Recapture The Entertainment Industry (Chinese to Indonesian Translation) - Chapter 003
- Home
- Recapture The Entertainment Industry (Chinese to Indonesian Translation)
- Chapter 003 - Audisi
Saat turun dari lantai atas, Luo Ding menyadari jika tempatnya tinggal saat ini adalah sebuah apartemen pribadi. Sekilas, dia mencoba mengingat dalam memorinya dan akhirnya dia ingat jika tempat itu adalah apartemen yang disewa oleh Studio Yaxing untuk para artisnya.
Gu Yaxing, pendiri dari Studio Yaxing, sebelumnya adalah seorang artis yang terkenal di China. Namun saat di puncak kariernya, dia terjatuh bersama dengan perusahaan tempatnya bernaung. Kemudian dia bangkit kembali dan membuka lembaran baru hidupnya dengan membuka studio yang terlihat sederhana ini.
Kebanyakan artis dari tempat ini diseleksi dari semua audisi, baik itu audisi lokal ataupun luar negeri, dan beberapa orang biasa dengan faktor eksternal akan dilirik oleh para pencari bakat. Namun, di bawah perkembangan pencarian bakat dalam dunia entertainment, hal ini menjadi semakin langka.
Untungnya, Luo Ding menjadi bagian dari yang langka ini.
Luo Ding tumbuh di panti asuhan tanpa ayah dan ibu. Dia tidak melanjutkan studinya setelah lulus SMA saat usianya delapan belas tahun. Setelah meninggalkan panti asuhan, dia bertahan hidup dengan menjadi pelayan di sebuah kedai kopi. Namun karena penampilannya yang cukup menarik, pencari bakat dari Yaxing menemukannya dan dia menandatangani kontrak dengan mereka. Sejak saat itu dia memulai debutnya sebagai model iklan.
Kemudian, Su Shengbai muncul dari kompetisi menyanyi dan ditarik secara pribadi oleh Gu Yaxing. Saat itu, Gu Yaxing berada di titik terendah dalam kariernya. Maka dari itu, dia membutuhkan seseorang yang bisa menaikkan popularitas Studio Yaxing dengan cepat. Luo Ding, yang memiliki penampilan paling menarik, diputuskan untuk bekerja bersama dengan Su Shengbai.
Namun faktanya, kepribadiannya itu tidaklah cocok untuk dunia entertainment. Tanda-tanda depresi sudah bisa dilihat sejak lama. Di grup yang sama, Su Shengbai memiliki sifat yang jujur dan apa adanya. Sehingga, semua orang juga bisa melihat perbedaan antara seseorang yang disukai oleh banyak orang dan seseorang yang pendiam.
Karena itu, Su Shengbai menjadi sangat populer. Sedangkan untuk Luo Ding, di samping pekerjaannya sebagai penyanyi, dia hanyalah sebuah produk gagal. Hanya duduk di satu sisi tanpa menunjukkan ekspresi apapun, dan sebuah julukan melekat padanya, “Pangeran pendiam dan menjengkelkan.”
Semua orang termasuk fans mereka, tahu jika hal ini hanyalah di permukaan saja. Namun, beda artis, pasti memiliki perbedaan pula dalam pemasaran. Walaupun grup ini tidak terlalu populer, namun dengan kombinasi dua pemuda tampan—Su Shengbai yang menarik dan sebaliknya, Luo Ding yang muram dan pendiam, tetap memiliki fans mereka sendiri.
Mereka berdua bekerja bersama untuk waktu yang lama, dan kepribadian mereka juga saling melengkapi. Agensi mereka membuat peraturan yang ketat berhubungan dengan kehidupan pribadi mereka. Mungkin karena ingin menghilangkan kesepian, atau mungkin karena keluarga mereka yang jauh, mereka akhirnya bersama.
Setelah meresmikan hubungannya dengan Su Shengbai, depresi Luo Ding menjadi sedikit berkurang. Hubungan dua orang pemuda yang diam-diam ini, membuat penampilan mereka menjadi lebih baik, dibandingkan ketika hubungan mereka saat masih dingin.
