Transmigrating To Become The Boss's Little Fairy (English to Indonesian Translation) - Bab 1
- Home
- Transmigrating To Become The Boss's Little Fairy (English to Indonesian Translation)
- Bab 1 - Semuanya baik-baik saja disini, namun tidak ada Jenderal
Pada akhir bulan Agustus, Haicheng mengantarkan badai terakhir, dengan awan gelap menyelimuti, langit terlihat lebih gelap dari sebelumnya.
Pintu pada kamar tidur kedua dibuka, dan Jiuma*, Wu Yunghua mengeluh keras keras sambil menyeka tetesan air dengan handuk: “Kau masih tidak tahu bagaimana caranya untuk pergi ke atap untuk mengambil selimut di tengah hujan besar ini? Mengurung diri di kamar sepanjang hari, apakah kau tidak takut berjamur?!”
*Catatan: Istri paman dari pihak ibu
Qi Ying duduk tanpa bergerak di depan jendela, bagian posturnya tidak berubah sama sekali.
Yu Zhao, setengah berbaring di sofa, berkata dengan malas: “Dia tidak dapat mendengarmu. Untuk apa berteriak keras – keras padanya?”
Wu Yinghua berjalan mendekat dan memukul kepalanya: “Dia tuli, tapi apakah kamu juga tuli? Kau hanya tahu cara bermain game! Kau akan menjadi siswa baru di SMA sekarang. Apakah kamu masih bisa bermain dengan santai seperti saat SMP?”
Yu Zhao tidak senang setelah kepalanya di pukul. Dia mengusap kepalanya dan berlari ke kamarnya sebelum mengunci pintu.
Wu Yinghua marah. Melihat ke arah Qi Ying, dia masih di postur yang sama duduk di depan jendela. Siluet lembutnya tegak di tengah latar belakang hujan lebat di luar jendela, memberikan perasaan kesepian. Memikirkan pengalaman buruk keponakannya, amarah di hatinya berkurang drastis.
Dia berjalan mendekat dan mengetuk meja.
Qi Ying berbalik dan melihat bahwa itu adalah Jiumanya. Pupilnya yang jernih dan lembut bersinar, bibir tipisnya sedikit mengerut, dan senyuman hati – hati muncul.
Hati Wu Yinghua terasa sakit oleh senyumannya. Dia bernafas perlahan, mengeluarkan ponselnya untuk mengetik, dan memberikannya padanya setelah dia selesai mengetik.
Tatapan Qi Ying tertuju pada layar yang bersinar: Saat ini hujan deras, Jiujiu*mu tidak akan kembali malam ini. Tidurlah lebih awal.
*Catatan: Saudara laki-laki ibu; paman dari pihak ibu
Qi Ying sebelumnya buta huruf.
Setelah mendapatkan memori tubuh ini, pengetahuan yang tadinya tidak bisa dijangkau tampaknya dimengertinya secara otodidak, memberinya pemahaman baru tentang dunia ini.
Hanya saja setiap kali dia melihat ponsel, dia masih dia masih menganggap itu hal baru. Sungguh menakjubkan bagaimana hal kecil tidak hanya bersinar, tetapi bisa memiliki gambar yang jelas dan hidup. Benar – benar mistis.
Qi Ying dengan cermat mengangguk pada bibinya.
Wu Yinghua kemudian menutup pintunya dan pergi.
Qi Ying melanjutkan melihat ke luar jendela. Angin dan hujan lama – kelamaan semakin kuat, dan pohon di jalanan bergoyang sari sisi ke sisi dengan rapuh. Kendaraan yang melaju di tengah hujan sering menyalakan lampu, dan melaju dengan lambat.
Pasti berisik di luar, tetapi dia tidak dapat mendengarkan apa – apa.
Hanya dengungan sesekali.
Dia telah berada di dunia ini selama lebih dari dua bulan.
Awalnya, Qi Ying berpikir bahwa ini adalah mimpi. Pada hari dia mengetahui bahwa Jenderal telah mati di medan perang, dia menggantungkan sutra pada besi atap dan mengikuti Jenderalnya.
Dia masih mengingat perasaan sesak dan sakit sebelum kematiannya, bahkan cahaya keemasan matahari terbenam yang jatuh di pohon sutra persia di halaman. Tetapi, ketika dia bangun kembali, dia menjadi gadis tunarungu yang berusia 17 tahun. Dia kembali hidup.
Memori yang tidak familiar menyapunya seperti gelombang pasang.
Gadis ini, juga disebut Qi Ying kehilangan orangtuanya 6 bulan yang lalu dan menelan obat tidur karena kehilangan harapan. Setelah dia diselamatkan, jiwanya ditukar.
