Unspeakable (English to Indonesian Translation) - Bab 1
Setelah hujan terus menerus selama setengah bulan di kota ini, pinggang tua Shen Kanyu akhirnya bisa beristirahat. Meskipun pinggangnya masih sangat kaku seperti papan besi dan terasa seperti mau patah saat diputar sedikit, namun ia tetap bisa membuat makanan untuk Gu Yutian.
Gu Yutian adalah putrinya dengan Gu Yansheng. Tahun ini ia berusia tiga tahun dan sudah masuk taman kanak-kanak. Meskipun ia gadis kecil yang sangat ramai dan berisik, tapi dia juga sangat patuh dan cerdas. Ia menyukai semua makanan yang dibuat Shen Kanyu untuknya dan menyukai kegiatan apapun yang dilakukan saat Gu Yansheng membawanya keluar.
Shen Kanyu sedang memasak di dapur saat Gu Yutian yang sedang bermain di ruang tamu, tiba-tiba berlari ke pintu dapur dengan kakinya yang kecil dan pendek. Lalu ia berteriak dengan suara kekanak-kanakannya yang manis “Papa, Papa, Ayah bilang dia pulang hari ini!”
Gu Yansheng pulang hari ini?
Hari ini, bagaimana mungkin?
Shen Kanyu menggerakkan tangan yang menopang pinggangnya, memutar kepalanya, dan mengedipkan mata, “Benarkah? Dia bilang begitu padamu?”
“Benar!” Gu Yutian menganggukkan kepalanya dengan agresif.
Shen Kanyu menyaksikan ekspresi percaya diri putrinya berubah menjadi tatapan yang konyol sesaat sebelum matanya melengkung dengan senang dan tersenyum, “Hee~ Ayah pasti kangen aku, Ayah udah ga tahan ingin pulang.”
“Kalau begitu, aku akan membuat beberapa hidangan lagi.” Shen Kanyu tiba-tiba merasa pinggangnya tidak begitu sakit lagi. Dengan gembira ia mengambil beberapa bahan makanan dari kulkas. Ia juga mengambil sebuah buku catatan untuk mengorganisir menunya karena ia merasa otaknya kepanasan oleh ledakan semangatnya sehingga ia tidak bisa berpikir jernih.
Kue kuning telur kesukaan Tiantian 1, roti ikan cod 2 , dan bubur tulang babi dengan kacang 3.
Bakso goreng 4 kesukaan Gu Yansheng, salad hati babi 5, dan sup mie ayam kerang sake 6.
Dan dua hidangan sayuran yang lezat: batang bambu 7dan rebusan brokoli Cina 8.
Sempurna.
***
Shen Kanyu sedang menyuap keluar bubur yang sedang mendidih saat ia mendengar suara Gu Yansheng memutar kunci pintu.
“Ayah!” Gu Yutian melemparkan mainannya ke lantai, dengan kencang memanggil Gu Yansheng, berlari menghampirinya, dan memeluk kakinya, “Ayah pulang!”
Setelah meletakkan kuncinya di atas kabinet sepatu, Gu Yansheng dengan cekatan mengangkat Gu Yutian menggunakan satu tangan dan membawanya dengan stabil di tangannya.
Sembari memegangi bubur, mata Shen Kanyu bersinar melihat pemandangan itu: Ia terlihat tampan bahkan saat memegang anak kami. Ia memang pantas menjadi lelaki yang kupilih.
“Apa kamu kangen Ayah?”
“Kangen!”
“Ayah kangen kamu juga.” Gu Yansheng mengacak lembut rambut putrinya sambil tersenyum. Suara dari tenggorokan perokoknya ditekan rendah dan lembut saat ia bicara dengan lembut di telinga putrinya. Shen Kanyu begitu cemburu.
Kapan A-sheng akan bicara padanya seperti itu? Dalam bentuk makian sekalipun, ia takkan keberatan.
Shen Kanyu berkedip, menempatkan bubur di meja, dan tersenyum pada Gu Yansheng, “A-sheng, kemarilah, makan. Ada bakso goreng.”