Kemudian, Su Shengbai bertemu dengan Cao Dingkun. Setelah itu, mereka putus dan Su Shengbai mengabaikan hubungan mereka, yang dengan jelas seperti memberi tamparan keras untuk Luo Ding. Tanda-tanda depresi yang awalnya sudah berkurang, tiba-tiba menjadi lebih serius. Bahkan pengobatan menggunakan obat juga tidak membuahkan hasil. Kondisi ini membuat Luo Ding menjadi rentan dan mudah dimanfaatkan.
***
Saat dia memasuki mobil bersama Wu Fangyuan, Luo Ding meminjam ponsel milik Wu Fangyuan sambil menahan seluruh luapan emosinya.
Hari itu tanggal dua Mei. Sepuluh hari telah berlalu sejak kematiannya. Luo Ding dengan tenang mengubah sudut ponsel hingga Wu Fangyuan tidak bisa melihat ponsel tersebut. Dia membuka Weibo dan mengetik kata “Cao Dingkun”.
Kemudian muncul senyum masam dan suara tawa yang lirih dari dirinya.
Berita tentang kematiannya tersebar luas di Weibo. Saat dia membuka salah satu gambar, dia akan melihat gambar mobil pribadinya yang hancur dan terbakar diambil dari berbagai sudut. Banyak sekali pengguna Weibo yang dia kenal dan yang tidak dikenal, meneruskan postingan itu dan memberi emoticon lilin sebagai ungkapan bela sungkawa. Dia berpindah ke Weibo populer, dan salah satunya adalah Su Shengbai dengan rambut pirangnya.
Dia tidak memiliki niat untuk melihat model palsu tersebut, dan di juga tidak pernah berpikir jika Su Shengbai akan berhenti berhubungan dengannya. Su Shengbai bukanlah orang yang impulsif. Jika dia berani untuk mendorongnya ke jurang, dia pasti akan berpura-pura tidak ada hubungannya dengan hal ini.
Terlebih lagi, mobilnya terjatuh dari pegunungan yang cukup tinggi. Selain itu, Luo Ding juga mendengar dua suara lain sebelum kematiannya. Dan ini mungkin terdengar aneh karena dia bisa mengetahui alasan kematiannya.
Dia menghapus semua riwayat pencariannya dengan diam-diam, kemudian melihat Weibo Luo Ding yang dibuatkan oleh Wu Fangyuan. Untuk seorang artis seperti dirinya, memiliki hanya tiga puluh ribu pengikut, terlihat sangat menyedihkan. Selain itu, isi Weibo tersebut juga sangat membosankan. Weibo itu hanya berisi beberapa foto Luo Ding yang diambil oleh Wu Fangyuan saat syuting. Di foto itu, Luo Ding hanya melihat ke arah kamera tanpa ekspresi. Selain itu matanya terlihat sayu dan menerawang.
***
<<Tang Zhuan>> adalah sebuah film dokumenter yang dibuat oleh salah satu stasiun TV di China yang memiliki ranting yang tinggi. Diproduksi oleh sebuah TV China, diproduseri oleh Zheng Kezhen, seorang senior direktor dalam bidang film dokumenter, CCTV, dan Deng Jianlian, seorang direktor spesialis dalam drama kostum tradisional.
Dan sudah ditetapkan jika tokoh utama pria dan wanita dalam film ini akan dimainkan oleh Wu Yuan, aktor yang sekarang sedang naik daun, dan ratu untuk drama historis Pan Yiming, yang sekarang sedang muncul di sebuah acara TV. Hanya dengan mereka saja, banyak fans dipastikan akan bermunculan setelah syuting selesai. Dan para aktor ini juga tidak bisa dibilang biasa-biasa saja.
Serial TV ini adalah adaptasi dari sebuah novel kuno yang dibuat oleh pengarang masa lampau. Berkisah tentang berdiri hingga jatuhnya sebuah kerajaan, hingga permusuhan para harem. Sangat tidak mudah untuk mengeluarkan esensi masa lampau dari drama ini. Namun, saat drama ini sukses, rating dari serial TV ini pasti sangatlah tinggi.
