The Reborn Otaku’s Code of Practice for the Apocalypse (English to Indonesian Translation) - Bab 05
- Home
- The Reborn Otaku’s Code of Practice for the Apocalypse (English to Indonesian Translation)
- Bab 05 - Anak Anjing Kecil
Translator : Rilise
Tidak ada yang perlu dilakukan sekarang hingga dua puluh hari menjelang akhir dunia. Luo Xun tidak ingin mulai mengolah makanan tapi jelas dia juga tidak bisa diam saja. Dia bisa ke tempat penampungan dan melihat-lihat anjing?
Luo Xun dengan cepat menemukan beberapa tempat penampungan anjing besar di daerah barat daya menggunakan HP-nya. Tempat itu memiliki banyak jenis anjing dan ulasan positif online, seharusnya itu tempat yang baik untuk membeli anjing.
Dia mengemudi ke arah selatan. Tempat penampungan anjing umumnya dibangun di daerah pinggiran kota, semakin cepat perkembangan kota, semakin terpinggir pula tempat ini. Karena mereka perlu ruang, bangunan yang terlalu dekat ke kota akan menimbulkan masalah.
Bangunan menjadi semakin jarang seiring jalan. Luo Xun melewati rumah kaca dan ladang jagung yang sudah di panen bisa terlihat, dengan tumpukan jerami di sekitar. Setengah jam kemudian, dia melihat papan ‘Tempat Penampungan Anjing Bahagia’.
Kenapa dinamakan demikian? Renung Luo Xun.
Dia berbalik di lampu lalu lintas dan sepuluh menit kemudian tiba di tembok halaman besar dengan papan bernama sama tergantung di pintu.
Melihat calon pembeli, seseorang berusia 18-19 tahun menyambut Luo Xun ke dalam sambil menanyai anjing apa yang ingin dia pelihara.
“Ada herder1? Yang sekitar 3-4 bulan akan lebih bagus.”
“Mau anjing untuk menjaga pintu? Tepat beberapa saat lalu kami menerima dua herder. Jangan biarkan harga sekarang membodohimu, mereka anjing berkualitas! Dibiakkan dan dirawat secara khusus, lebih berharga daripada husky dan golden retriever!”
Luo Xun mengangguk, anjing jenis ini galak dan herder pintar, makanya lebih cepat untuk dilatih. Mereka berdua memasuki sebuah ruangan dengan beberapa orang yang mendengar bahwa Luo Xun berniat membeli. Satu pria di belakang berdiri.
“Ikuti aku.”
Para anjing menggonggong di sepanjang jalan tanpa henti. Luo Xun juga melihat dua mastiff yang agung–dia tidak bisa memelihara jenis anjing ini, takutnya mereka berubah menjadi zombi selama Apokalips. Dia bisa menangani herder, tapi dia akan mati melawan Tibetan mastiff.
Pelanggan tidak masuk terlalu jauh dikarenakan bau anjing dan suhu tinggi. Di kandang-kandang itu ada anjing dewasa dan beberapa anak anjing.
“Ini seperindukan tiga setengah bulan, yang satunya lagi dua bulan. Meskipun sedikit kecil, jenisnya bagus.” Pria itu menunjuk ke kandang.
Induknya menggeram, entah bagaimana tahu bahwa orang-orang ini ingin mengambil anaknya. Luo Xun melihat antara kedua kandang; kandang yang tiga setengah bulan ada dua anak anjing, sedangkan yang lainnya ada lima.
“Mereka punya sertifikat keturunan?”
“Ya, induknya di level kejuaraan dan anak-anaknya punya sertifikat.”
Dia menunjuk ke kandang dua bulan, “Yang itu mahal, dua lainnya betina. 2100 untuk keduanya tanpa lisensi.”
Luo Xun langsung ingin membeli kedua herder itu tapi segera menghentikan dirinya sendiri. Dia tidak tahu apakah satu anjing akan berubah menjadi zombi, apalagi dua?