Gu Yansheng memandanginya acuh tak acuh, “Kau memasak?”
“Iya. Tiantian bilang kau akan datang. Jadi aku membuat banyak masakan favoritmu.” Shen Kanyu melepaskan apronnya, menarik sebuah kursi, dan memberi isyarat pada Gu Yansheng dengan senyuman, “Kemarilah.”
Setelah beberapa saat keheningan, Gu Yansheng dengan tenang berkata, “Aku datang untuk membawa Tiantian keluar main. Aku tidak bilang akan makan di rumah.”
Shen Kanyu yang sedang mempersiapkan mangkuk dan sumpit menghentikan pergerakan tangannya saat mendengar kata-kata itu. Senyumannya tetap sopan dan tulus. “Kalau begitu, kau bisa makan dua gigit untuk mengisi perutmu sebentar. Ini bukan makanan yang berat.”
Gu Yutian yang bersandar di lengan Gu Yansheng mengangkat kepalanya dan dengan tak sabar melihatnya, “Ayah, aku mau makan kue kuning telur buatan Papa.”
Gu Yansheng memandang putrinya dengan mata yang lembut, “Oke, kalau begitu, kita makan sedikit.”
Shen Kanyu menunggu Gu Yansheng menempatkan Gu Yutian di kursi bayi dan melingkarkan sebuah bib di lehernya. “Kalau begitu, nikmatilah makan siang kalian. Aku akan live stream sekarang.”
***
Shen Kanyu adalah salah satu anchor peraih medali emas di RUI Live. Ia bisa memainkan berbagai game dan sangat terampil dalam semua posisi. Dengan wajah yang tampan dan suara yang enak didengar, selain mendapatkan pemasukan dari platform tersebut, ia juga menerima beragam hadiah besar dari para fansnya. Tapi ia masih belum bisa menyediakan semua dana yang dibutuhkan untuk perusahaan bisnis Gu Yansheng.
Gu Yansheng sedang mendirikan sebuah studio game bersama Su Tong. Meskipun mereka telah memproduksi banyak karya kecil yang begitu populer selama beberapa saat, mereka masih belum bisa mendapatkan modalnya kembali. Ditambah lagi, mereka terus menerus mempersiapkan sebuah proyek besar – Mobile game RPG berskala besar, bergaya kuno yang disebut Laughing Sea. Jadi perusahaan mereka selalu kekurangan dana yang besar.
Jadi, selain merawat putrinya, Shen Kanyu pada dasarnya menggunakan semua waktu luangnya untuk live streaming. Kadang ia bahkan tak mengambil jeda untuk tidur atau beristirahat.
Suatu kali,saat ia sedang live stream hingga tengah malam, jantungnya tiba-tiba terasa begitu sakit dan ia tak bisa bernafas, sampai-sampai ia tak bisa mengeluh kesakitan. Satu-satunya pikiran yang ada hanyalah bahwa ia mungkin sudah dekat dengan kematian.
Tapi ia akan terus maju, maju terus sampai Gu Yansheng sukses. Begitu saat kematiannya tiba, Gu Yansheng pasti akan kembali bersama dengan Su Tong. Ia lebih baik mati karena kelelahan live streaming daripada mati karena marah melihat Gu Yansheng dan Su Tong bersama.
Lagipula, mungkin peribahasa “kebiasaan melahirkan kesukaan” benar adanya. Sebelum ia mati, mungkin dia bisa menunggu Gu Yansheng untuk mengubah pikirannya dan membalas rasa sukanya? Jika itu terjadi, rasanya akan benar-benar seperti mendapatkan jackpot.
+++
Sejak kali pertama Shen Kanyu menempatkan matanya pada Gu Yansheng, ia menjadi orang yang berharga baginya. Ia mulai mengikutinya dari belakang dengan semangat sejak SMP. Sekarang sudah sepuluh tahun sejak saat itu.