Inilah alasan stasiun TV China memiliki mereka yang bertalenta hebat dalam menulis naskah, mereka selalu berharap untuk mendapatkan rating yang tinggi dari penonton sebagai stasiun TV lokal terbaik. Untuk alasan ini, mereka rela menggunakan semua yang mereka miliki untuk menghasilkan acara TV yang sempurna. Sehingga menjadikan hal ini sebagai sebuah kabar baik bagi mereka yang ikut berpartisipasi dalam proyek tersebut.
Mereka yang mengetahui tentang proyek ini, bahkan sebelum berita tentang para pemainnya dirilis, pasti menggunakan semua koneksi yang mereka miliki untuk mencari informasinya. Beberapa tahun ini, banyak sekali serial TV lokal yang mengalami penolakan. Jalan cerita yang bagus juga sudah jarang ada.
Situasi yang ada untuk saat ini adalah semakin banyaknya jumlah artis yang bermunculan namun hanya ada sedikit penulis naskah yang mampu menaikkan popularitas para artisnya, baik itu artis muda ataupun senior, di masa yang akan datang. Jika kesempatan langka seperti ini datang, maka harus diambil apapun itu risikonya.
Luo Ding sudah lama tidak pernah mengikuti berita entertainment, namun dia sudah pernah membaca novel asli dari <<Tang Zhuan>>. Walaupun bahasa yang digunakan lumayan susah dan isinya sangat tidak masuk akal, namun menurut Luo Ding cara penulisan yang tidak beraturan itulah yang membuat novel tersebut menjadi populer.
Setelah dia membaca novel tersebut lebih dari sepuluh kali, dia pernah berpikir jika ada film layar lebar yang diangkat dari novel tersebut, dia akan dengan senang hati memerankan tokoh favoritnya dengan cuma-cuma. Namun, tentu saja, jumlah penonton antara film layar lebar dan film drama sangatlah berbeda. Terutama saat tahu jika film seperti ini pastilah tidak akan terlalu laris, sehingga belum tentu akan menerima banyak penghargaan dalam Box Office.
Sebuah drama yang bagus tentu saja akan menarik minat para artis terkenal. Wu Fangyuan sebenarnya tidak pernah berpikir jika Luo Ding bisa mendapatkan sebuah peran. Semenjak mereka keluar dari mobil, dia berpesan pada Luo Ding bahwa dia harus mengucapkan salam dan berusaha untuk akrab dengan artis yang lain.
Lagipula, jika kamu ingin tetap bertahan di dalam dunia seni seperti ini, memiliki koneksi adalah kondisi yang paling diperlukan. Koneksi yang dimiliki oleh Studio Yaxing sangatlah terbatas, dan dengan kondisi Luo Ding yang seperti ini, jumlah tawaran yang dimilikinya juga berkurang. Maka dari itu, dia harus mulai akrab dengan artis yang lain agar mereka bisa melihat kemampuannya.
Lokasi audisi dipenuhi oleh banyak sekali orang, benar-benar seperti lokasi job fair. Namun, orang-orang yang datang ini jelas sekali bukanlah seseorang yang baru saja lulus. Di sana banyak sekali pria dan wanita saling memandang satu dengan yang lain, dan ada pula artis yang sudah terkenal, menggunakan kacamata hitam dan dengan wajah menyebalkan, bersama para asisten mereka. Berdiri di sudut, seakan merasa jijik jika berdekatan dengan para pendatang baru.
Tidak peduli apapun status dan identitas mereka, jika berdiri di tempat ini, mereka akan menjadi orang biasa. Melihat para artis yang keluar dari pintu kaca dengan wajah yang tidak bisa dikatakan senang atau muram, membuat kerumunan di luar tidak berhenti untuk saling berbisik, dan menyebabkan keributan kecil.
Luo Ding, yang menurunkan bagian depan topinya hingga hampir menutupi seluruh wajahnya, sepertinya tidak kelihatan di antara kerumunan itu. Walaupun pembawaannya yang terkesan santai ini menarik perhatian beberapa orang, namun tidak ada dari mereka yang menyadari pria dengan rambut pirang di sampingnya.
Namun setelah mereka akhirnya mereka menyadari siapa asisten yang berdiri di sampingnya, kebanyakan orang kini kehilangan minat dan tidak lagi memperhatikannya. Audisi ini pastilah akan sangat ramai, bahkan akan sangat ramai sekali. Tidak peduli sebagus apapun kemampuan yang mereka miliki, namun mereka tetap harus bersabar dan menunggu giliran mereka tiba.
Wu Fangyuan melihat sekeliling sambil berjinjit, seperti sedang mencari seseorang. Dia tiba-tiba berteriak, dan menarik Luo Ding menuju ke arah kerumunan, “Itu Kakak Yang, mereka di sebelah sana!”
Luo Ding melihat ke arah Wu Fangyuan, yang kini memegang tangannya, tanpa ekspresi. Dia berpikir untuk sejenak, namun tetap diam, tidak melakukan apapun.
Pimpinan agensi miliknya, Yang Kangding, adalah seorang pria dengan usia sekitar empat puluh tahun. Dia menggunakan kacamata hitam, wajahnya kotak dan matanya sipit. Wajahnya terlihat tidak senang. Saat dia menoleh, dia melihat Luo Ding dan Wu Fangyuan di kejahuan dan kini berjalan mendekatinya. Dia memandang mereka dengan tatapan marah dan berkata, “Kalian pikir jam berapa sekarang? Kalian masih berani-beraninya datang?”
“Kakak Yang! Kakak Yang, hal ini bukan seperti yang terlihat…” Wu Fangyuan dengan segera memberi klarifikasi dan berjalan mendahului Luo Ding. Dia juga menarik tangan Luo Ding dengan tersenyum, “Ponsel A Ding rusak, dan dia juga sedikit tidak enak badan. Itulah mengapa kami jadi sedikit terlambat. Tapi bukankah kami datang tepat waktu?”
Yang Kangding merasa tidak nyaman dan menghindari sentuhan Wu Fangyuan. Dua kemudian melihat Luo Ding dari atas ke bawah dengan marah, dan tertegun untuk beberapa saat.
Luo Ding menoleh dengan tangan di dalam saku celana dan memandangnya dengan tatapan yang benar-benar berbeda. Walaupun dia hanya menggunakan pakaian casual, Yang Kangding tidak tahu mengapa Luo Ding terlihat berbeda dari sebelumnya. Hingga akhirnya, dia mengurungkan niat untuk menegurnya. Dia hanya memandang Luo Ding, kemudian berbalik dan melanjutkan percakapannya dengan Hu Xiao.
Luo Ding hanya melirik Yang Kangding dengan tatapan tanpa minat. Dia pandai dalam membaca karakter seseorang. Dari ingatan pemilik asli tubuh itu, Yang Kangding tidak pernah menunjukkan wajah yang ramah padanya. Mungkin saja, hal tersebut karena dia sudah bisa memprediksi masa depan dari pemilik asli tubuh itu, yang terlihat lemah dan tidak akan bisa bersinar.
Maka dari itu, Yang Kangding yang memberikan pekerjaan yang sekiranya bisa Luo Ding lakukan melalui Wu Fangyuan sebagai sebagai asistennya. Sedangkan dia sendiri lebih fokus pada Hu Xiao, yang dia rasa lebih memiliki peluang untuk berkembang. Hal tersebut dilihatnya dari pendirian Hu Xiao yang lebih menghargai uang karena dirinya adalah pria dengan prinsip ekonomi. Maka dari itu, dia sangat ingin untuk mengendalikannya secara penuh.
Hu Xiao meremas buku audisi milik Yang Kangding yang dia lupakan saat ada aktor yang gagal dalam audisi. Saat dia melihat Wu Fangyuan datang bersama dengan Luo Ding, dia memutar matanya dan berkata, “Kalau posisi sudah terisi penuh, kamu pasti tahu jika mereka akan menghentikan audisi.”
Mungkin karena tempat audisi yang terlihat ramai tersebut, dia tidak mengatakan hal tersebut dengan keras. Namun pendengaran Luo Ding cukup tajam dan dia bisa mendengar kalimat tersebut. Pandangan matanya tertuju pada kertas yang sudah lusuh di tangan Hu Xiao, dan nama karakter yang tertulis di sana langsung mencuri perhatiannya.
