The Yandere Came During The Night [C6 - Onwards] (English to Indonesian Translation) - Chapter 10.2
Nama-nama yang disebutkan dalam chapter (yang juga bisa dibaca di glosarium):
– 虞 襄 (yú xiāng) – Yu Xiang, pemeran utama wanita
– 虞 品 言 (yú pǐn yán) – Yu Pin Yan, pemeran utama pria
– 虞 思雨 (yú sī yù) – Yu Si Yu, saudara perempuan pemeran utama pria dan wanita
– 林氏 (lín shì) – Lin shi
– 虞 府 (yú fǔ) – manor Yu
– 永乐 侯府 (Yǒng lè hóu fǔ) – manor Marquis Yongle
– 馬嬤嬤 (mǎ mó mo) – pelayan pribadi Nyonya Tua
– 來 順 (Lái shùn) – pelayan pribadi Putra Mahkota
Di halaman utama, Nyonya Tua mendengarkan kata-kata Momo Ma, rona kulitnya menjadi gelap seperti tinta hitam yang menetes. Dia tanpa sadar menggunakan tenaga pada jari-jarinya dan memutuskan manik-manik tasbih yang ia pegang.
Lalu rentetan suara pak-puk yang keras dapat terdengar di dalam ruangan. Semua pelayan dan pozi menundukkan kepalanya, tidak berani menarik napas dalam-dalam. Saat Nyonya Tua sedang berapi-api, bahkan Marquis tidak mampu menenangkanya.
“Itu keteledoranku. Dia tanpa diduga berani menggunakan seni sihir dengan sembarangan di manor Marquis Yongle yang bermartabat ini dan mantranya bahkan menargetkan putri kandungnya sendiri. Kalau pengawas kekaisaran mendakwakan hal ini di hadapan Kaisar, gelar kebangsawanan Yan kemungkinan besar tidak akan bisa dipertahankan. Selir Kekaisaran Agung Min meninggal persis karena ini sepuluh tahun lalu di mana seluruh klan gadisnya yang terdiri dari tiga ratus tujuh puluh delapan orang dipenggal di gerbang masuk pasar1. Sampai saat ini, hal itu masih menjadi titik yang menyakitkan dan tabu bagi Kaisar…..” Nyonya Tua menekan dan memijat keningnya, menghela nafas dalam-dalam, “Aku menjadi semakin tidak berguna dalam beberapa tahun terakhir ini. Aku sama sekali tidak memerhatikan masalah berbahaya seperti itu dan hampir melibatkan Yan er!”
Semakin Nyonya Tua memikirkannya, ia semakin marah. Nyonya Tua dengan dingin berkata, “Pembawa sial. Dari apa yang kulihat, bisa jadi pembawa sial sebenarnya adalah Lin shi ini! Bawalah beberapa orang untuk menggeledah halaman Lin shi. Selama ada yang mencurigakan, bakar saja semuanya. Kalau dia membuat keributan, katakan padanya untuk kembali ke rumah gadisnya dan tidak membawa malapetaka ke manor Marquis milikku!”
“Laonu akan segera pergi. Nyonya Tua, tolong jangan merasa jengkel. Untungnya Nona Muda bersikap tegas dan membuang semua hal itu.” Momo Ma dengan lembut menenangkan.
Nyonya Tua dengan lelah melambaikan tangannya.
Kamar Lin shi dipenuhi dengan barang-barang mendiang suaminya dan sebagian besar adalah peninggalan dari sisa-sisa romantisme mereka. Momo Ma tidak memiliki kecenderungan sentimental. Dia menggeledah semuanya dan mengumpulkan barang mencurigakan apa pun yang diambil untuk dibakar, yang memancing kegilaan Lin shi. Dengan rambut acak-acakan, Lin shi dengan sedih berlari menuju halaman utama untuk membuat keributan.
Nyonya Tua baru bisa berbaring sebentar saat dia tiba-tiba terbangun. Dia sangat marah sampai darah mengalir ke kepalanya selagi dia melempar selembar surat perceraian yang benar-benar menghentikan keributan Lin shi sebelum akhirnya ia tidak sadarkan diri.
Pada saat yang sama, Liu Lu membawakan semangkuk sup ginseng untuk dikonsumsi Nyonya Tua, yang membantu menghindari bahaya Nyonya Tua. Sejak itu, Momo Ma merasa Nona Muda Kedua semakin diberkati.
Nyonya Tua melarang kejadian rumah tangga ini untuk dilaporkan pada Marquis Muda jadi Yu Pin Yan sudah pasti tidak mengetahuinya karena dia fokus menangani tugas resmi dengan Putra Mahkota.
Putra Mahkota bukanlah seseorang yang serba tahu dan serba bisa namun dia mahir dalam manajemen pegawai dan mampu menerima nasihat, keahlian yang benar-benar cocok untuk seorang raja sejak lahir. Semuanya diselesaikan dengan baik hanya dalam sebulan sejak tiba di Ngarai Sanmen.