Shen Kanyu sama sekali bukan orang yang baik. Demi bisa bersama dengan Gu Yansheng, ia bisa melakukan cara amoral apapun. Sayangnya, Gu Yansheng sama sekali tidak menyukainya. Yang ia suka adalah Su Tong yang telah tumbuh bersamanya sejak masa kecil. Alasan mengapa ia menikahi Shen Kanyu adalah karena, pertama, mereka mendapatkan Gu Yutian setelah kejadian tak sengaja saat mabuk. Orang tua Gu Yansheng yang tradisional memaksanya bertanggungjawab terhadap Shen Kanyu. Dan kedua, ia ingin memulai sebuah perusahaan dan pendapatan live-streaming Shen Kanyu merupakan sumber dana yang besar baginya.
Gu Yansheng sangat pintar. Dia tahu kalau kejadian saat mabuk itu memang direncanakan oleh Shen Kanyu. Dan ia juga tahu mengapa Shen Kanyu mau membantunya mendirikan perusahaan. Di hari pernikahan mereka, ia terus menekankan bahwa ia melakukan semuanya untuk putrinya dan orang tuanya. Dan mengenai uang yang ia gunakan, ia akan mengembalikan semuanya dan bahkan mengembalikan dua kali lipatnya.
Setelah dijelaskan secara panjang lebar, bukankah pokok utamanya hanyalah “Aku tidak suka kamu”? Tapi bagi Shen Kanyu, kata-kata ini tidak bisa masuk ke telinganya. Siapa tahu apa yang dapat terjadi setelah tidur di tempat yang sama dan mengunjungi berbagai tempat sebagai pasangan?
Shen Kanyu masih percaya kebiasaan menghasilkan kesukaan, meskipun hal itu tidak pernah terjadi sampai sekarang. Gu Yansheng masih tidak menyukainya. Ia bahkan tak mau makan semeja dengannya, apalagi tidur di tempat yang sama atau berkunjung ke berbagai tempat sebagai pasangan.
+++
Shen Kanyu tahu mendirikan perusahaan itu sulit dan takut Gu Yansheng akan mengabaikan kesehatannya, jadi ia menghabiskan banyak waktu meneliti resep untuk membuat makanan bergizi bagi Gu Yansheng. Gu Yansheng sering kelelahan sampai ia kehilangan nafsu makan. Jadi ia juga meneliti berbagai rupa makanan penghias, mencari beragam mangkuk dan piring yang warnanya senada, dan menggunakan berbagai cara supaya Gu Yansheng mau makan lebih banyak, tapi tetap saja, ia hanya makan sedikit.
Shen Kanyu begitu khawatir sampai-sampai rambutnya terancam rontok. Sembari melepaskan kulit udang untuk Gu Yansheng, ia menghela nafas. “Lihat dirimu, kerja begitu keras, tapi makan sedikit sekali. Cepat atau lambat, kau takkan bisa bertahan. Banyak orang bilang masakanku rasanya enak. Kenapa kau tidak mau makan?”
Sambil menyesap bubur daging-udang- kerang 9, Gu Yansheng berujar, “Kau ingin tahu kenapa?”
Shen Kanyu mengangguk dengan semangat.
“Karena melihat wajahmu membuatku ingin muntah.” Suara Gu Yansheng datar dan wajahnya tidak berekspresi. Seolah perkataannya barusan adalah sesuatu yang biasa.
Shen Kanyu menatapnya linglung selama beberapa lama sebelum menurunkan pandangannya dan melihat ke arah mangkuk yang telah terisi setengahnya dengan daging udang yang ia kuliti. “Jadi kau juga tak mau makan daging udang yang kukuliti untukmu ini?”
“Ya.” Gu Yansheng bahkan tidak memandangnya saat ia melanjutkan meminum buburnya.
Shen Kanyu duduk dengan tatapan kosong selama beberapa saat. Kemudian, ia terus menebalkan kulitnya dan mendorong mangkuk berisi daging udang itu ke hadapan Gu Yansheng. “Cobalah makan sedikit, oke? Udang laut ini sangat segar. Sangat sulit untuk mendapatkannya.”
Gu Yansheng tidak menjawab.
“Jika kau mau memakannya, aku bersumpah aku tidak akan makan denganmu lagi di masa depan, oke?” Melihat bahwa dirinya masih diabaikan, Shen Kanyu melambaikan tangan ke depan mata Gu Yansheng. “Oke? A-sheng?”
