The Show Must Go On (English to Indonesian Translation) - 1
Hai, semua, ini Aida Hanabi! Jika kalian menyukai cerita yang aku terjemahankan, kalian bisa memberikan dukungan dengan mengklik ‘buy me a coffee‘ atau ‘paypal‘. Atau kalian bisa juga me-scan kode QR gopay dibawah ini.

(Dukungan sekecil apapun bisa sangat berarti bagi mbak satu ini.)
*note : ko-fi dan paypal mengunakan dollar sementara gopay rupiah dan tak ada batas minimal
**Mohon jangan pakai pemblokir iklan ya …
Bab 1 : Komplotan Pertama
Penerjemah : Aida Hanabi
Di tengah-tengah perubahan dari [Gadis Tumbal] yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang terjadi selama pertemuan di Kerajaan Palcemith.
Aku segera meninggalkan kastil yang masih kacau, membawa Julieta bersamaku, dan kembali ke kediamanku di sudut ibukota.
Baik saat naik maupun turun kereta, aku menjaga Julieta yang pingsan. Melihat aku berjalan sambil menggendong Julieta dengan lembut di pelukanku memberikan kejutan yang besar bagi orang-orang di sekitar. Bagaimanapun, tidak ada yang pernah melihat Anderheim menunjukkan kekhawatiran terhadap putrinya sampai sekarang.
Bagi Anderheim yang ambisius, Julieta hanyalah alat untuk mempertahankan hubungan dengan keluarga kerajaan, sebuah pion. Orang-orang di sekitar juga terus terang tahu fakta dan kebenaran sejujurnya, [aku] sebelum ingatanku pulih menganggapnya sama.
Tetapi sekarang berbeda. Julieta adalah seorang putri yang menyedihkan. Aku selalu berpikir begitu bahkan ketika aku memainkan game ini di kehidupan masa laluku.
Waktu ketika Julieta mengambil tugas sang Gadis Naga, yang bertanggung jawab mengelola festival, adalah sepuluh tahun yang lalu ketika dia berusia sepuluh tahun.
Mengambil keuntungan dari mantan Gadis Naga yang sedang sekarat karena penyakit, Anderheim secara paksa menempatkan Julieta di kursi sang Gadis Naga untuk semakin meningkatkan posisi putrinya, tunangan sang Putra Mahkota.
Dia kehilangan ibunya pada usia muda dan dipisahkan dari ayahnya pada usia tujuh tahun. Meskipun ada orang yang melayaninya, sulit untuk menebak emosi Julieta, dipaksa untuk hidup di sebuah kuil putih polos dan biasa. Namun, dia melewati hari-harinya dengan menantikan hari ketika dia akan menjadi istri Putra Mahkota yang dicintainya. Namun itu dirampas darinya oleh si Tokoh Utama yang tak berpengalaman. Jelas bahwa reaksinya akan ekstrem. (Diterjemahkan oleh Aida Hanabi di global.Foxaholic.com Jika kalian melihat ini berarti ini dicuri)
Julieta, yang tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan gadis-gadis dari generasinya, ditambah dengan peran yang telah diberikan kepadanya, membuatnya tumbuh menjadi gadis yang menyebalkan dengan perilaku egois serta angkuh. Tutur kata serta ucapannya terhadap si tokoh utama wanita itu tidak enak didengar dan penilaiannya oleh para pelayan kuil juga keras.
Sekalipun itu mungkin benar, jangan percaya itu adalah dosa yang begitu besar sehingga meniadakan sepuluh tahun pendidikan yang diperolehnya atau kerja keras yang dia lakukan dalam pelatihan Ratu-nya.
Tentunya, aku bukan satu-satunya yang berpikir bahwa sang tokoh utama wanita itu tidak memiliki prinsip, jatuh cinta pada sang Putra Mahkota meskipun mengetahui bahwa ia memiliki tunangan?
Setelah kami kembali ke kediaman, aku meletakkan Julieta di kasur dan duduk di samping tempat tidur, dengan hati-hati menyeka wajahnya yang berlinangan air mata dengan handuk basah.
Wajahnya yang asli, tersembunyi di balik riasan wajah yang tebal ternyata lebih polos dari yang kupikirkan.
