The Husky And His White Cat Shizun (Chinese To Indonesia Translation) - Chapter 002
- Home
- The Husky And His White Cat Shizun (Chinese To Indonesia Translation)
- Chapter 002 - Dia Yang Patut Dihormati Kini Hidup
“Jantungku sudah menjadi tenang dan pikiranku telah berubah menjadi abu, namun siapa yang sangka jika cahaya musim semi bersinar melewati dinginnya malam. Apakah ini salah satu rasa kasihan Surga pada sebatang rumput di tempat terpencil? Namun aku tetap merasa takut, karena dunia ini tidak bisa ditebak dan penuh dengan kesulitan.”
Suara parau seorang wanita terdengar di telinganya, syair-syair puisi mengalir halus seperti mutiara dan batu giok. Namun semua hal itu membuat kepala Mo Ran terasa sakit. Urat di antara kedua alis matanya bergerak cepat.
“Mengapa berisik sekali! Dari mana datangnya hantu perempuan ini! Pelayan, cepat usir wanita ini ke dasar jurang!”
Hanya setelah Mo Ran selesai berteriak, dia baru menyadari ada sesuatu yang ganjil.
… Bukankah dia sudah mati?
Kebencian dan rasa dingin, rasa sakit dan kesepian, semuanya menusuk dadanya. Mata Mo Ran langsung terbuka seketika. Semua yang terjadi sebelum kematiannya hancur seperti salju yang terbawa angin. Dia mendapati dirinya berbaring dia tempat tidur, namun bukan tempat tidur miliknya di Puncak Sisheng. Ada pahatan naga dan burung Phoenix di tempat tidur itu, aroma kayu yang tajam juga bisa tercium. Selimut tua berwarna merah muda dan ungu, dengan sulaman bebek Mandarin.
Tempat tidur seperti ini hanya bisa ditemui di rumah bordil.
“…” MoRan membeku.
Dia tahu dimana ini. Tempat ini adalah pusat hiburan di wilayah dekat Puncak Sisheng. Yang dimaksud tempat hiburan di sini tidak lain adalah rumah bordil. Tempat dimana bisa datang dan pergi dengan mudah.
Mo Ran memiliki sisi yang sangat buruk pada masa mudanya, menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat ini. Namun tempat ini sudah dijual dan dirubah menjadi toko minuman anggur ketika usianya sekitar dua puluh tahunan. Bagaimana mungkin dia kembali lagi ke tempat ini setelah dia meninggal?
Dia telah banyak melakukan kesalahan semasa hidupnya, menjahati banyak orang, dan akhirnya raja akhirat menghukumnya untuk bereinkarnasi di rumah bordil dan melayani pelanggan?
Mo Ran memutar tubuhnya, sementara pikirannya mengembara entah kemana. Namun tanpa disadarinya, kini dia berhadapan dengan seseorang yang sepertinya sedang tertidur pulas.
“…”
Apa-apaan ini!!! Mengapa ada seseorang yang tidur di sebelahnya? Seorang pria dan telanjang bulat! Pria itu cukup menarik, wajahnya juga enak untuk dipandang, dan dia terlihat sedikit androgius.
Tidak ada ekspresi apapun di wajah Mo Ran, namun di dalam hatinya kini dipenuhi oleh kekalutan. Dia memandang wajah pemuda di sampingnya itu untuk sesaat dan tiba-tiba teringat sesuatu.
Bukankah anak ini adalah pasangan yang sangat disayanginya ketika dia masih muda, kalau tidak salah namanya adalah… Rong San? Atau mungkin Rong Jiu?
Namun dia tidak peduli nama belakangnya adalah San atau Jiu. Yang menjadi masalah adalah, pelacur ini menderita penyakit kelamin dan telah meninggal bertahun-tahun yang lalu, bahkan tulangnya pasti sudah hancur sekarang. Namun sekarang dia di sini, tertidur dengan lelap di sampinya. Leher dan pundaknya dipenuhi oleh tanda kebiruan, bekas gigitan.