“Aku ambil satu untuk sementara. Ada obat dan makanan anjing?”
“Ya, ada kalau kamu tidak masalah mengambil stok lama.”
Luo Xun dengan senang hati membeli barang-barang itu dan memilih anak anjing yang energik. Tempat penampungan anjing itu juga mencetak buklet tentang merawat dan melatih anjing. Mobilnya sekarang membawa dua bungkus makanan anjing (dia memesan selebihnya secara online) dan tulang gigitan anjing, yang mana lebih mahal daripada nasi putih! Kalau anjingnya benar-benar menjadi zombi, hati Luo Xun akan hancur! Dia bakal makan makanan anjingnya pelan-pelan!
Memikirkan ukuran tubuh dan nafsu makan herder dewasa, Luo Xun merasa menyesal. Di tangannya, herder itu menatapnya dengan mata berair, keimutannya benar-benar menyentuh sanubari.
“Yah, kamu akan bersamaku, bertahanlah ketika tanggal 28 tiba.”
Luo Xun mengingat kehidupan terdahulunya yang sepi. Kali ini dia akan punya teman jika anak anjing ini selamat melewati 28 November! Luo Xun menyimpan makanan anjing, obat, mangkuk makanan, kandang logam dan benda-benda lainnya ke dalam mobil. Luo Xun menanyai Xiao Zhao, pegawai yang membantunya memindahkan barang-barang tersebut.
“Saat mengemudi ke sini aku melihat sebuah desa, ada yang tinggal di sana?”
Xiao Zhao mengangguk, “Ya, semua penduduk.”
“Apa ada yang menjual unggas?” Tanya Luo Xun.
Xiao Zhao tertawa, “Kamu mau membeli makanan organis saat kembali? Tidak jauh dari kota tapi harganya tidak rendah. Aku akan membawamu ke sana kalau kamu mau beli.”
Tempat penampungan biasanya tidak begitu sibuk, terkadang satu atau dua pegawai akan bolos tanpa masalah. Xiao Zhao masuk ke mobil dan mereka berdua mengobrol selama perjalanan. Luo Xun mempelajari bahwa desa itu adalah kampung halaman Xiao Zhao dan temannya merekomendasikan dia ke tempat penampungan anjing. Desa itu satu keluarga besar, semua orang memelihara ayam, bebek dan angsa yang menjelajah bebas sambil menanam beberapa tanaman di halaman mereka.
Luo Xun membeli 10 ayam dan bebek hidup serta dua angsa, dia meminta agar unggas-unggas ini disembelih untuk memudahkan penyimpanan. Dia juga membeli dua keranjang telur ayam, sekeranjang telur bebek dan keranjang bambu tambahan. Xiao Zhao kembali ke rumahnya dan mendapati keluarganya menanam pekak2.
“Bisa beri aku secabang?” Luo Xun melupakan hal-hal semacam ini!
“Kenapa mau benda ini? Supermarket juga menjual ini?”
Karena Luo Xun membeli banyak barang tanpa menawar, Xiao Zhao mengangkat bahu dan memotong 3 atau 4 cabang.
“Benda semacam ini seharus cepat dijual karena baunya tidak akan bertahan lama.”
“Tidak masalah, aku hanya main-main menanamnya di balkon.” Jawab Luo Xun penuh suka cita.
“Ada tumbuhan khusus? Keluargaku punya tanaman stoberi yang tumbuh dengan cepat setiap tahun.” Ibu Xiao Zhao membungkus tanaman itu di halaman koran lama.
“Terima kasih, terima kasih.” Luo Xun kemudian menunjuk ke lempengan penggiling.
“Itu dijual?”
Xiao Zhao terbungkam, dia pikir Luo Xun adalah generasi kedua kaya dari kota yang menghabiskan uang seperti air.
