The Yandere Came During The Night (English to Indonesian Translation) - Chapter 5.2
Tepat disaat ini, pelayan utama yang lain, Cui Xi, yang tadi sudah pergi, kembali. Dia melihat pecahan porselen dan cipratan obat serta bubur berserakan di lantai. Saat dia baru saja akan mencari orang untuk membersihkan itu semua, dia dihentikan oleh teman baiknya yang berbisik, “ Kita baru saja membuat Nona Muda marah besar. Sekarang kita harus berlutut untuk mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan,”
Pelayan tersebut pun kemudian berjalan keluar dari ruangan dan berlutut di luar pintu.
Baik Cui Xi dan pelayan utama yang tadi sudah saling mengerti tanpa perlu mengatakan apapun. Mereka kemudian pun segera berlutut, sembari berpura-pura tampak gemetar tiada henti.
Yu Xiang mengabaikan kedua pelayan utamanya tersebut dan melanjutkan bersenandung tanpa menahan dirinya. Kedua pelaya utama ini diberikan ke Yu Xiang oleh Nyonya Besar. Selama ini, perilaku mereka lebih liar dibandingkan tuannya. Jika identitas asli ‘Yu Xiang” diketahui, kedua mangkuk tadi tentunya sudah akan dibanting oleh mereka dan bukan oleh Yu Xiang.
Yu Pin Yan memang hebat, mampu mengontrol dan menekan penyebaran rumor di dalam kediaman Marquis diusianya yang masih belia. Yu Xiang benar-benar tidak mengerti bagaimana sang tokoh utama wanita bisa memantapkan posisinya di lingkaran orang terhormat dan mencapai status sebagai permasuri setelah Yu Si Yu membuat masalah ini sedemikian kacau dan diketahui oleh semua orang. Dapat dipastikan bahwa sang tokoh utama pasti telah melalui begitu banyak kesulitan dan berjuang untuk sukses.
Setelah melalui banyak pertimbangan, Yu Xiang akhirnya pun tertawa lepas dan menggelengkan kepalanya. Asalkan dia bisa hidup dengan nyaman, mengapa dia harus menyusahkan dirinya sendiri? Dia tidak ambisius dan dia tidak akan melakukan serangan balik. Dia hanya akan mencari dukungan dari Yu Pin Yan dan mengumpulkan cukup uang. Begitu tokoh utama wanita tersebut kembali, Yu Xiang akan menyerahkan posisinya dan membeli sebuah dusun kecil, melewatkan hidupnya dengan santai tanpa kekhawatiran, menikmati mentari terbenam dibalik cerobong asapnya dan bayang-bayang yang memanjang di bawah sinar rembulan. Sedangkan untuk masalah menikah, dia tidak pernah memiliki harapan apapun. Jangankan saat ini yang sudah pasti mustahil, bahkan saat dia masih berada dibawah naungan kakaknya di kehidupan sebelumnya pun, dia tidak memiliki ekspektasi apapun. Terlebih laki-laki dari jaman kuno ini, mereka tidak akan mungkin mau menikahi dan menghidupi orang cacat. Bahkan walaupun jika dia menggunakan koneksi dari kediaman keluarga Marquis Yongle untuk membantunya, namun begitu identitas asli ‘Yu Xiang’ terkuak, dia pastinya akan jatuh kedalam situasi yang jauh lebih tragis. Lebih baik bagi dia untuk melupakan hal tersebut.
Ketika Yu Xiang sedang mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya dengan hati-hati, dia sekilas melihat penampilan menyedihkan dan penuh air mata kedua pelayan utamanya yang sedang bergerombol di luar pintu. Ujung bibirnya pun terangkat penuh ekspresi sinis. Bukannya membersihkan kamar, mereka malah berani membangkang dengan berlutut di luar pintu dan berpura-pura tampak kasihan. Tentunya kepura-puraan ini bertujuan untuk mengekspos sifat Yu Xiang yang semena-mena didepan Yu Pin Yan. Marquis, lihatlah! Betapa liarnya Nona muda ini. Membanting barang dan menghukum pelayan sesukanya dia!