Gu Yansheng dengan diam mengambil sepotong daging udang.
Shen Kanyu menghela nafas lega.Matanya melengkung karena senyuman dan ia dengan lembut berkata, “A-sheng penurut sekali.”
***
Sejak saat itu, Shen Kanyu tidak lagi duduk di meja makan. Gu Yansheng tidak mau makan setiap kali melihatnya, tapi Shen Kanyu tidak nafsu makan jika ia tidak melihat Gu Yansheng. Ia membeli berbagai makanan siap saji dan menaruhnya di bawah tempat tidur untuk menuntaskan masalah sarapan, makan siang, dan makan malam.
Semua makanan itu tidak masalah untuk beberapa saat, tapi dia tak tahu kenapa, selera makannya memburuk setelah beberapa lama. Perutnya terasa sakit dari waktu ke waktu dan semakin lama ia makan semakin sedikit. Kadang ia bisa memakan satu mangkuk kecil bubur instan untuk beberapa kali makan. Saat ia tak bisa menghabiskannya, ia akan menaruhnya di kulkas, kemudian memakannya untuk saat makan berikutnya hanya dengan menambahkan air panas.
Dengan gaya hidup seperti ini, ia tanpa sengaja menghemat banyak uang. Selain bisa membelikan lebih banyak makanan enak untuk Gu Yansheng dan Gu Yutian, ia juga bisa membelikan lebih banyak pakaian bagus untuk mereka.
Setiap kali Shen Kanyu membawa pulang bahan makanan segar dan pakaian baru, ia menjadi sangat senang terhadap dirinya sendiri. “Di mana lagi orang bisa menemukan istri yang bijak sepertiku? Cepat atau lambat, A-sheng akan terpesona denganku.”
Alasan mengapa Shen Kanyu bisa seoptimis ini adalah karena ia sangat mudah disenangkan. Kadang saat Gu Yansheng merilekskan sedikit ekspresinya, menunjukkan senyuman kecil secara tidak sengaja, meliriknya sesaat, mengucapkan beberapa kalimat padanya, dia bisa melompat kegirangan sepanjang sisa hari, berpikir bahwa hati Gu Yansheng pasti tergerak padanya, dan bahwa ia akan segera berbalik kepadanya.
Ia juga mengerti bahwa ia sedang menipu dirinya sendiri, tapi karena hidup itu pendek, ia harus belajar untuk menemukan kebahagiaan dalam kesengsaraan.
***
Begitu Shen Kanyu kembali ke kamarnya, ia mengambil sisa bubur dari sarapan dari kabinet atas, mencampurnya dengan air panas, dan memakannya sedikit dengan lobak kering. Ia meletakkannya saat merasa kenyang kemudian menyalakan komputernya untuk live stream.
Selama musim hujan, pinggang Shen Kanyu tak henti-hentinya sakit, jadi dia tidak bisa live stream dengan baik. Karena hari ini adalah salah satu hari langka di mana pinggangnya tidak sakit, ia melakukannya selama empat jam penuh. Begitu ia mematikan game-nya, langit sudah gelap.
Ia melangkah ke luar kamar dan memasuki ruang tamu yang kosong. Makanan di meja telah menjadi dingin. Ia berdiri di dekat meja makan beberapa saat, menggosok kedua tangannya, dan kemudian mulai merapikan meja.
Makanan yang terbuang sia-sia benar-benar banyak . Khayalannya memang telah melampaui batas. Hari ini tanggal 17 Agustus, mana mungkin Gu Yansheng makan di rumah?
Hari ini adalah ulang tahun Su Tong.
Paperuich
Duh…
Sebenarnya ini salah kedua orang. Shen Kanyu yang memaksakan cintanya dan Gu Yanshen yang gak mau melepasin cintanya setelah nikah.
Chap 1 aja udah nyesek. Astaga… Gak kuat bacanya っ╥╯﹏╰╥c
Zo Arai
Haha…
Siapkan aja hatimu.
Ini baru dimulai…
Rei
Ay kasian sama shen kayu??