-olah mereka sedang menudingnya. Ekspresi Shen Yuan perlahan-lahan menggelap.
Ini adalah kedai yang kerap dikunjunginya dan saat ia harus menyerahkan informasi ke orang-orang Fu Xiu Yi, itu akan terjadi di sini. Totalnya ada sembilan pangeran di ibu kota Ding dan hubungannya sangat kusut dan rumit. Karena Pangeran Ding telah menyembunyikan dirinya paling dalam, orang-orangnya sangat berhati-hati. Setiap kali ketika Shen Yuan datang kemari, ia sangat berhati-hati dan kadang-kadang ia akan mengganti pakaiannya. Tidak ada orang yang mengenalnya di sini, tetapi kenapa situasi saat ini agak aneh.
Ia menggelengkan kepalanya, tetapi naik ke lantai dua tanpa berkonsultasi pada siapa pun karena itu adalah tempat dimana ia akan bertemu dengan orang-orang Fu Xiu Yi. Tetapi saat ia mencapai ruangan terakhir, untuk pertama kalinya ia melihat orang yang familier.
Sewaktu Tao Yuan melihatnya, ia terperanjat. Hati Shen Yuan tenggelam. Tao Yuan adalah pelayan Jing Chu Chu, kenapa ia di sini? Mungkinkah ….
Ia melangkah ke depan untuk mendekat. Tao Yuan tidak bisa menghindar tepat waktu sebelum Shen Yuan menendang terbuka pintu ruangan itu.
Ia hanya melihat bahwa di dalam ruang tamu yang luas itu, ada dua orang yang tumpang tindih di dipan dengan pakaian yang berserakan di lantai.
Tao Yuan berseru, “Nona, Tuan Muda Kedua sudah datang!”
Satu orang di tempat tidur mendadak duduk tegak dan separuh tubuh putihnya terekspos. Itu adalah Jing Chu Chu.
Ia melihat ke Shen Yuan dengan bingung dan berkata, “Biao … biao ge Kedua!”
Shen Yuan menatapnya dingin dan orang lainnya di dipan itu, Sun Cai Nan, perlahan-lahan bangkit.
Ia duduk tegak, dan karena ia dimanjakan selagi ia tumbuh dewasa, ketika momennya yang tersisa bersama Jing Chu Chu terganggu, ia sangat marah, “Siapa kau?”
“Biao ge Kedua!”
Jing Chu Chu tersadar dalam sekejap dan menunjuk Sun Cai Nan, “Biao ge Kedua, dialah yang memaksakan dirinya padaku dan aku tidak mau!”
“Pelacur!”
Sun Cai Nan mencibir dan menampar Jing Chu Chu, “Jelas-jelas kaulah yang mengundangku dengan tidak sabaran. Kenapa sekarang kau berbalik?”
“Tuan Sun!”
Tao Yuan bergegas menghampiri dan berujar dengan marah, “Bagaimana bisa Anda memperlakukan Nona demikian? Kenapa Anda ingin melakukan ini pada Nona? Mungkinkah itu untuk membuat Tuan Muda Kedua memakai topi hijau? Anda benar-benar ingin melawan Tuan Muda Kedua!”
Berselimutkan kekacauan, tidak ada yang benar-benar menyadari bahwa ucapan Tao Yuan tidak benar.
Sun Cai Nan mencibir, “Tuan Muda Kedua?”
Ia menaksir Shen Yuan dengan menatapnya dari atas ke bawah sebelum tersenyum arogan, “Benar. Aku ingin membuat Tuan Muda Keduamu memakai topi hijau. Bagaimana? Shen Yuan, kau masih belum mencicipi tunanganmu ini. Rasa perawan sebenarnya tidak buruk.”
“Anda bicara omong kosong!”
Tao Yuan terkejut, “Nona kami ….”
“Kau masih belum tahu?”
Sun Cai Nan menatap Shen Yuan berlebihan, “Tidak mengejutkan kalau kau dipermainkan di telapak tangan wanita. Tetapi Tuan Muda Kedua Shen, biarpun kau memiliki kemampuan hebat di mahkamah, wanitamu tetap ditiduri olehku. Apalagi, kau masih harus menikahinya, jadi bagaimana rasanya memungut sepatu bekas?”
Urat di kening Shen Yuan berdenyut dan akhirnya ia mengambil dua langkah ke depan dan dengan tinjuan, menjatuhkan Sun Cai Nan ke bawah.
“Kau berani memukulku?”
Sun Cai Nan terbiasa dimanjakan dan menerjang Shen Yuan tanpa kata kedua. Mereka berdua tidak memiliki latar belakang seni bela diri dan hanya bisa saling pukul. Sun Cai Nan sedikit lebih jangkung dan lebih kuat daripada Shen Yuan, jadi Shen Yuan pun berangsur dirugikan dan terdorong oleh Sun Cai Nan selagi ia memukulnya.
“Bajingan!”
Tao Yuan bergegas ke sana dan membantu Shen Yuan dengan memegangi Sun Cai Nan dari belakang. Shen Yuan mengambil keuntungan dari celah itu dan membebaskan tangannya ketika ia merasakan sesuatu yang dingin. Selagi ia dipukul dengan sangat keras, ia tidak berpikir lagi sewaktu ia mendorong benda itu ke depan.
Bunyi ‘chi’ terdengar.
Suara itu sangat panjang dan suara-suara di sekitar tampaknya sudah dibungkam, hingga Tao Yuan menjerit dan wajah ingar Jing Chu Chu muncul di depan.
Shen Yuan menunduk dan melihat bahwa ada gagang perak di tangannya, dan kini hanya gagang pisaunya yang terlihat. Sedangkan sisa pisaunya, itu sudah menghilang ke perut bagian bawah Sun Cai Nan.
Sebagian besar bunga darah pun mekar.
Sun Cai Nan jatuh dengan wajah menghadap ke atas.
Catatan Kaki: