The Princess Wei Yang (English - Indonesian Translation) - Chapter 98 (2)
- Home
- The Princess Wei Yang (English - Indonesian Translation)
- Chapter 98 (2) - Lebih Dekat dari Sebelumnya
Chapter 98 (2) : Lebih Dekat dari Sebelumnya
Qi yi niang agak terguncang. Seakan-akan seseorang menyentil dahinya, dan ia mulai mengerti. Mungkinkah ada sesuatu yang salah dengan set selimutnya? Keringat dingin mulai keluar saat ia menatap Jiu yi niang dengan ngeri.
Jiu yi niang melompat berdiri, matanya penuh kegelisahan dan ketakutan selagi ia berkata mati-matian: “Xian Zhu, apa yang Anda katakan, seolah-olah aku akan menggunakan cara rendahan untuk mencelakai Qi yi niang!”
Li Wei Yang tersenyum: “Selimut ini—“
Jiu yi niang menyela terlebih dahulu: “Selimut dan bantal itu terbuat dari sutra terbaik dan sangat lembut dan cocok untuk anak-anak!”
Kilat dingin melintasi mata Li Wei Yang: “Bai Zhi, bawakan gunting kemari!”
Bai Zhi menurut dan membawakan gunting ke sana di atas sebuah nampan. Li Wei Yang mencibir. “Sssh” merobek selimutnya dan membukanya. Qi yi niang takut ada sesuatu di dalamnya yang akan jauh dan melukai Li Wei Yang dan tanpa sadar maju ke depan, kecuali hanya ada kapas putih polos di dalamnya.
Jiu yi niang menoleh dan mencibir: “Xian Zhu, aku selalu mengira kita berada di pihak yang sama. Siapa yang akan menyangka Xian Zhu bahkan akan berjaga-jaga terhadapku? Selimut ini dibuat dengan kapas terbaik. Jika aku memasukkan serangga beracun ke dalamnya, biarkan aku disambar oleh Langit—“
Qi yi niang melihat tidak ada yang aneh di dalam selimut itu dan buru-buru berkata: “Wei Yang, kenapa kau salah paham atas niat Jiu yi niang? Cepat perbaiki selimutnya.”
Li Wei Yang mencibir dan mengguncang-guncangkan kapas di dalam selimut itu. Kapas pun dengan cepat berterbangan kemana-mana, membuat Jiu yi niang, ditambah rasa mual di pagi harinya, batuk-batuk beberapa kali.
Para pelayan di sisinya dengan cepat melindunginya, mata mereka melebar: “Apa maksud Xian Zhu dengan ini? Yi niang nu bi mengirimkan barang-barang kemari dengan niat baik. Apabila Xian Zhu tidak mau menghargai tindakan itu, ya sudah, tetapi kenapa membuat yi niang tidak nyaman. Meskipun yi niang tidak di status yang sama, ia sedang mengandung sekarang, jika Anda sangsi, kami tidak akan ragu untuk pergi ke Lao ye dan mencari keadilan!”
Suara tajam Li Wei Yang penuh dengan amarah: “Begitukah? Kapas itu berat, dan melihat seberapa tingginya benda ini di udara, ini jelas adalah alang-alang! Tubuh anak-anak yang baru lahir itu lemah dan bisa mati lemas jika alang-alang di dalam selimutnya rontok. Bahkan jika mereka beruntung dan bisa menghindari ini, selimut ini cukup tipis sehingga bayi baru lahir bisa masuk angin. Bayi yang baru lahir tidak akan sanggup menahannya dan pada akhirnya akan mati sebelum waktunya! Jiu yi niang, kau berhak mencintai anakmu, tetapi kenapa kau harus mencelakai adik lelakiku?”
Jiu yi niang memperlihatkan tampang tidak percaya: “Xian Zhu …. Aku tidak tahu—“
Li Wei Yang menatapnya dingin dengan jijik. Ia mulai perlahan-lahan: “Kaulah yang membawanya kemari, mana mungkin kau tidak tahu?”
“Aku … aku ….”
Awalnya Jiu yi niang tidak ingin menargetkan Qi yi niang, tetapi ia sudah akan melahirkan. Jika itu seorang putra, ada kesempatan bagus ia akan menjadi pewaris keluarga Li. Untuk beberapa alasan, karena muncul rival lain, ia merasa perlu untuk bersiasat untuk mengamankan masa depan anaknya. Walaupun ia mengkhawatirkan Li Wei Yang, ia hanya menganggap lawannya sebagai gadis yang belum menikah. Bahkan jika ia pandai dan berwawasan luas, ia tetap tidak berpengalaman. Tentu saja, mana mungkin ia bisa tahu tentang Li Wei Yang yang hidup bertahun-tahun dalam perselisihan istana?
Ia hanya bisa memikirkan tentang penyingkiran kejam Lin ma ma oleh Li Wei Yang. Tangannya sudah lemas, dan ia tampak seolah ia sudah akan berlutut.
Li Wei Yang maju dan bahkan membantunya bangun sambil tersenyum: “Jiu yi niang, anakmu akan segera lahir. Kusarankan kau menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mengurusi urusan orang lain dan mengurusi anakmu, sebagaimana mestinya.”
Ekspresi Qi yi niang yang biasanya damai digantikan dengan ketakutan, kecemasan, dan kecurigaan. Ia tidak mengerti bagaimana Jiu yi niang, yang tampaknya lemah dan rapuh, memikirkan cara sejahat itu untuk mencelakai anak yang belum lahir. Mungkin Jiu yi niang telah memutuskan untuk bertindak, bahkan jika Qi yi niang memiliki seorang anak perempuan. Jika ternyata itu anak lelaki, maka hingga batas apa …. Ia merasa semakin takut hanya dengan memikirkannya saja.
Jiu yi niang mengatupkan rahangnya, berlinang air mata, tetapi ia ketakutan dan hampir tidak bisa bicara.
Li Wei Yang tersenyum tipis: “Jiu yi niang, jika Ayah melihatmu berwajah seperti itu di halamanku, bukankah ia akan mengira aku sedang menyiksamu?!”
Jiu yi niang mengejap, berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
Ia dengan canggung mulai berlutut di depan Qi yi niang: “Jie jie, aku dibutakan sesaat, tetapi aku tidak punya pilihan. Aku tidak punya dukungan di keluarga Li, dan aku tergoda untuk mempertimbangkannya ….”
Qi yi niang mengulurkan tangan, berniat membantunya bangun sebelum mengingat siasat jahat sebelumnya. Ia gemetar, tetapi ia tetaplah orang yang baik dan pemaaf.
Ia hanya ragu-ragu sedikit, kemudian dengan cepat membantu Jiu yi niang bangun: “Bangunlah dulu, baru kita bicara.”
Dengan perut membuncit Jiu yi niang, ia tidak mungkin berlutut, jadi ia pun menegakkan diri dan berdiri. Ia menatap Li Wei Yang resah. Qi yi niang hanya memainkan peran kecil, dan orang yang paling mengerikan adalah Li Wei Yang!
Li Wei Yang menggelengkan kepalanya dengan iba selagi ia menghela napas: “Jiu yi niang, aku akan memiliki Ibu yang baru.”
Jiu yi niang tidak menduga hal ini dan langsung memucat. Ia menatap Li Wei Yang dengan kaget, hampir tidak bisa berkata-kata: “Bagaimana bisa secepat ini?”
Li Wei Yang mengingatkannya dingin: “Ibu baru saja meninggal. Tidak boleh ada kekosongan kepala rumah tangga wanita, jadi tanggal untuk pernikahan Jiang shi telah ditetapkan.”
Jiu yi niang tidak bisa memercayaianya. Ia kira, menikahi lagi seorang Nyonya baru akan jadi sesuatu yang jauh di depan dan tidak menyangka seorang kandidat akan dikonfirmasi tiga bulan setelah kepergian Da fu ren. Belum lagi, orang ini juga berasal dari keluarga yang sama.
Li Wei Yang menambahkan lembut: “Jiu yi niang, Da ge tak lagi ada di kediaman, dan Ayah tidak punya anak lelaki lain, jadi wajar baginya untuk menaruh harapan yang besar untuk anakmu. Satu-satunya hal adalah karena Nyonya baru ini akan berusia delapan belas tahun dan pasti akan melahirkan pewaris yang sah ….”
Jiu yi niang dilanda rasa takut, akhirnya memahami niat Li Wei Yang. Nyonya yang baru akan jadi muda dan cantik, menarik perhatian Lao ye. Bahkan jika ia berhasil melahirkan seorang putra, anaknya tetaplah kelahiran selir. Jika Nyonya yang baru juga punya anak lelaki, apakah Lao ye tetap akan menyayangi anaknya? Putra si Nyonya baru akan menjadi pewaris yang sah!
Belum lagi, ketika si Nyonya baru datang, ia tentu akan merasa risi terhadap para yi niang yang memiliki anak, terutama Jiu yi niang jika ia memiliki seorang anak lelaki. Barangkali, ia mungkin menjadi duri di mata si Nyonya baru! Li Wei Yang mengingatkannya bahwa ia seharusnya memikirkan bagaimana cara berurusan dengan Nyonya baru daripada menargetkan Qi yi niang!
Li Wei Yang menghampirinya dan dengan hangat mengulurkan satu tangan. Ia menggenggam jari-jari Jiu yi niang yang gemetaran sembari tersenyum: “Bukankah sudah jelas apa semestinya prioritas terbesarmu?”
Jiu yi niang tersentak: “Apa?”
Senyum kecil Li Wei Yang pudar: “Saat ini, prioritas terbesarmu seharusnya adalah melahirkan anak yang sehat dan melindunginya dari mereka yang berniat jahat.”
Tertegun, Jiu yi niang merasa bulu kuduknya berdiri. Sekujur tubuhnya jadi kaku. Ia berkeringat dingin, merasa seolah-olah ada serangga kecil yang perlahan-lahan merayapinya, meninggalkan sensasi dingin di belakangnya.
Apa yang dilakukannya hari ini kurang lebih berasal dari Si yi niang. Sekarang, sepertinya—semuanya berada di tangan Li Wei Yang! Ia hanya bunuh diri dengan pergi mencari pintu kematian! Namun, ia masih teringat hal-hal di masa lalu dan ragu-ragu.
Ia mendongak dengan waspada ke arah Li Wei Yang: “Kalau begitu, Xian Zhu ….”
Li Wei Yang tersenyum: “Aku tahu apa yang yi niang cemaskan, tetapi tanganku sudah pasti tidak lebih bersih darimu, jadi kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan memberitahu Ayah karena aku masih membutuhkan bantuanmu ketika orang itu melangkahkah kaki melewati pintu!”
Jiu yi niang merasa tubuhnya jadi rileks: “Jika ada sesuatu yang bisa kubantu, aku akan melakukan yang terbaik.”
Li Wei Yang sedikit memincingkan matanya dan tidak mengaakan apa-apa lagi. Samar-samar tampak ada humor dan ejekan di matanya.
Jiu yi niang pergi. Li Wei Yang memerhatikannya pergi. Senyumnya perlahan-lahan membeku seperti bunga salju yang mekar dengan rasa dingin yang tak terlukiskan.
Qi yi niang agak khawatir: “Wei Yang—“
Li Wei Yang dengan lembut memberikan beberapa kata meyakinkan, kemudian menyuruh Mo Zhu membantu Qi yi niang kembali ke kamarnya. Ia duduk dan mengambil sebuah buku. Ia baru saja membaca dua baris sebelum melemparkan bukunya ke samping.
Cemas kalau ia merasa frustasi, Bai Zhi membawakan teh kemari: “Nona, teh krisan baru ini bagus untuk mengusir panas. Nona, cobalah.”
Li Wei Yang tersenyum dan melirik Bai Zhi: “Kau kira aku marah?”
Bai Zhi berujar pelan: “Nona tidak memperlakukan Jiu yi niang dengan buruk. Jika bukan karena Nona, ia tidak akan bisa hidup hingga hari ini, apalagi mengandung dan memiliki status yang lebih tinggi. Bahkan jika ia memiliki seorang anak lelaki, tidak banyak orang di kediaman yang ingin melihatnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Ketika Nona tidak lagi membantunya, ia akan berlari ke jalan buntu.”
Li Wei Yang tersenyum lembut: “Ia hanya dimanfaatkan oleh orang lain seperti sebuah belati. Ketika ia disayangi, ia melupakan garis jelas antara benar dan salah. Dibandingkan dengan Si yi niang dan Liu yi niang, ia masih memiliki jalan yang panjang!”