Akan tetapi, mereka tampaknya telah mengabaikan satu fakta bahwa. ‘Yu Xiang’ telah mengorbankan dua kakinya demi Yu Pin Yan yang secara otomatis membuat hidup Yu Xiang menjadi hancur karenanya. Dia jelas memiliki alasan untuk bertindak sesuka hatinya sekarang. Jika Yu Xiang tidak salah ingat, walaupun Yu Pin Yan adalah orang yang kejam dan keji, dia merupakan orang yang bisa membedakan kebaikan dan kebencian dengan jelas. Asalkan selama Yu Xiang tidak melakukan hal yang menentang sang tokoh utama wanita, Yu Pin Yan pastinya akan melindungi dia seumur hidupnya-jangankan kekayaan dan kejayaan, hidup yang tenang dan damai sudah pasti akan terjamin. Menjadi keluarga gadis dari sang tokoh utama, tak peduli apapun yang terjadi, sudah pasti akan sangat mungkin bagi keluarga Marquis Yongle untuk berkembang pesat dan tumbuh sejahtera selama ratusan tahun, bukan?
Sedangkan untuk kedua kakinya, dia tidak berharap akan terjadi mukjizat terlebih lagi di masa kuno ini dengan kondisi pengobatan yang terbelakang. Apalagi dia sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini di kehidupan sebelumnya. Yu Xiang dengan tabahnya mengusap-usap perban tebal yang membalut kedua lututnya.
Di luar pintu, dua pelayan utama yang sedang berlutut mendengar Nona muda mereka sedang bersenandung dengan santainya, tanpa sekalipun menawarkan kata-kata perdamaian. Kebencian yang sudah mereka rasakan pun dengan cepatnya bertambah sepuluh kali lipat. Diam-diam mereka menahan nafas mereka dalam-dalam dan dengan mata yang tampak memerah, menunggu kedatangan sang Marquis.
Saat Yu Xiang sedang asyik bersenandung, suatu perasaan rindu yang tak asing tiba-tiba menggelitik hatinya sekali lagi. Yu Xiang mengatupkan bibirnya. Keceriaan yang dirasakan tadi pun tiba-tiba surut. Kedua alisnya saling bertautan dengan erat saat dia mengedipkan matanya. Kedua bola matanya yang hitam tiba-tiba berselimutkan air mata, membuat dia tampak seolah-olah sedang menahan kesedihan yang amat sangat besar.
Dua pelayan utama tersebut praktis tak berdaya menandingi kemampuan Yu Xiang untuk mengubah ekspresinya dengan cepat. Mereka pun dibuat bingung untuk sementara sebelum dengan cepatnya akhirnya kembali sadar. Saat mereka menolehkan kepala mereka, mereka melihat sang Marquis muda sedang berjalan ke arah mereka dengan cepatnya.
Kedua pelayan tersebut pun buru-buru merangkak maju dan bersujud, berharap mendapat kesempatan untuk mengajukan komplain. Akan tetapi, sang Marquis muda sama sekali tak teralihkan perhatiannya dan dengan segera memasuki ruangan. Kedua pelayan utama tersebut pun menjadi gelisah sembari berlutut di posisi mereka semula.
Sebagai seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun, Yu Xiang tak bisa disebut sebagai orang dewasa namun tak bisa juga digolongkan sebagai anak kecil. Akan tetapi, penampilan luarnya yang tampak begitu kurus dengan rambut yang tak terawat, menunjukkan bahwa dia tidak mendapatkan perlakuan istimewa yang sepantasnya didapatkan oleh nona muda dari keturunan istri utama yang terhormat. Fitur wajahnya pun tampak hampa terkecuali untuk sepasang matanya yang bundar dan besar dan juga bola mata yang sehitam tinta. Kedua matanya seketika itu pun perlahan-lahan dipenuhi oleh genangan air mata, yang seolah tak berdasar.
Ini bukanlah penampilan yang bisa disebut sebagai cantik, namun disaat yang sama tetap bisa membuat orang memiliki rasa kasih sayang dan cinta.
Yu Pin Yan mempercepat langkahnya. Sambil menautkan kedua alisnya, dia memerintah, “ Xiang’er, apa yang terjadi?” Saat Yu Pin Yan berjalan mendekat, dia menyadari ada bubur dan serpihan pecahan porselen yang mengotori lantai.
“ Kakak, kedua kakiku sakit!” Yu Xiang mengulurkan kedua tangannya ke arah pemuda tersebut. Genangan air mata yang menghiasi matanya pun akhirnya tumpah keluar. Pria ini jelas-jelas bukan kakak lelakinya dari kehidupan lampau, namun mengapa ada perasaan tak asing dan juga ikatan telepati yang sangat kuat? Walaupun Yu Xiang merasa bingung, namun perasaan tersebut memberikan rasa nyaman bagi Yu Xiang.