Mungkin karena naluri tubuh ini, setiap kali dia mencoba mengingat mengenai orang tua pemilik tubuh ini, hatinya sakit seperti ditusuk oleh ribuan jarum. Ini memaksanya untuk berhenti mencoba mengingatnya.
Qi Ying pikir, “Gadis muda itu pasti sedih.”
Karena naluri dari memorinya, dunia ini, yang awalnya asing baginya, menjadi familiar.
Saat dia menonton TV untuk pertama kalinya, tanpa diduga, dia tidak terkejut sama sekali. Hanya ketika dia pergi tidur, dia menyadari setelahnya bahwa dia merasa ajaib.
Dia mirip dengan orang – orang yang hidup di era ini. Satu – satunya hal yang dia tidak dapat beradaptasi adalah ketuliannya dan hilangnya suara karena kecelakaan itu. Dan kecelakaan itu juga penyebab utama kematian dari orang tua pemilik tubuh asli.
Ayah dari pemilik tubuh ini adalah polisi anti perdagangan narkoba. Setelah menindak kasus perdagangan narkoba, sekelompok kriminal tersebut membalasnya dengan menculik pemilik tubuh asli dan ibunya. Saat proses penyelamatan, penjahat gila itu meledakkan bom. Meskipun semua kelompok kriminal mati, orang tua dari pemilik tubuh asli juga terluka parah dan mati. Hanya dia satu – satunya yang selamat.
Setelah menangani akibatnya, pemilik tubuh asli dibawa ke Haicheng oleh Jiujiunya, Yu Cheng, tetapi gadis yang tidak bisa menerima kematian orang tuanya akhirnya memilih untuk pergi.
Setelah Qi Ying bangun, Jiujiu dan Jiuma menjaganya hampir 24 jam karena takut dia akan melakukan hal – hal bodoh lagi. Baru-baru ini tes yang dilakukan oleh psikolognya menunjukkan bahwa dia dalam keadaan sehat, dan Qi Ying dibawa pulang dari sanatorium oleh Jiujiunya.
Jiujiunya sangat ramah padanya, dan meskipun Jiumanya pemarah, dia juga tipe orang yang berlidah-tajam-tapi-lembut-hatinya. Bahkan adik nakalnya, Yu Zhao, mengetuk pintunya setiap jam untuk memeriksa kondisinya.
Ini adalah kasih sayang yang belum pernah Qi Ying alami sebelumnya.
Dia adalah seorang yatim piatu di masa-masa sulit. Dia tumbuh dalam ketakutan di tengah kekacauan perang. Ketika dia melarikan diri pada usia 14 tahun, dia diculik oleh para pencuri ke markas mereka di pegunungan. Dia ingin membenturkan kepalanya ke dinding dan mati untuk melindungi kemurniannya. Namun, Jenderal turun seperti dewa surgawi dan menyelamatkannya.
Sang jenderal yang mengenakan baju zirah hitam, duduk di punggung seekor kuda berambut hitam dan bertanya kepadanya dengan suara rendah: “Ke mana kamu bisa pergi?”
Dia dengan air mata menggelengkan kepalanya, lalu Jenderal itu membungkuk, mengulurkan tangan untuk meraih pinggangnya dan mendekapnya di atas kuda. Sejak saat itu, Kediaman Jenderal telah menjadi rumahnya.
Jenderal belum menikahi seorang istri, dan dialah satu-satunya istri di Kediaman Jenderal yang besar. Jenderal menerimanya sebagai selirnya. Meskipun dia jarang kembali dari perang sepanjang tahun, dia tetap menginstruksikan orang-orang di kediaman untuk memperlakukannya dengan baik.
Dia memberikan seluruh hati dan dirinya kepada jenderal yang kuat dan perkasa. Dia mendengar bagaimana orang-orang di seluruh dunia memuji dan menghormati dewa perang di dalam hatinya. Tapi tak disangka, dewa perang yang sama mati di medan perang hari itu.
Apakah sang jenderal pernah mencintainya?
Qi Ying tidak tahu.
Tapi dia mencintainya.
Hidupnya diberikan oleh jenderal. Ketika jenderal mati, dia tidak memiliki perhatian atau kekhawatiran di dunia itu lagi. Satu-satunya keinginannya adalah dimakamkan bersamanya setelah kematian. Itu akan menjadi kehormatan terbesarnya untuk mati di tempat yang sama dengan jenderal.