“Itu terlalu berat, kita tidak akan bisa memindahkannya ke mobilmu. Keluarga punya dua penggiling manual kecil, kamu mau? Tidak ada yang menggunakannya semenjak kami berpindah ke model elektrik.”
Luo Xun membeli dua gilingan tangan dan alat pemecah kulit elektrik, harganya murah karena keduanya barang bekas. Luo Xun memeriksa Internet dan mendapati bahwa suku cadang lumayan langka. Dia harus membeli dari pasar sayur besar atau toko alat khusus. Terlalu merepotkan jadi dia akan membelinya nanti di rumah. Alat pemecah kulit elektrik bisa dibilang barang baru semenjak Xiao Zhao jarang menggunakannya.
Mendengar Luo Xun adalah orang kota kaya yang punya uang untuk disisihkan, seorang anak mendekat dan menarik bajunya.
“Rumahku punya burung puyuh, mau?”
“Puyuh? Biar kulihat dulu.” Luo Xun mengangguk kaget.
Menurut anak itu, keluarganya tidak mau merawat burung puyuh di kandang kecil itu karena mereka bertelur sedikit di udara dingin. Mereka membawa burung itu dengan harapan mendapat sedikit uang saku. Memeriksa burung puyuh, itu tidak bisa dianggap unggas karena ukurannya, meskipun mereka bertelur. Meskipun mereka bermutasi, mereka cukup kecil untuk ditangani Luo Xun.
Ada delapan burung puyuh di dalam kandang, dua jantan dan sisasnya betina. Luo Xun menempatkan mereka di mobil sekalian membeli telur bebek asin. Dengan semua bawaan di muat ke mobil, Luo Xun memeluk si anak anjing dan pulang ke rumah dengan mobil bekasnya.
Kandangnya di posisikan supaya herder itu bisa akrab dengan lingkungan rumah. Luo Xun memeriksa saldo bank dan sakunya, dananya menurun ke 20.000 yuan.
Setelah melihat-lihat berbagai toko online, Luo Xun memutuskan untuk menghabiskan sisa uangnya ke pasar sayur untuk membeli makanan, benih, dan lain-lain. Lalu dia akan mengunjungi daerah pinggiran untuk menggali tanah. Akhirnya, dia akan pulang dan istirahat beberapa hari.
Pagi keesokan harinya, Luo Xun memberi si anak anjing makanan dan air, memeriksa sarang sementara burung puyuh kemudian mengambil jaketnya dan berjalan keluar rumah. Anak anjing itu menatap memelas ke punggung Luo Xun, rengekan sesekalinya mengetuk hati orang. Setelah pulang ke rumah kemarin malam, anak anjing itu dengan kejamnya ditinggalkan di kandang. Luo Xun menyediakan makanan dan air tapi tidak perhatian.
Sejujurnya, Luo Xun bukannya tega ke si anak anjing, tapi dia tidak bisa mendekatinya sekarang. Dia bisa menguatkan hatinya dan membunuh hewan mutasi yang tidak berhubungan selama Apokalips. Tapi kalau itu hewan peliharaannya sendiri ….
Mau di masa lalu atau sekarang, dalam beberapa hal, hati Luo Xun sangat rapuh. Sampai hari ini dia ingat tetangganya menjadi zombi dan menyerang satu sama lain. Pemandangan wajah-wajah akrab mengais makanan menghancurkan hatinya.
Jadi untuk kesempatan keduanya dia memilih untuk meninggalkan kota Y, dalam cahaya positif itu menunjukkan dia punya pandangan ke depan, dalam cahaya sinis dia melarikan diri. Dia lebih memilih membunuh sekelompok zombi asing daripada dihadapkan dengan wajah-wajah akrab.
Oleh karena itu, dia tidak berani menamai anak herder itu karena takut mengembangkan ikatan emosi dan perasaan.
Comments for chapter "Bab 05"
NOVEL DISCUSSION
Support Foxaholic Global
Your donations will go towards site costs and management.
Individual translators usually have their own ko-fi buttons.