Yu Pin Yan tidak mempedulikan kekacauan yang ada didalam ruangan. Sebaliknya, dia bergegas berjalan menuju ke Yu Xiang dan membawa gadis kecil yang tampak kasihan tersebut kedalam pelukannya. Kedua kaki Yu Xiang menjadi cacat karena dirinya, jadi apalah arti memecahkan beberapa buah mangkuk? Bahkan jika Yu Xiang menghancurkan seluruh ruangan tersebut, dia pun masih akan memanjakan Yu Xiang. Setelah mengalami begitu banyak penderitaan, siapa yang masih memiliki kemampuan untuk tetap riang dan tenang? Sudah sepantasnya Yu Xiang menjadi pemarah dan bersikap sesuka hatinya. Untuk sementara, dia akan menemani Yu Xiang dan membujuknya, melewati fase menyakitkan dan sulit dalam hidupnya.
Sembari berpikir demikian, Yu Pin Yan pun semakin mengeratkan dekapannya.
“ Setelah beberapa hari, kakimu tidak akan sakit lagi. Xiang’er, bertahanlah.” Yu Pin Yan tidak pernah sedekat ini dengan saudaranya. Kata-katanya terdengar sedikit canggung. Yu Pin Yan mengusap air mata Yu Xiang dan mengusap lembut punggungnya.
Dibandingkan dengan sebelumnya, dekapannya terasa lebih hangat dan penuh dengan aroma harum samar-samar yang sangat menyenangkan. Pikiran Yu Xiang yang gelisah pun perlahan-lahan menjadi tenang, akan tetapi air matanya terus mengalir tanpa henti. Kedua tangan Yu Xiang memeluk erat leher Yu Pin Yan sembari menangis dan samar-samar menggumam. Mengapa kedua hati kita saling bertautan padahal kamu bukanlah kakak kandungku dari kehidupan sebelumnya? Apakah aku benar-benar tak bisa kembali lagi?
Yu Pin Yan merendahkan kepalanya dan mencoba untuk mendengarkan tangisan rengekan adiknya yang terpendam, namun satu-satunya kata yang bisa dia dengarkan adalah tangisan yang berulang-ulang menyebut kata ‘kakak’. Sentimen nostalgia yang terasa jauh terasa menusuk hatinya. Di kediaman Marquis yang besar ini, tampaknya hanya dialah yang bisa dijadikan sandaran oleh Yu Xiang.
Kedua pelayan utama masih terus berlutut diluar pintu, kemarahan mereka akhirnya tergantikan oleh rasa bingung dan akhirnya berganti dengan kepanikan.
“Masih saja melongo disana? Cepat pergi dan panggil dokter sekarang juga.” Yu Pin Yan berbalik ke arah para pelayan tersebut sambil membujuk adiknya untuk berhenti menangis.
Saat kedua pelayan tersebut berdiri untuk pergi melaksanakan perintahnya, mereka mendengar ucapan sang Marquis muda yang terdengar acuh tak acuh, “ Ruangan ini sungguh kotor dan berantakan. Tapi masih juga tak ada orang yang membersihkannya. Apa gunanya memiliki begitu banyak pelayan? Seharusnya kujual saja mereka semua.”
Kedua pelayan tersebut pun menjadi sangat ketakutan dan segera berlutut, menegaskan kalau mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Bukan saja mereka tidak bisa mengadukan Yu Xiang, mereka juga telah memancing kemarahan Yu Pin Yan dan menjadi tertindas karenanya. Sungguh melegakan karena mereka akhirnya diampuni dan diizinkan untuk pergi.
Yu Xiang tentunya tidak akan memperalat Yu Pin Yan. Dia akan menunggu sampai dia memiliki cukup banyak kesan baik akan dirinya. Ketika saat itu tiba, tanpa perlu mengatakan apapun, Yu Pin Yan secara otomatis akan membantunya untuk membereskan beberapa hal. Dia tidak seharusnya terlalu menggebu-gebu saat ini. Terlebih lagi, kalau sampai Nyonya Besar tahu, bukankah hanya akan mengakibatkan Nyonya Besar semakin membencinya.