Setelah tiga hari menentukan barulah tanggul sungai selesai diperbaiki dengan aman dan semua korban banjir sudah diselamatkan sepenuhnya, Putra Mahkota memutuskan untuk pergi dan kembali ke Ibukota. Dalam perjalanan, Yu Pin Yan meminta izin dari Putra Mahkota karena ia ingin melanjutkan ke Ping Shaxian untuk menanyakan tentang tabib ilahi setempat demi adik perempuannya.
Putra Mahkota dengan senang hati setuju.
Sebagai seseorang yang memiliki keterampilan yang unik, dia setidaknya memiliki watak yang agak eksentrik. Demi mendapatkan persetujuan tabib untuk perawatannya yang sangat terampil, Yu Pin Yan pergi ke atas bukit untuk mengumpulkan tanaman obat, menangkap ular, bekerja di ladang, menanam sayuran, dan mengumpulkan air. Setelah Yu Pin Yan melakukan tugas sebagai kuli selama dua minggu, Tabib Ilahi itu akhirnya menyerah dengan enggan dan menganggukkan kepalanya.
Sepanjang perjalanan kembali ke Ibukota, keduanya akan berhenti dan mengumpulkan bahan obat. Memercayai kalau Putra Mahkota mungkin sudah jauh di depan, mereka tidak menyangka akan bertemu dengannya di sebuah stasiun pos.
Pelayan pribadi Putra Mahkota, Lai Shun sedang berdiri di luar pintu masuk halaman berbicara dengan seorang gadis kecil yang tampak berusia sekitar sepuluh tahun. Ekspresinya tampak bermasalah, “Benda ini benar-benar dapat menyembuhkan majikanku? Kalau kamu menipuku, aku akan memastikan kamu tidak akan kembali ke rumah!”
“Tahun itu saat aku menderita wabah, aku sembuh setelah mengkonsumsi ini. Kamu bisa mencobanya.” Gadis kecil itu tidak takut sedikit pun, tersenyum berseri-seri sambil mengangkat tangannya yang memegang tanaman obat Cina.
Lai Shun terpengaruh oleh ekspresinya yang berseri-seri dan agak tersentuh olehnya. Begitu banyak tabib kekaisaran yang kehabisan akal untuk mencoba menyembuhkan penyakit Putra Mahkota. Pada saat ini, mereka tidak punya pilihan lain selain menggunakan segala upaya yang memungkinkan. Penyakit Putra Mahkota sangat mendadak dan tidak bisa ditebak. Mereka tidak bisa menunda pengobatannya lagi dan berdiri tanpa daya mengawasinya dalam keadaan koma selama tiga hari terakhir ini!
Yu Pin Yan melangkah maju dan bertanya, “Wabah apa?”
“Marquis, Anda akhirnya kembali! Putra Mahkota terinfeksi wabah. Apakah Tabib Ilahi yang Anda undang ada di sini? Cepat masuk ke dalam dan periksa Putra Mahkota.” Saat Lai Shun melihat wajah Marquis yang ia kenal, sepertinya dia telah menemukan semacam poros dan menyibukkan dirinya dengan kedatangan Marquis, sampai lupa mengubah caranya menyebut Putra Mahkota.
Manik mata Yu Pin Yan sedikit redup. Ia segera menyeret tabib tersebut dan buru-buru berjalan ke stasiun pos.
Lai Shun menyeka air matanya dan mengikutinya, benar-benar melupakan gadis kecil yang tadi menawarkan tanaman obat.
Gadis kecil itu mencoba masuk namun dihalangi di pintu masuk oleh penjaga yang membawa pedang. Mengintip melalui pintu masuk sebentar, gadis kecil itu pergi dengan ekspresi penyesalan. Dia sudah tahu sebelumnya kalau orang yang sakit itu mungkin seorang pejabat tinggi atau bangsawan, namun ternyata dia adalah Putra Mahkota yang berkuasa saat ini. Pemuda itu adalah Marquis, Marquis yang manakah dia? Kalau obatku bisa menyembuhkan Putra Mahkota, bukankah sangat mudah untuk mendapatkan kemuliaan, kemegahan, kekayaan, dan pangkat? Dia akan datang lagi besok untuk melihatnya!
Sementara dia dalam hati merenungkan hal ini, seorang pria muda yang anggun buru-buru mendekatinya dan menyeretnya pergi, berbisik hati-hati, “Menjadi nakal lagi. Orang yang tinggal di dalam adalah orang terkemuka yang tidak boleh kita singgung. Pergi dengan kakak laki-laki sekarang. Kalau tidak, kakak laki-laki tidak akan bisa menyelamatkanmu kalau kamu ditangkap!”
————————————————————————————————
Versi asli dari kejadian sebelumnya:
Dalam perjalanan pulang ke Ibukota, Pangeran Keempat terinfeksi wabah dan seorang gadis muda memberikan obat ajaib yang membantunya selamat. Dia lalu memberinya liontin giok yang selalu dia bawa. Beberapa tahun kemudian, mereka bertemu lagi dan ditakdirkan untuk menikah.