The Female Supporting Character Ran Off With The Bun (English to Indonesian Translation) - Bab 2.3
- Home
- The Female Supporting Character Ran Off With The Bun (English to Indonesian Translation)
- Bab 2.3 - Itu Adalah Sebuah Suara Dingin Yang Sangat Khas
Baca di Global Foxaholic! Dukung Penerjemah!
(Jangan lupa klik iklan 1x)
(Dukungan sekecil apapun bisa sangat berarti ….)
SELAMAT MEMBACA
BAB 2 : Itu Adalah Sebuah Suara Dingin Yang Sangat Khas
(Bagian 3)
Penerjemah : Aida Hanabi
Dia kemudian dilempar paksa dengan kuat ke dinding yang dingin.
Bahan gaunnya sangat tipis, dan punggungnya terasa sakit yang menusuk. Chi Ying segera tersadar, dan pupil matanya berkontraksi.
Dia tidak mengenali pria di depannya.
Pria itu berbau alkohol, matanya merah padam dan juga penuh dengan nafsu.
Dia menatapnya seperti mangsa yang baru saja dia tangkap.
Chi Ying meronta secara refleks tetapi menyadari bahwa tangan pria itu terkunci di pundaknya dan dia tidak bisa bergerak sama sekali.
Cheng Huan tidak senang dengan perlawanannya dan mencondongkan tubuh ke arah Chi Ying secara invasif seraya bertanya, “Siapa namamu?”
Mata Chi Ying menjadi dingin, dan nadanya bahkan lebih dingin. “Apa hubungannya denganmu?”
Cheng Huan terkekeh, nadanya sombong dan arogan. “Aku tertarik denganmu.”
“Maaf ….”
Sebelum Chi Ying bisa menyelesaikan apa yang dia katakan, Cheng Huan memotongnya, “Apa kamu tahu Huanyu? Kalau kamu tetap bersamaku, kamu bisa menjadi si pemeran utama wanita dalam produksi apa pun yang kamu pilih.”
Chi Ying menjawab dengan dingin, “Aku tidak tertarik.”
“Kamu tidak perlu terburu-buru menolakku. Aku belum selesai bicara, oke?” Cheng Huan mencibir dan tenaga pada cengkeraman tangannya yang ada di bahu Chi Ying meningkat. “Kalau kamu tidak setuju, jangan pikir kamu bisa masuk dan bertahan dalam lingkaran ini.”
Nada bicara Cheng Huan yang mengancam dan ditambah lagi “Huanyu Entertainment” yang lelaki ini sebutkan perlahan membawa kembali kenangan dalam diri Chi Ying.
Dia ingat sekarang. Pria di depannya ini adalah Cheng Huan, si tuan muda Huanyu. Dia juga karakter pendukung pria yang jatuh hati pada si tokoh utama wanita.
Dalam buku tersebut, Cheng Huan tidak pernah mendapatkan si tokoh utama wanita dan akhirnya jatuh ke dalam kondisi abnormal1 serta akan berusaha melakukan segala cara yang tercela untuk mendapatkan tubuh si tokoh utama wanita ….
Angkuh dan wajib dituruti, lelaki ini bisa menjadi sangat kejam.
Bahkan jika dia bukan si tokoh utama wanita dan tak sampai bisa membuat Cheng Huan tergila-gila, berhadapan dengan pria ini tidak akan berakhir dengan baik.
Chi Ying melihat sekeliling mereka, tidak ada orang lain yang terlihat.
Kamar kecil di sudut tenggara cukup jauh; tempat ini beberapa lorong dari aula perjamuan.
Untungnya, dia memegang ponsel di tangan kanannya ketika dia berjalan ke sini.
Saat ini, tangannya tersembunyi di belakang punggungnya dan dia hanya bisa menerka-nerka posisi tombol-tombol yang ada di layar dengan intuisinya.
Setelah dia membuka kunci layar dengan sidik jarinya, dia menyentuh tombol kiri bawah untuk memunculkan orang yang terakhir dipanggil. Orang terakhir yang dia ajak bicara adalah konselor.
Selagi Chi Ying mencoba untuk mengoperasikan ponselnya, tatapan Cheng Huan tajam bak elang, melekat di setiap inci kulitnya yang terekspos.
Kulit di bawah tangannya terasa halus, mulus, lembut, dan menyilaukan mata. Cheng Huan merasakan suhu tubuhnya naik dan dadanya dipenuhi dengan keterobsesian serta hawa nafsu.
Dia tak seperti wanita lain yang akan langsung menempel dan melemparkan diri ke arahnya …
“Kamu benar-benar seorang pemula yang naif; kamu bahkan tidak tahu aturan pertama dalam lingkaran ini.”
Cheng Huan, terus mengencangkan kekuatan cengkeramannya di bahu Chi Ying secara tak sadar, seolah-olah dia ingin menemukannya dengan tangan kosong. “Kuberi kamu kesempatan di mana semua orang rela mati demi mendapatkannya. Sementara di sini, kamu yakin ingin menolaknya?”
Chi Ying merasa kesakitan namun dia tak bersuara; matanya masih setenang danau.
Melihat bahwa dia tidak menanggapinya sama sekali, Cheng Huan akhirnya mengumpat dengan tidak sabar. Kesabarannya sangat terbatas.
Salah satu tangan Cheng Huan melepaskan bahu Chi Ying dan sebagai gantinya dengan kuat melingkari pinggangnya.
Chi Ying mengerutkan kening. Cheng Huan ingin membawanya pergi bersamanya! Dia bukan tandingan kekuatannya dan pria ini bisa melakukannya dengan mudah.
Karena terkejut, dia diam-diam mempersiapkan diri dan hendak menginjak sekuat yang dia bisa di atas sepatu Cheng Huan dengan tumitnya, dia tiba-tiba mendengar sebuah gelak tawa ledekan—
“Jadi beginilah cara Huanyu merekrut sekarang?”
Itu adalah sebuah suara dingin yang sangat khas.
“Jangan lupa klik iklan 1x dan dukung aku lewat kofi, paypal atau scan kode QR Gopay~”
