Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage (English - Indonesian Translation) - Chapter 113 (1)
- Home
- Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage (English - Indonesian Translation)
- Chapter 113 (1) - Ciuman Tidak Langsung
Chapter 113 (1) : Ciuman Tidak Langsung
Silakan kunjungi blog terjemahan Inggrisnya.
Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 113 (Part 1)
Hati Shen Miao tidak tenang dan ia tak tahan lagi berdiri di sini dan berurusan dengan keluarga Shen, jadi ia tidak menolehkan kepalanya sama sekali selagi ia dengan cepat kembali ke kamarnya.
Di luar, Shen Gui dan rombongan sudah cukup menonton kericuhannya, dan ingin mencaritahu lebih banyak tentang masalah itu, jadi kerumunan pun dengan cepat menyebar. Shen Yue mengikuti Chen Rou Qiu dan ada jejak kegembiraan di wajahnya. Kemarin, saat ia mendengar bahwa Selir Dong Shu menemui Shen Miao dan Luo Xue Yan, hati Shen Yue sangat gelisah. Selir Dong Shu adalah Ibunda Selir Pangeran Ding, dan jika ia memenangkan rasa suka Selir Dong Shu, bagaimana jika benangnya diikat? Beruntungnya dari kejadian hari ini, rumah tangga Pertama-lah yang mengalami kemalangan.
Berpikir begitu, langkah kaki Shen Yue pun jadi lebih ringan dan tenang.
Shen Dong Ling yang tangannya dipegangi Wan Yi niang-lah, yang menatap sambil berpikir keras di halaman dan ikut kembali.
***
Halaman Barat yang besar, kosong melompong dalam sekejap, bahkan Ah Zhi saja mengikuti para pengawal Shen Xin kembali ke pasukan keluarga Shen. Kaisar Wen Hui tiba-tiba memanggil mereka ke istana, dan tentu saja mengamankan pasukan keluarga Shen. Untungnya, masih ada Mo Qing, terutama karena Mo Qing masih belum terdaftar di daftar pasukan keluarga Shen.
Di dalam kamar, Jing Zhe, Gu Yu, Bai Lu, dan Shuang Jiang semuanya berdiri di belakang Shen Miao. Mo Qing berjaga di pintu dengan ekspresi serius. Meskipun Shen Dong Ling mengatakan bahwa Kaisar Wen Hui terus memberikan penghargaan pada Shen Xin, semua orang tahu bahwa itu mustahil.
Shen Miao duduk di depan meja dengan kernyitan yang dalam, tetapi ini membuat hati Mo Qing sedikit terhibur. Tadinya ia cemas kalau Shen Miao akan gugup dan tak berdaya setelah mengetahui masalah ini, dan akan bingung apa yang harus dilakukan, tetapi kini ia melihat bahwa, meskipun Shen Miao memasang wajah gelap, ia tidak gugup sama sekali.
Shen Miao memandang surat pribadi di depannya. Keluarga Shen disingkirkan oleh Fu Xiu Yi dalam satu gerakan, dan pada waktu itu, ia juga berusaha untuk menghadang, tetapi Fu Xiu Yi menyatakan jumlah kejahatan keluarga Shen satu per satu di hadapan seluruh pejabat mahkamah dan membuatnya tak bisa berkata-kata. Meskipun ia tahu bahwa semuanya adalah palsu, dengan bukti pemalsuan ini, itu membuat bantahannya tak berdaya.
Pada hari itu di aula singgasana emas, setiap saatnya seperti pahat yang menusuk jauh ke dalam hatinya. Laporan kecaman keluarga Shen itu sesuai dengan periode waktu dan diucapkan setiap harinya. Sekarang ini adalah tahun keenam puluh sembilan Ming Qi, dan ia terlahir kembali pada tahun enam puluh delapan Ming Qi, dalam barang yang diberikan Shen Yuan kepada Fu Xiu Yi, kejahatannya pasti sesuatu yang terjadi sebelum tahun enam puluh delapan Ming Qi.
Apa tuduhan-tuduhan keluarga Shen sebelum tahun enam puluh delapan Ming Qi?
Shen Miao memejamkan matanya dan beberapa cuplikan pun muncul dalam benaknya.
Ia sedang mengenakan jubah permaisuri kekaisaran, bahkan satu kepala penuh tusuk rambut phoenix saja tidak bisa menutupi kondisinya yang menyedihkan. Semua pejabat mahkamah terpancing, Pei Lang acuh tak acuh, dan Fu Xiu Yi dengan geram melemparkan laporan itu ke mukanya.
Ada seorang pejabat sipil yang membacakan, “Pada tahun enam puluh delapan Ming Qi, pejabat keluarga Shen menentang perintah Kaisar, diam-diam melepaskan bandit pengkhianat dan berbohong kepada penguasa ….”
Diam-diam melepaskan bandit pengkhianat, berbohong kepada penguasa!
Shen Miao tiba-tiba membuka matanya!
Ia mendadak teringat bahwa di tahun enam puluh delapan Ming Qi, memang ada suatu hal yang terjadi. Shen Xin melawan orang-orang Xi Rong, dan memenangkan tiga wilayah kota, dan Kaisar Wen Hui memerintahkan agar semua orang di kota itu dibunuh tanpa ampun.
Bagi seorang jenderal, membantai sebuah kota adalah bentuk kontribusi paling brutal. Dan di kota Xi Rong, selain dari para prajurit, sebagian besar rakyatnya adalah lansia, wanita, dan anak-anak. Lansia dan wanita lemah serta anak-anak ini sama tidak bersalahnya seperti masyarakat Ming Qi, dan yang bersalah hanyalah prajurit Xi Rong. Shen Xin bukanlah orang yang suka membunuh, jadi diam-diam ia pun mengampuni nyawa para wanita dan anak-anak itu.
Selain pasukan keluarga Shen, tidak ada yang tahu tentang masalah itu dan apalagi semua orang di pasukan dibesarkan oleh Shen Xin, jadi tak ada alasan untuk mengkhianati Shen Xin. Di antara mereka, pasti ada beberapa mata-mata dari Shen Yuan. Mungkin sejak awal, Shen Yuan telah menanamkan beberapa bidak caturnya di pasukan keluarga Shen.
Itu karena, setelah Putra Mahkota digulingkan, makanya semua kejahatan keluarga Shen dibeberkan, jadi kejahatan ‘berbohong pada penguasa’ ini tidak begitu penting. Namun bagi Fu Xiu Yi yang selalu tenang, untuk mengungkit ini sebelum waktunya matang, hanya bisa berarti bahwa Fu Xiu Yi sudah merasakan bahaya dalam situasi saat ini, dan keluarga Shen telah menjadi sebuah variabel. Dalam kehidupan ini, karena ia dan Fu Xiu Yi tidak berhubungan, ia tidak menahan Kaisar Wen Hui dan membiarkan keluarga Shen selama beberapa tahun, oleh sebab itulah mata keluarga kekaisaran akhirnya mendarat pada keluarga Shen, sepotong daging gemuk ini.
Maka dari itu, bukti yang diberikan Shen Yuan kepada Fu Xiu Yi, semestinya adalah kejahatan Shen Xin karena tidak bertindak sesuai dengan perintah ‘pembantaian’ Kaisar Wen Hui.
Hal ini bisa dibilang besar atau kecil. Hanya saja karena situasi saat ini keluarga kekaisaran mati-matian memanggil kembali kekuasaan militer keluarga Shen, jadi bagaimana mungkin mereka melepaskan kesempatan ini?
Urusan ini menjadi jauh lebih rumit.
Shen Miao mengepalkan tinjunya dan perlahan-lahan menenangkan emosinya. Saat ini bukanlah situasi terburuk. Meskipun keluarga kekaisaran berniat untuk menangani keluarga Shen, mereka hanya ingin mengambil kembali kekuasaan miiter. Keluarga Fu sangat licik dan tidak akan menyentuh keluarga Shen, karena tak dapat dihindari itu akan mengakibatkan ketidakpuasan dengan keluarga bangsawan lainnya.
Apa yang harus dilakukannya saat ini?
Beberapa orang di dalam ruangan itu semuanya melihat tampang tidak yakin di ekspresi Shen Miao dan kebingungan dalam hati mereka. Tetapi kemudian mereka melihat Shen Miao tiba-tiba berdiri dan berkata, “Aku ingin pergi keluar dari kediaman.”