Tanpa diduga, surga tidak hanya tidak mengizinkannya mati, tetapi dia juga dikirim ke dunia yang damai dan indah tanpa perang dan kekacauan. Semuanya baik-baik saja disini, tapi tidak ada jenderal.
……
Badai berlangsung selama beberapa hari, saat hari benar-benar cerah dan tidak berawan, hanya dua hari sebelum sekolah dimulai.
Beberapa waktu yang lalu, Jiujiu-nya, Yu Cheng, telah menyelesaikan formalitas pemindahan untuk Qi Ying, dan memindahkannya sebagai siswa tingkat dua tahun ini ke SMA Pertama Haicheng, SMA tempat Yu Zhao baru saja dipromosikan.
Qi Ying tidak tahu bagaimana menjalani kehidupan baru ini. Menghadapi dunia baru dan aneh ini, dia ragu-ragu dan bimbang.
Tapi dia tidak ingin mengecewakan keluarganya, dia bersedia mendengarkan kata-kata Jiujiu-nya dan melakukan apa yang dia bisa untuk meyakinkan mereka.
Pada dasarnya, Qi Ying tidak cocok untuk menghadiri SMA biasa.
Dia tidak bisa mendengar atau berbicara, jadi sekolah bisu-tuli lebih cocok untuknya. Tetapi psikolognya menyarankan bahwa lingkungan normal lebih cocok untuk pemulihan dan penyembuhan Qi Ying. Dia perlu berhubungan dengan orang-orang, dan yang lebih penting, memiliki teman-teman yang seumuran dengannya.
Ketuliannya adalah cedera akibat trauma oleh ledakan tersebut, dan setelah beberapa perawatan medis, dia akan pulih sepenuhnya. Namun, afasia* adalah trauma psikologis yang disebabkan oleh ketakutan. Perawatan medis tidak banyak membantu, dan dia hanya dapat pulih secara perlahan.
*Catatan: Afasia adalah suatu kondisi yang merampas kemampuan untuk berkomunikasi. Afasia juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk berbicara, menulis, dan memahami bahasa, baik lisan maupun tulisan. Singkatnya, kebisuan.
Setelah kecelakaan itu, ayah Qi Ying dinobatkan sebagai pahlawan yang rela berkorban, dan Qi Ying menjadi putri pahlawan tersebut. Dengan campur tangan polisi, prosedur penerimaan Qi Ying berjalan sangat lancar. Kepala sekolah juga menerima instruksi khusus dari pemimpin kepolisian negara. Ia berharap putri pahlawan dapat merasakan rasa hormat dan persahabatan di sini, intimidasi fisik dan emosional tidak boleh terjadi.
Kepala sekolah juga mengetahui keseriusan masalah ini. Dia memilih kepala guru tahun kedua SMA untuk bolak-balik antar kelas dan akhirnya memilih kelas 2. Kinerja mereka baik, suasana baik, sedikit siswa yang bermasalah, kelas yang luar biasa, dan guru kelas yang mahir selama dua tahun berturut-turut, benar untuk memilih kelas 2!
Kepala guru, Liu Qinghua, dipanggil oleh kepala sekolah ke kantornya untuk berbicara panjang lebar selama satu jam. Akhirnya, Liu Qinghua mengepalkan tangannya untuk menjamin bahwa teman sekelas Qi Ying akan membiarkannya merasakan kehangatan sebuah keluarga di sini!
Pada hari pembukaan sekolah, Yu Cheng mengantar Yu Zhao dan Qi Ying ke gerbang sekolah.
Yu Cheng telah mengomeli Yu Zhao selama beberapa hari bahwa dia harus melindungi kakaknya di sekolah. Bahkan setelah kelas berakhir, dia harus pergi ke kelas 2 untuk melihat apakah kakaknya pernah digertak atau tidak.
Pasangan ayah dan anak tersebut tahu bahwa Qi Ying tidak dapat mendengar, sehingga mereka tidak terlalu peduli dengan kata-kata yang mereka ucapkan.
Yu Cheng berkata: “Kakakmu terlihat menawan, tapi tidak bisa berbicara, dan temperamennya juga tertutup. Anak laki-laki suka menggertak gadis baik seperti ini. Kamu tidak bisa diintimidasi, atau apa gunanya membiarkanmu belajar taekwondo beberapa tahun terakhir ini? ”
Yu Zhao: “Jadi, alasanku belajar taekwondo hanya untuk bertarung? Tapi terakhir kali aku bertengkar dan dipanggil oleh orang tua anak lain, kau masih memukulku di depan guru. ”
Yu Cheng: “Demi kakakmu, kamu bisa bertarung. Tapi alasan lain tidak akan ku tolerir. “
Yu Zhao: “???”