Pada akhirnya, Jiu yi niang hanya menerima sedikit rasa sayang, tidak seperti para yi niang yang lebih tua—jauh lebih sedikit dari Tan shi, yang berhasil bertahan hidup di tangan Da fu ren, dan Si yi niang yang licik dan cakap, sekaligus Liu yi niang yang pandai, tangguh, dan sabar. Terlepas dari apa yang dialaminya terakhir kali, ia tetap tidak berpengalaman dan hanya melihat Tan shi sebagai musuhnya, gagal melihat gambaran besarnya. Jika di masa depan, selimut dan bantal itu memenuhi tujuannya, tidak hanya anak Qi yi niang yang tidak akan ada lagi, tetapi anak Jiu yi niang juga tidak akan disayangi. Siasat Si yi niang tidak terlalu buruk!
Bai Zhi sedikit emosional selagi ia berkata: “Benar-benar tidak ada sehari pun dimana kediaman ini tenang. Kupikir dengan kepergian Da fu ren, kita bisa hidup dengan bebas, tetapi siapa yang menyangka orang lain akan datang mencari masalah.”
Li Wei Yang menggelengkan kepalanya: “Jiu yi niang tidak begitu mengkhawatirkan.”
Bai Zhi langsung mengerti: “Nona mencemaskan tentang Nyonya yang baru? Jangan khawatir, Nona. Ia mungkin berasal dari keluarga Jiang, tetapi ia tidak memiliki status yang sama seperti Da fu ren. Ia hanyalah istri kedua!”
Li Wei Yang menggelengkan kepalanya lagi, senyum kecil bermain-main di bibirnya seperti sinar matahari di kolam: “Tidak perlu menyebut-nyebut statusnya. Aku takutnya, di saat ia tiba, target pertamanya adalah aku dan ibuku.”
Nyonya baru dari keluarga Jiang tetapi bukan rumah tangga utama. Ia harus mengandalkan mereka demi status dan gengsi, dan cara terbaik adalah untuk menenangkan mereka dengan mengeleminasi musuh untuk mereka.
Bai Zhi dengan cepat menenangkannya: “Lagipula, Da fu ren sudah tiada. Bahkan jika ia cakap, apa yang bisa dilakukannya ketika ia baru saja tiba? Nona memiliki kedudukan yang kuat di kediaman.”
Li Wei Yang menyesap teh, merenung dengan sungguh-sungguh: “Segalanya harus dijaga. Ingatlah bahwa siapa pun yang menjaga ibuku haruslah seseorang yang telah kupilih. Selidiki secara menyeluruh latar belakang dan kepribadian mereka.”
Bai Zhi mengerti tujuannya dan tersenyum: “Nu bi mengerti.”
Begitu halamannya diperbaiki, Li Wei Yang memerintahkan para pelayan untuk bersih-bersih dan renovasi. Ia mengatur agar Qi yi niang kembali dan menyelidiki para pelayan secara menyeluruh, barulah kemudian ia merasa tenang sementara waktu.
Waktu berlalu. Li Xiao Ran sangat bersemangat. Jiu yi niang dan Qi yi niang melahirkan, satu demi satu, kecuali …. Jiu yi niang selalu penuh harap tetapi memiliki seorang anak perempuan, dan Qi yi niang kebetulan memiliki anak lelaki yang sehat. Jiu yi niang frustasi dan jadi kesal, tetapi ia waspada terhadap Li Wei Yang, jadi untuk sementara waktu, ia tidak berani melakukan apa-apa.
Semenjak itu, Qi yi niang jauh lebih waspada dan tinggal di halamannya sepanjang hari untuk mengurusi putranya. Ia menolak menemui siapa pun selain Li Xiao Ran dan Li Wei Yang. Lewat Februari, kabar bahwa keluarga Li akan menyambut pengantin wanita baru tiba-tiba menyebar di seluruh ibu kota.
Di antara gosip dan perdebatan, Li Wei Yang tetap menjalankan rutinitasnya. Ia bangun pagi-pagi sekali dan pergi ke He Xiang Yuan untuk menyapa Lao fu ren kemudian pergi ke tempat Qi yi niang untuk melihat adik lelakinya yang menggemaskan. Selanjutnya, ia kembali ke halamannya untuk sarapan, membaca dan berlatih kaligrafi. Siang harinya, ia mendengarkan seorang detektif swasta melaporkan kembali kejadian-kejadian di ibu kota. Sisa waktunya digunakan untuk menghasilkan uang.