“Ah?” Gu Yu kaget, “Nona, tak akan bisa dihindari jika orang lain berbicara tentang itu apabila Anda meninggalkan kediaman di saat seperti ini.”
“Bagaimana dengan keluarga yang bertemu kemalangan dan aku frustasi, makanya aku pergi ke rumah teman untuk mendapatkan penghiburan?” Tatapan Shen Miao berubah dingin, “Berangkat.”
Mo Qing tentu saja tidak keberatan dengan keputusan Shen Miao. Apalagi, ia bertekad untuk mengabdikan hati dan jiwanya kepada Shen Miao, dan tahu bahwa ia punya alasannya sendiri. Makanya, setelah melihat Shen Miao meminta seperti itu, hatinya jauh lebih tenang dan hanya berkata, “Bawahan ini akan pergi dan mengaturnya.”
Melihat Mo Qing seperti ini, Jing Zhe dan Gu Yu pun tak lagi berbicara, dan membiarkan Bai Lu dan Shuang Jiang tetap di kediaman untuk menunggu kabar selagi mereka pergi keluar bersama Shen Miao.
Tentu saja tindakan Shen Miao menarik perhatian dari orang-orang kediaman dan saat ada yang datang untuk bertanya, hanya dikatakan bahwa ia keluar untuk mencari Feng An Ning. Feng An Ning termasuk teman Shen Miao, dan karena rumah tangga Pertama keluarga Shen bertemu kemalangan, wajar bagi Shen Miao untuk pergi mengeluh ke tempat Feng An Ning. Jadi, tidak ada yang menghalangi.
Setelah meninggalkan pintu kediaman, Mo Qing membawa keretanya menuju ke arah kediaman Feng. Ketika melewati sebuah gang kecil dan memastikan bahwa tidak ada yang mengikuti, Shen Miao kemudian berkata, “Pergi ke kediaman Su.”
“Kediaman Su?” Gu Yu terkejut untuk sesaat, “Kediaman Su yang mana?”
“Keluarga Count Ping Nan, kediaman Su Yu.”
Mo Qing, yang ada di luar, sangat akrab dengan jalan-jalan di ibu kota Ding, dan tahu persis kediaman bangsawan mana, terletak di mana. Tidak perlu menanyakan arahnya selagi ia memutar kudanya dan menuju ke arah lain.
Jing Zhe dan Gu Yu ingin bertanya, tetapi tidak berani, karena mereka tahu bahwa Shen Miao tentu punya idenya sendiri. Tetapi, bahkan mereka para pelayan saja tahu bahwa, di mahkamah, keluarga Shen dianggap memiliki musuh, keluarga Xie-nya Marquis Lin An dan keluarga Su-nya Count Ping Nan adalah semut di perahu yang sama. Karena itu, tentu saja keluarga Su dan keluarga Shen tidak cocok seperti api dan air. Keluarga Shen mengalami kemalangan, jadi kenapa pihak yang itu akan datang untuk menolong?
Tetapi …. Kemungkinan besar itu bukannya meminta bantuan orang lain. Jing Zhe dan Gu Yu memiliki pemikiran yang tidak tenang.
***
Di kediaman Count Ping Nan, Su Ming Feng berada di dalam kamar dan ada orang lain yang sedang duduk saat ini. Orang itu mengenakan jubah ungu emas yang mewah dan memasang senyum malas dan santai di wajahnya. Malahan Su Ming Feng yang berwajah resah, “Apa yang terjadi? Kenapa kau mengajukan diri menjadi komandan?”
“Terlalu membosankan di ibu kota Ding, jadi aku akan pergi ke Jiang Utara untuk bermain,” kata Xie Jing Xing.
“Bermain?” Su Ming Feng menatapnya dan kemarahan muncul di wajahnya yang biasanya elegan dan tenang, “Apa kau tahu tempat macam apakah Jiang Utara itu? Orang lain bahkan tidak berani menghadapi Xiong Nu, dan kau mau pergi ke sana untuk bermain?” Melihat bahwa Xie Jing Xing bahkan tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati, nada bicara Su Ming Feng pun melambat, “Aku tahu Ayahmu membawa Xie Chang Chao dan Xie Chang Wu ke kalangan pejabat dan kau kesal, tetapi kau tidak perlu melakukan pendekatan semacam ini untuk melampiaskannya. Ini bukan masalah sepele, meskipun seni bela dirimu sangat kuat, tetapi medan Jiang Utara itu rumit dan kau belum pernah ke sana …. Jing Xing, jangan pergi.”