Haha.
Tatapan matanya menjadi lembut dan dia pun tersenyum. Apa yang harus dia lakukan? Di dalam ingatannya, hubungan antara Hu Xiao dan pemilik asli tubuh itu tidaklah terlalu baik. Sepertinya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membalas dendam.
Pada awalnya, Hu Xiao terlihat sedikit melamun, dan saat tanpa sengaja tatapan matanya bertemu dengan Luo Ding untuk pertama kalinya, berpikir jika orang di hadapannya ini tidak menyadari kebodohannya, dan dia bahkan nyaris mengerutkan alisnya.
Yang tidak dia sangka, Luo Ding akan balas memandangnya, bahkan sebuah senyum juga muncul di wajahnya. Auranya yang terlihat sangat tenang membuat ekspresi wajahnya terlihat sangat lembut, dan membuat kemarahannya tiba-tiba menghilang, seakan baru saja disiram dengan air dingin dan membuatnya menghilang dalam sekejap.
“…Hum” Dia berbisik lirih dan membuang mukanya.
***
Zheng Kezhen dan Deng Jian sudah tidaklah muda lagi, namun hingga kini masih belum ada rencana untuk mengganti sang produser. Mereka sudah sangat berpengalaman dan profesional. Namun, tidak demikian dengan Ke Rao. Setelah melihat penampilan para peserta audisi, yang dia sebut sebagai grup iblis, lebih dari empat jam, dia tidak bisa melakukan apapun selain membuang nafas.
Dia membunyikan bel untuk menghentikan menghentikan seorang aktor yang membawakan naskahnya seperti sedang mempromosikan sebuah produk, Zheng Kezhen tidak bisa melakukan apapun selain memijat keningnya, terlihat jika dia sudah mulai kelelahan. Deng Jian yang duduk di sampingnya menepuk pelan pundaknya, “Ini adalah grup yang terakhir.”
Zheng Kezhen menggelengkan kepalanya, “Apa tidak ada grup yang lain lagi? Kapan hari ini akan berakhir? Aku hanya menginginkan seseorang yang bisa berakting, mengapa susah sekali?”
“Mau bagaimana lagi, bukankah mereka yang memiliki kemampuan kini lebih memilih untuk berakting di film lepas?” Deng Jian juga tidak bisa mengatakan apapun jika dia mengingat bagaimana industri perfilman saat ini. Saat seseorang masuk dalam dunia perfilman, maka akan sedikit sekali dari mereka akan mau kembali untuk syuting serial TV.
Bagi mereka, dunia pertelevisian mungkin seperti sekolah training yang memalukan yang tidak akan membuat mereka berkembang. Jika mereka adalah produser yang biasa-biasa saja, maka mereka pasti akan menyerah setelah melihat hasilnya. Namun berbeda dengan kedua orang ini, mereka memberikan seluruh hidup mereka untuk sebuah karya, dan tidak akan menggunakan wajah mereka untuk menghancurkan reputasi mereka sendiri.
Tidak peduli seberapa keras dan lelahnya mereka, mereka tetap akan menjaga kualitas mereka dan tidak pernah menyerah.
“Grup selanjutnya!” Zheng Kezhen meminum teh miliknya. Kemudian, dengan penuh semangat, dia berteriak pada asistennya, dan menolehkan kepalanya ke arah pintu dengan tatapan seperti telah kehilangan harapan.
Pintu perlahan terbuka, dan sekelompok pria tinggi dan wanita dengan wajah yang cukup baik berjalan masuk. Zheng Kezhen sedikit mengerutkan alisnya, memandang ke arah kerumunan itu untuk beberapa waktu. Dengan tiba-tiba, dia menarik Deng Jian menuju ke arahnya.
“Ada apa?” Tanya Deng Jian.
Zheng Kezhen menunjuk dengan sedikit jengkel ke arah pintu, “Lihat ke arah pemuda dengan baju putih. Cepat lihatlah!”
*_*_*_*_*
Comments for chapter "Chapter 003 "
NOVEL DISCUSSION
Support Foxaholic Global
Your donations will go towards site costs and management.
Individual translators usually have their own ko-fi buttons.