Julieta tidak pernah mengungkapkan wajah aslinya di game sampai akhir. Tetapi aku, yang terobsesi dengan [Sang Naga dan Pendeta Pengorbanan], telah membeli koleksi referensi karakter [Sang Naga dan Pendeta Pengorbanan] yang tebal, yang dijual setelah itu, mengambil keuntungan dari popularitas game tersebut, dan membacanya dari depan ke belakang, hingga selesai dan kembali lagi. Itulah sebabnya aku bahkan tahu tentang draf yang ditolak, yang tidak ditampilkan dalam game. Di antara draf-draf itu adalah “Julieta tak percaya diri akan tampangnya. Dia menyembunyikan wajahnya yang imut dalam kenyataan dengan riasan tebal sehingga wajah aslinya tak bisa terlihat.” itu pasti merupakan bagian dari latar [Rekonsiliasi/Akhir Persahabatan] yang semula termasuk dalam game. Dan bahkan Anderheim, meskipun tergambar dalam visual game sebagai penjahat dengan kantong di bawah matanya dan kacamata berbingkai perak yang memberi kesan licik, penetapannya adalah “Pemilik wajah yang cantik luar biasa tanpa kacamata.” Mungkin, Anderheim juga adalah kandidat untuk menjadi [Target Tangkapan Rahasia]. Diterjemahkan oleh Aida Hanabi di global.Foxaholic.com Jika kalian melihat ini berarti ini dicuri)
Di tengah tekunnya menyeka wajah Julieta, dengan erangan kecil, gadis itu siuman.
“… Julieta, apa Ayah membangunkanmu?”
Aku sengaja berbicara dengan suara lembut.
Kedip, kedip. Mata gioknya berulang kali berkedip.
Setelah dia menangkap sosokku di samping tempat tidur, tetesan air mata besar berkumpul di sudut matanya.
“A … yah?”
“Iya … Julieta-ku sayang.”
Mendengar kata-kataku, Julieta tiba-tiba bangun dengan terkejut. Dengan lembut aku mendorong bahunya dan sekali lagi berbicara dengan lembut untuk menyuruhnya beristirahat. Julieta linglung untuk sementara waktu, tetapi tak lama kemudian mulai merenungkan kejadian-kejadian tepat sebelum dia kehilangan kesadaran dan menangis dengan wajah terkubur di bantal. Dia menghadapku dan meminta maaf dengan suara kecil, “Maaf.”
“…Ayah. Aku minta maaf karena tidak berguna sama sekali. … Julieta gagal menangkap hati Yang Mulia Vikram. ”
“… Tak usah dipikirkan.”
“… Menerima kata-kata yang begitu baik dari Ayah!”
Dia tersedak isak.
Dengan mata berkaca-kaca, Julieta menatapku.
“Apakah ada gunanya bagiku yang telah dicampakkan oleh Putra Mahkota?”
“…”
“Jika Yang Mulia Vikram menginginkan wanita rendahan itu sebagai tunangan barunya,”
“…”(Diterjemahkan oleh Aida Hanabi di global.Foxaholic.com )
“Tentunya peran wanita itu telah jatuh padaku.”
“… Kamu anak yang pintar, Julieta.”
… Seperti yang kukira, dia bukan gadis bodoh biasa.
Aku menyipitkan mata dan dengan penuh kasih membelai dahi Julieta.
Jika itu dia, bersamaku dia bisa memekarkan bunga paling terang dari pemberontakan di panggung konyol ini.
Julieta dengan tenang menutup matanya. Bahkan dalam keadaan demikian, kebahagiaan terbesarnya adalah untuk berguna bagi ayahnya dan Yang Mulia. Berpikir demikian, aku berbicara baris monoton dengan tanda kepasrahan.
“… Julieta-ku yang manis. Sampai sekarang, Ayah menganggapmu sebagai alat Ayah. ”
Mendengar kata-kataku, Julieta sekali lagi membuka matanya dan menatapku.
Tampaknya ingin mengatakan bahwa dia mengetahuinya, dia balas tersenyum tulus.
Menempatkan bibirku di dekat telinganya yang seperti kerang, aku mendesakkan peran barunya.
“Kamu anakku tersayang. Dan mulai hari ini, komplotan Ayah yang paling tepercaya. ”
“…A … yah ….?”
“Tenanglah, Julieta. Semua penghinaan yang kamu hadapi, akan Ayah kembalikan berkali-kali.”
Aku mengulurkan tanganku dengan senyum dan bertanya apakah dia mau bergabung denganku.
Putriku tersayang bingung sejenak.
Setelah itu, dengan kukuh, dia meraih tanganku. (Diterjemahkan oleh Aida Hanabi di global.Foxaholic.com Jika kalian melihat ini berarti ini dicuri)
Jangan lupa dukung penerjemah ya….