“Su Ming Feng.” Xie Jing Xing merasa itu lucu, “Yang Mulia telah memberikanku persetujuannya, apa kau pikir, aku masih bisa tidak pergi?”
Su Ming Feng terkejut sesaat dan tampang putus asa mendadak muncul di wajahnya. Begitu Kaisar membuka mulut emasnya dan mengucapkan kata-kata giok itu, tak ada alasan untuk menariknya kembali. Dengan persetujuan dari pengajuan komandan di tangannya, tak ada ruang untuk adanya perubahan. Bahkan jika nantinya Xie Jing Xing mengubah pikirannya, ia tidak bisa tidak pergi.
Melihat Su Ming Feng seperti ini, Xie Jing Xing berkata, “Apa kau sedang menyumpahi agar terjadi kecelakaan padaku?”
“Bajingan!” Su Ming Feng mengumpat dan murka, “Kenapa kau tidak mendiskusikan masalah ini denganku?”
“Mendiskusikannya denganmu, akan ada gunanya?” Xie Jing Xing bahkan tidak peduli selagi ia mengambil satu cangkir dan menuangkan teh untuk diminum, “Bagiku, tidak ada bedanya.”
“Kau!” Di satu sisi, Su Ming Feng berang, dan di sisi lain juga tak berdaya. Ia tahu bahwa Xie Jing Xing memiliki temperamen pengembara dan ketika ia memutuskan sesuatu, bahkan sembilan banteng saja tidak akan bisa menariknya kembali. Walaupun mereka sahabat masa kecil, kini sepertinya hanya dirinyalah yang menggebu-gebu. Xie Jing Xing tidak cerita apa-apa padanya, dan itu dapat dikatakan hanya ‘memberitahukan’ saja.
Dalam hal ini, ini hanyalah sebuah ‘pemberitahuan’ dan pengajuan untuk jadi komandan disetujui dan begitu waktunya tiba, ia harus berangkat.
“Untuk alasan apakah kau harus pergi ke Jiang Utara yang menyebalkan itu?” Su Ming Feng berjalan mondar-mandir di dalam ruangan itu, “Apa kau tidak mau hidup? Apa kau tahu bahwa, jika kau menang, tentu saja itu bagus, tetapi kalau kau kalah …. Kedua adik Shu-mu itu akan menjadi orang pertama yang bertepuk tangan gembira!” Su Ming Feng menggebrakkan tangannya di depan Xie Jing Xing dan berkata, “Apa kau tenang membiarkan mereka tetap di ibu kota? Tidak takut kalau ayahmu akan mengatakan sesuatu?” Membicarakan soal itu, ia tiba-tiba berhenti dan menatap Xie Jing Xing, “Apakah Ayahmu tahu soal ini?”
Xie Jing Xing menggelengkan kepalanya.
“Lihat!” Su Ming Feng berkata, “Kau terlalu keras kepala. Marquis Xie pasti akan marah besar saat ia mengetahui tentang masalah ini, dan di waktu yang sama, dua adik Shu-mu itu akan mengatakan lebih banyak hal, dan masih ada yi niang itu yang bersembunyi begitu dalam di kediaman …. Saat kau kembali dari Jiang Utara, siapa yang tahu akan jadi apa situasi di kediaman. Xie Jing Xing, kau benar-benar tenang?” Su Ming Feng menganggap Xie Jing Xing sebagai sahabat sejati dan semua perkataan ini merupakan kepeduliannya terhadapnya.
Xie Jing Xing tersenyum tetapi tampak seolah-olah ia tidak ingin mengungkit hal-hal itu, “Ketika aku pergi dari ibu kota, kau harus membantuku mengawasi kediaman Putri.”