Wajah Mo Rang terlihat muram, dia mengangkat selimut, dan melihat ke dalam, ”…”
Pemuda bernama Rong, tidak tahu mana yang benar, San atau Jiu, namun mari sebut saja dia Rong Jiu. Tubuh mungil Rong Jiu dipenuhi oleh bekas ikatan tali, dan di paha mulusnya, masih ada tali berwarna merah yang terikat rapi di sana.
Mo Ran mengelus dagunya, “Menarik sekali…”
Melihat ke arah ikatan tali yang terlihat rapi itu, benar-benar sebuah teknik tingkat tinggi, dan hal ini cukup familiar untuknya.
Bukankah dia yang melakukan semua ini??!!
Sebagai seorang kultivator, dia pernah membaca mengenai konsep reinkarnasi. Dia curiga jika, entah bagaimana caranya, namun kini dia kembali ke masa lalu.
Untuk membuktikan kecurigaannya ini, Mo Ran mengambil sebuah cermin perunggu. Cermin itu sudah terlihat lusuh, namun masih cukup bagus untuk melihat bagaimana penampilannya sekarang. Mo Ran berusia tiga puluh dua tahun saat dia meninggal, namun wajah yang terpantul di cermin bisa dikatakan cukup muda. Wajah yang terlihat tampan dan dipenuhi dengan kesombongan masa muda. Wajah di cermin itu berusia sekitar lima belas atau enam belas tahun.
Tidak ada orang lain lagi di ruangan itu. Namun, yang sebelumnya adalah pemimpin dunia kultivasi, Tiran kejam dari Bashu, kaisar dunia manusia, penguasa Puncak Sisheng, TaXian-Jun Mo Ran, setelah berpikir untuk beberapa waktu, akhirnya dia mengambil kesimpulan…
“Sialan…”
Rong Jiu yang tertidur, perlahan terbangun ketika mendengar kata sialan itu.
Pemuda cantik itu berusaha bangun dengan susah payah. Selimut tipis yang menutupi tubuhnya kini bergerak turun, memperlihatkan kulit pucatnya. Dia merapikan rambut panjangnya yang berantakan, dan perlahan membuka matanya yang diberi pewarna merah dan menguap.
“Oh… Mo Gongzi, anda bangun pagi sekali hari ini.”
Mo Ran tidak menjawabnya. Waktu itu, dia memang menyukai tipe seperti Rong Jiu, tampan dan androgius. Namun sekarang, TaXian-Jun yang telah berusia tiga puluh dua tahun, tidak bisa menjawab, bagaimana mungkin dulu dia bisa berpikir jika pemuda dengan tipe seperti ini bisa dikatakan menarik.
“Apakah anda tidak bisa tidur semalam? Mimpi buruk?”
Orang tua ini sudah pernah mati sekali, jadi mengapa dia harus takut pada mimpi buruk?
Rong Jiu berpikir jika Mo Ran yang tetap diam saja ini karena moodnya sedang tidak baik. Jadi, dia bangun dari tempat tidur dan berdiri di dekat jendela, melingkarkan tangannya di tubuh Mo Ran dari belakang.
“Mo gongzi, mengapa anda tidak mempedulikanku? Apa yang sedang anda pikirkan?”
Wajah Mo Ran menjadi pucat saat dia merasakan pelukan itu. Yang dia inginkan saat itu hanyalah melepas pria penggoda itu dari dirinya, dan memberikan tujuh belas atau delapan belas tamparan di wajah lemah itu. Namun dia masih bisa menahan niatnya itu. Dia masih sedikit pusing dan tidak yakin dengan keadaan ini.
Selain itu, jika dia memang benar-benar terlahir kembali, dia tidak mungkin begitu saja bisa memukuli Rong Jiu tanpa alasan setelah sehari sebelumnya dia menghabiskan waktu bersamanya dengan penuh cinta. Jika hal tersebut dilakukannya, dia pasti terlihat seperti orang gila. Maka, sudah jelas jika dia tidak mungkin melakukan hal itu.
Mo Ran mengubah ekspresi wajahnya, dia berpura-pura lupa dan bertanya, “Hari apa ini?”
Rong Jiu memandangnya untuk sesaat, kemudian menjawab, “Hari keempat di bulan Mei.”
“Tahun tiga puluh tiga?”
“Itu tahun lalu. Sekarang sudah tahun tiga puluh empat. Banyak orang mengatakan, orang yang hebat terkadang akan menjadi pelupa.”
Tahun tiga puluh empat…
Pada tahun itu, usianya menginjak enam belas tahun, dan saat dimana dia mengetahui jika dirinya adalah keponakan dari pemimpin Puncak Sisheng yang telah lama menghilang. Sejak saat itu, dia berubah dari seseorang yang menyedihkan, dari yang selalu di panggil sebagai anjing, menjadi seekor Phoenix di atas pohon hanya dalam sekejap.
Jadi, sepertinya dia benar-benar terlahir kembali? Atau, ini hanyalah bagian dari mimpi setelah kematiannya?
Rong Jiu tersenyum, “Sepertinya Mo gongzi sedang lapar, hingga membuatnya tidak mengingat tanggal dan hari. Tunggu sebentar, aku akan mengambil makanan. Bagaimana jika aku membuat panekuk yang digoreng?”
Mo Rang baru saja terlahir kembali, dan dia masih belum yakin bagaimana harus menghadapi semua ini. Namun, dia pasti akan baik-baik saja jika dia mengikuti hal yang pernah dia lakukan sebelumnya. Jadi dia mencoba mengingat kembali bagaimana karisma yang dimilikinya waktu itu dan, dengan menahan rasa jijiknya, dia mencubit pantat Rong Jiu dengan bercanda.
“Terdengar enak! Aku juga ingin bubur, dan aku juga ingin kamu menyuapiku.”
Rong Jiu mengenakan pakaiannya dan pergi keluar. Tidak lama kemudian, dia kembali dengan nampan yang berisi bubur labu, dua kue youxuan, dan sepiring camilan.
Mo Rang memang sudah mulai lapar dan berniat untuk mulai memakan kue ketika Rong Jiu menahan tangannya, “Ijinkan aku untuk melayani anda.”
“…”
Rong Jiu mengambil panekuk dan duduk di pangkuan Mo Ran. Dia tidak mengenakan apapun kecuali jubah tipis, dengan kaki yang terbuka lebar dan mengenai Mo Ran, bahkan dia juga mulai menggesekkannya tanpa henti.
Mo Ran menatap wajahnya, dan Rong Jiu berpikir jika dia menjadi bergairah lagi, “Mengapa anda memandangku demikian? Makanannya akan dingin jika tidak segera dimakan.”
Mo Ran terdiam untuk beberapa saat. Mengingat “perbuatan baik” yang dilakukan oleh Rong Jiu di belakangnya pada kehidupan yang lalu. Sebuah senyum manis muncul di sudut bibirnya.
Dia, TaXian-Jun yang hebat, tidak lagi merasa aneh saat dia melakukan sesuatu yang menjijikkan. Selama di ingin melakukannya, maka apapun yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang menjijikkan. Saat ini, bisa dibilang jika dia hanya melakukan sebuah pertunjukan, hanya sebuah permainan anak-anak.
Mo Ran dengan tenang bersandar pada kursinya, tersenyum dan berkata, “Duduklah.”
“A… aku sudah duduk.”
“Kamu tahu dimana aku memintamu untuk duduk.”
Wajah Rong Jiu memerah, “Mengapa tergesa-gesa, bagaimana jika gongzi menyelesaikan makannya dahu… ah!”
Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Mo Ran menariknya mendekat dan menekan punggungnya. Tangan Rong Jiu tanpa sengaja menumpahkan mangkok berisi bubur. Dia mencoba berbicara di antara keterkejutannya, “Mo-gongzi, mangkuknya…”
“Tidak perlu khawatir.”
“Ta… tapi anda harus makan lebih dahulu… nn… ah…”
“Bukankah sekarang aku sedang makan?” Mo Ran memegang pinggangnya. Dia bisa melihat Rong Jiu yang menjulurkan lehernya dan kecantikan wajahnya di dalam bola mata hitam miliknya.
Di kehidupan sebelumnya, dia senang sekali mencium bibir merah yang menggoda itu pada saat intimasi mereka. Terlebih lagi, Rong Jiu sangatlah cantik, dan tidak ada satu kata pun yang bisa menggambarkan kecantikannya itu. Terdengar bohong jika Mo Ran tidak pernah merasakan apapun terhadapnya.
Namun, sekarang Mo Ran tahu yang telah dilakukan oleh bibir indah itu di belakangnya. Kini bibir itu terlihat sangat buruk dan dia tidak memiliki minat untuk menciumnya.
Mo Ran yang kini berusia tiga puluh dua tahun tentu saja berbeda dengan dirinya saat berusia enam belas tahun dalam semua aspek. Contohnya, dirinya yang berusia enam belas tahun masih mengerti tentang kelemah lembutan dalam cinta dan dalam intimasi. Namun, saat dirinya berusia tiga puluh dua, yang tersisa hanyalah kekejaman.
Sekarang, saat dia melihat Rong Jiu yang pingsan karena bercinta dengannya hingga energinya habis, mata Mo Ran menyipit dengan sebuah senyum manis di wajahnya. Dia terlihat tampan sekali saat tersenyum, matanya tajam, bola mata hitamnya memiliki sedikit gradasi ungu yang memperlihatkan kesombongannya jika dilihat melalui sudut tertentu.
Dia menarik rambut Rong Jiu dan menyeretnya menuju tempat tidur. Kemudian, dia memungut serpihan mangkuk dari lantai, dan memegangnya dekat dengan wajah Rong Jiu.
Dia selalu menuntut balas atas semua kepedihan yang dialaminya, tidak terkecuali sekarang.
Memikirkan bagaimana dia menjaga Rong Jiu saat kehidupan sebelumnya. Dia bahkan berpikir untuk menebus kembali kebebasan Rong Jiu, dan bagaimana Rong Jiu membayar semua kebaikannya dengan menjebaknya bersama yang lain. Kini, sebuah senyum muncul di wajahnya saat dia menekan serpihan itu di salah satu pipi Rong Jiu.
Walaupun dia menggunakan tubuhnya untuk bisnis, namun jika wajahnya rusak, maka dia tidak akan memiliki apapun lagi untuk dibanggakan.
Pemuda cantik ini pasti akan tinggal di jalanan seperti anjing, merangkak di tanah, ditendang, diinjak, dicela, dan dikucilkan. Pemikirannya ini membuatnya terlihat senang. Bahkan, perasaan jijiknya setelah bercinta dengannya tadi menghilang. Bahkan, Mo Ran kini tersenyum lebar.
Dia memberikan sedikit tekanan pada tangannya, menghasilkan sebuah garis lurus dengan darah yang mulai mengalir.
Pemuda yang kini sedang tidak sadar itu sepertinya mulai merasakan sakit, membuatnya merintih pelan dengan suara seraknya. Air mata perlahan muncul di kelopak matanya, membuatnya terlihat menyedihkan.
Tiba-tiba tangan Mo Ran berhenti, dia mengingat seseorang yang pernah dia tahu.
Kemudian, dia seakan tersadar dengan apa yang dia lakukan saat itu. Setelah tertegun untuk beberapa detik, dia kemudian menurunkan tangannya dengan perlahan. Sepertinya dia telah terbiasa melakukan sesuatu yang jahat. Dia bahkan lupa jika kini dia terlahir kembali.
Sekarang, semuanya belum terjadi, kejahatan terbesarnya belumlah terjadi, dan orang tersebut belum mati. Lantas, mengapa dia harus berjalan di jalan yang sama seperti dirinya dulu, jalan yang kejam dan penuh dengan kekerasan, jika kini dia bisa memulai sesuatu yang baru.
Dia terduduk diam, dengan salah satu kaki berada di ujung tempat tidur, dan memperhatikan pecahan kaca di tangannya itu dengan pandangan menerawang. Saat dia melihat kue youxuan masih berada di atas meja, dia mengambilnya dan kemudian merobek kertas pembungkusnya. Dia menggigitnya dengan satu gigitan besar, memakannya hingga banyak sekali remahan roti di sekitar mulutnya, dan bibirnya mengkilap terkena minyaknya.
Roti youxuan ini adalah salah satu ciri khas dari rumah bordir ini. Sebenarnya, rasanya tidaklah terlalu enak, dan jika dibandingkan dengan berbagai jenis makanan yang akan dia rasakan di kemudian hari, roti ini tidak ada bedanya dengan sebatang lilin. Namun, setelah tempat itu bangkrut, dia tidak pernah lagi merasakan roti youxuan ini. Dan sekarang, lidahnya bisa kembali merasakan sesuatu yang familiar dari puluhan tahun yang lalu.
Setiap gigitan yang Mo Ran telan, berisikan seluruh perasaannya, dimana dia merasa jika reinkarnasinya itu bukanlah sesuatu yang nyata.
Setelah menghabiskan seluruh roti tersebut, akhirnya dia kembali tersadar dari lamunan panjangnya.
Dia benar-benar telah terlahir kembali.
Seluruh kejahatan dalam hidupnya, seluruh kejadian yang tidak bisa dia ulang, kini belum ada satu pun yang terjadi. Dia belum membunuh paman dan bibinya, belum menghancurkan tujuh puluh dua kota, belum membohongi guru dan keluarganya, belum menikah, dan…
Belum ada seorang pun yang mati.
Dia menikmati rasa yang ada dalam mulutnya, menjilati yang ada di giginya, dan merasakan kebahagiaan yang ada di dadanya itu menjadi kegembiraan tersendiri. Dia selalu menyalahkan Surga dan Bumi pada kehidupan sebelumnya, bahkan mempelajari tiga teknik berbahaya yang ada di dunia manusia. Dia telah menguasai dua dari tiga teknik tersebut, namun hanya teknik terakhir, “Kelahiran Kembali”, yang sepertinya selalu menghindarinya, tidak peduli seberapa hebat bakatnya.
Namun siapa yang sangka, sesuatu yang tidak bisa dia capai ketika masih hidup, datang padanya begitu saja pada saat kematiannya.
Semua kebencian, rasa jijik, kesedihan, kesepian, dan semua perasaan kompleks yang dirasakan pada kehidupan sebelumnya, kini terkunci rapat di dalam dadanya. Pemandangan pasukan yang bergerak menuju puncak Sisheng, api yang dinyalakan sepanjang sepuluh ribu depa, semuanya masih terlukis jelas dalam ingatannya.
Pada saat itu, dia benar-benar tidak ingin hidup lagi. Banyak sekali yang mengatakan jika kehadirannya itu merupakan sebuah kutukan bagi mereka yang dekat dengannya, dan dia ditakdirkan untuk mati seorang diri. Semua orang berbalik dn tidak ada yang mendukungnya. Bahkan pada saat terakhir, dirinya sendiri merasakan jika dia seperti mayat hidup, tidak memiliki rasa dan kesepian.
Dia tidak tahu apa yang salah dan di bagian mana, sehingga seseorang yang kejahatannya tidak bisa dimaafkan seperti dirinya, bisa mendapat sebuah kesempatan untuk mengulang semua setelah dia membunuh dirinya sendiri.
Mengapa dia harus merusak wajah Rong Jiu hanya karena dendam kecil di masa lalu?
Rong Jiu menyukai uang. Kali ini dia tidak akan membayarnya, namun dia akan mengambil perak miliknya, untuk memberinya pelajaran. Dan untuk hidupnya kali ini, dia masih belum ingin menanggung dosa.
“Kali ini aku melepaskanmu dengan mudah, Rong Jiu.” Mo Ran berkata dengan tersenyum, melempar pecahan kaca ke luar jendela.
Kemudian dia mengambil semua perhiasan dan barang berharga Rong Jiu, memasukkan semua ke dalam saku. Di menghabiskan waktu yang ada untuk berpakaian dan merapikan dirinya sebelum berjalan keluar dari tempat itu dengan santai.
Paman, bibi, sepupu Xue Meng, Shizun, dan…
Tatapan mata Mo Ran melembut saat dia mengingat orang tersebut.
Shige, aku datang.
*_*_*_*_*
Comments for chapter "Chapter 002 "
NOVEL DISCUSSION
Support Foxaholic Global
Your donations will go towards site costs and management.
Individual translators usually have their own ko-fi buttons.