Di gerbang sekolah, Yu Cheng membuka pintu. Qi Ying membawa tas sekolah, dan seragam sekolahnya berwarna biru dan putih. Rambut hitamnya diikat di belakang kepalanya, dan dia memiliki pipi yang besar, sepasang mata yang jernih dan cerah, bibir tipis melengkung membentuk lengkungan dangkal, dan rahang yang cantik. Dia secantik mawar yang sedang mekar.
Yu Cheng mengeluarkan ponselnya dan mengetik: Jika seseorang mengganggumu, cari guru dulu, lalu minta guru itu meneleponku. Apakah kamu ingat nomor teleponku?
Qi Ying mengangguk.
Yu Cheng mengetik lagi: Xiao* Zhao berada di tahun 1, kelas 7. Ruang kelasnya ada di sekitar ujung lantai pertama. Cari dia jika ada masalah.
*Catatan: Cara memanggil orang dengan kasih sayang
Qi Ying terus mengangguk.
Yu Cheng masih ingin mengetik sesuatu, tapi Yu Zhao dengan tidak sabaran membawa tas Qi Ying dan berkata, “Pergi, pergi, kita akan telat. Ayah, kau kembalilah sekarang, kau seperti induk ayam tua.”
Qi Ying diseret oleh Yu Zhao untuk beberapa langkah, tetapi dia berbalik dan melambaikan tangannya ke arah Yu Cheng.
Yu Cheng berdiri dengan cemas di tempat yang sama, melihat wajah cantik keponakannya, dia teringat pada kakak perempuannya. Dia menghela nafas beberapa kali sampai Qi Ying menghilang dan dia akhirnya kembali ke mobilnya.
Begitu pintu mobil ditutup, suara gemuruh yang menusuk telinga terdengar di dekatnya diikuti oleh rem darurat dan berhenti tepat di depan sekolah.
Suara rem sangat keras sehingga orang yang lewat mengira sesuatu telah terjadi dan melihatnya satu persatu. Bahkan satpam sekolah was-was dan buru-buru lari kemari.
Seorang pria muda, memakai kaos hitam, melompat turun dari motor berwarna merah tua. Dia sangat tinggi dan rambutnya yang berantakan tertiup angin. Dia meletakkan seragamnya di pundaknya. Dengan permen karet di mulutnya, dia memiringkan kepalanya dan menyapa penjaga keamanan dengan siulan.
Seluruh wajahnya terlihat kacau dan dia memiliki aura penjahat.
Petugas keamanan tersebut sepertinya mengenali siapa dirinya, sehingga dia tidak berani menahannya, dan kembali ke posnya.
Anak muda itu dengan santai berjalan ke gerbang sekolah dengan seragamnya.
Yu Cheng mengerutkan kening.
Bagaimana bisa ada siswa yang terlihat seperti anak nakal bersekolah disini?
Beberapa gadis melewati mobilnya dan berteriak.
“Bos dan motornya sama-sama tampan! Aku ingin menyentuh…..”
“Menyentuh orangnya atau motornya?”
“… Semuanya.”
“Diam! Jika Xue Manqing mendengarmu, kau akan dipukul sampai mati.”
“Qi*, Ji Rang juga tidak suka padanya. Aku melihat kelompok kelas anonim mengatakan bahwa selama liburan musim panas, Xue Manqing mengadakan pesta ulang tahun yang besar untuk Ji Rang, tetapi Ji Rang tidak muncul sama sekali.
*Catatan: Suara berbisik
Kelompok anonim itu juga mengatakan bahwa Ji Rang dan sekelompok pengendara motor ditangkap karena balapan di jalan. Bukankah dia sangat baik sekarang? Dia bahkan berani membawa motor ke sekolah, ini membuktikan bahwa kelompok anonim itu tidak bisa diandalkan!”
“Itu bukan berarti benar, keluarga bos kaya raya. Selama itu bukan pembunuhan dan pembakaran, masalah apa yang tidak bisa diselesaikannya? ”
……
Gadis-gadis itu lama kelamaan menjauh, dan Yu Cheng mengerutkan kening hingga kerutan di alisnya bisa menahan pensil. Tentang apa semua ini? Apakah anak-anak datang kesini untuk belajar atau berkencan?
Dia harus membiarkan Yu Zhao berikan perhatian lebih dan tidak membiarkan Qi Ying ditarget oleh murid-murid nakal ini!
Dia tidak terlalu khawatir mengenai Qi Ying.
Ying Ying sangat baik, dia pasti akan menjauh dari anak-anak nakal ini!