Di ibu kota Ding, selain dari keluarga Su, Xie Jing Xing paling banyak berhubungan dengan Putri Rong Xin dari kediaman Putri. Perjalanan ke Jiang Utara ini setidaknya akan memakan waktu satu setengah tahun, dan tidak akan ada yang tahu berapa lama yang diperlukan untuk kembali dalam kondisi terburuknya. Saat Putri Rong Xin mengetahui ini, ia pasti akan kesal selama jangka waktu tertentu.
Su Ming Feng hendak menyebutkan beberapa kalimat lagi kepada Xie Jing Xing, tetapi melihat ekspresi serius Xie Jing Xing, ia tidak bisa bilang apa-apa lagi. Ia hanya mendengar Xie Jing Xing berbicara lagi, “Dalam dua tahun, yang terbaik bagi keluarga Su adalah menghindari ujung tombaknya. Jangan memasuki kalangan pejabat dan mengaku sakit saja.”
“Oh?” Su Ming Feng merasa janggal, “Apa hubungannya ini denganku? Bukankah dikatakan bahwa tidak apa-apa meskipun aku masuk kalangan pejabat, tetapi kurangi berurusan dengan kuda-kuda militer?”
“Lakukan saja apa yang kusuruh.” Xie Jing Xing meliriknya dan berdiri, “Aku pergi.”
“Hei.” Su Ming Feng berkata, “Kau, kau hanya pergi begitu saja seperti ini? Untuk apa sebenarnya kau datang hari ini?”
“Selamat tinggal.” Xie Jing Xing mengangkat bahu tetapi mendadak mendengar suara ‘pu tong’ di pintu. Su Ming Feng terkejut dan membuka pintu, dan pangsit bulat pun menggelinding masuk.
Pangsit itu bulat dan gemuk. Ketika Su Ming Feng mengangkatnya, ia membersihkan debu di pakaiannya sebelum berbicara, “Ming Lang, apa yang kau lakukan di sini?”
Pangsit bulat gembuk itu tak lain selain Tuan Muda Kedua dari keluarga Su, Su Ming Lang. Ketika ia melihat ada orang lain di ruangan itu, dan bahwa orang itu adalah Xie Jing Xing, pertama-tama ia menciut ketakutan dan bersembunyi di belakang Su Ming Feng, “Kakak, Kakak Perempuan Shen ada di sini.”
“Apa?” Su Ming Feng tidak mengerti apa yang sedang terjadi, ketika ia melihat pelayan pribadinya berlari dari pintu dan berujar sambil terengah-engah, “Tuan Muda, ada seorang Nona di pintu kediaman, sedang mencari Anda.”
Ketika kata-kata itu terucap, Su Ming Feng membeku sesaat. Ia lalu melihat ke arah Xie Jing Xing dan ia memberinya senyuman yang tidak seperti senyuman. Su Ming Feng berdeham ringan, “Omong kosong! Darimana aku mengenal seorang Nona?”
“Itu benar!” Pelayan itu berkata dengan cepat, “Katanya ia adalah Nona Kelima, kelahiran Di dari kediaman Jenderal Agung dan ia kemari untuk berdiskusi penting dengan Anda.”
“Nona Kelima, kelahiran Di dari kediaman Jenderal Agung ….” Su Ming Feng mengulangi kata-kata itu untuk memilah namanya, ketika Su Ming Lang di samping pun melonjak, “Itu adalah Kakak Perempuan Shen Miao! Kakak, itu adalah Kakak Perempuan Shen Miao yang ada di sini untuk mencarimu!”
Shen Miao? Su Ming Feng tercengang bengong tetapi Xie Jing Xing mengerutkan dahi.
Jangankan keluarga Xie, keluarga Shen dan keluarga Su tidak punya urusan apa pun. Sedangkan secara pribadi, Su Ming Feng tidak berteman dengan Shen Miao. Shen Miao tiba-tiba datang kemari, membuat Su Ming Feng bingung. Ia menanyai Xie Jing Xing, “Mungkinkah … untuk mencarimu?”
“Kakak Perempuan Shen Miao pasti kemari untuk mencariku!” Su Ming Lang memegangi wajahnya dengan gembira, “Kakak, ayo kita pergi dan temui Kakak Perempuan Shen Miao!”
“Ini ….” Su Ming Feng ragu-ragu.
“Pergilah.” Xie Jing Xing tiba-tiba berbicara dan tatapannya tampak mendalam, “Temui di kamarmu.”