Why Fall in Love If You Can Attend Tsing Hua University (English to Indonesian Translation) - Bab 11
BAB 11
TAKDIR (I)
Yi Tian Yu?
Xue Jiao tertegun selama beberapa detik. Kemarin dia baru saja bertemu anak ini bersama dengan ayahnya di sebuah toko buku. Mereka juga sama-sama membeli banyak buku, meskipun buku miliknya akhirnya habis terbakar oleh api.
Yi Tian Yu jelas terlihat sangat kaget. Butuh waktu lama sebelum dia bertanya: “Takdir macam apa ini? Apakah kamu juga di kelas percobaan? ”
Xue Jiao mengangguk dan lanjut berjalan masuk ke kelas melewati remaja jangkung itu.
Yi Tian Yu tertegun sejenak. Bibirnya berkedut. Anak ini terlihat sangat keras kepala. Tidak heran dia membeli begitu banyak buku di toko buku kemarin. Sepertinya dia adalah Xueba1 ya.
Dia menggosok bola di tangannya, mulutnya terasa sedikit hambar. Matahari di luar sangat terik, membuat orang mudah merasa gelisah.
Dia memantulkan bola basketnya dua kali dan berjalan kembali ke ruang kelas.
Kelas yang ada setelah kedua kelas percobaan ini adalah kelas biasa. Kelas percobaan adalah kelas elit yang merupakan kumpulan murid terbaik dari setiap kelas biasa. Karena ini adalah jenis kelas yang dibentuk dari setiap kelas yang berbeda, kebanyakan murid tidak saling mengenal.
Karenanya, ketika Xue Jiao masuk, meskipun semua orang melirik gadis cantik ini dari waktu ke waktu, tidak ada yang sadar bahwa dia adalah Gu Xue Jiao.
“Gu Xue Jiao!” Cheng Ming Jiao berteriak dengan keras. Begitu namanya disebut, beberapa siswa di kelas menoleh dengan kaget.
Semua siswa yang menoleh itu dulu dari kelas yang sama dengan Gu Xue Jiao. Dia selalu membolos dan sering cuti sekolah. Orang-orang di kelas lain mungkin tidak terlalu mengenalnya, tapi dia sangat “terkenal” di kelas sebelum ini.
Gadis dengan pembawaan halus ini adalah si berandal yang suka cari masalah itu?! Semua teman kelasnya kaget.
Xue Jiao tidak peduli. Dia mengangguk dan secara random memilih tempat duduknya.
Dia sama sekali tidak berbicara, semua orang hanya berbisik, dan juga tidak ada orang yang mengajaknya berbicara.
Saat Cheng Ming Jiao memanggilnya tadi, dia hanya berniat membuka identitasnya pada seluruh kelas dan setelah niatnya tercapai dia langsung mengabaikan sepupunya itu lagi. Dia bergosip tentang Gu Xue Jiao dengan beberapa teman sekelas yang baru saja ditemui.
Xue Jiao masih memakai earphone, dan dengan tenang duduk di kursinya. Dia dengan penuh perhatian mendengarkan pelajaran di telinganya.
Dia duduk cukup lama di kelas sebelum akhirnya seorang guru wanita dengan sepatu hak tinggi masuk ke dalam kelas.
“Diam!”
Guru wanita ini, Yin Fang, sudah beberapa kali menjadi wali kelas untuk kelas percobaan dan dia termasuk seorang “guru berprestasi”. Dia telah berada di sekolah menengah yang terkenal secara nasional ini selama bertahun-tahun, dan juga terbiasa dengan siswa yang masuk melalui pintu belakang. Sikapnya selalu acuh tak acuh. Dia hanya menunggu semester ini berakhir sebelum akhirnya nanti mendepak semua siswa yang masuk dari pintu belakang itu.
Dia berdiri di depan kelas dan mengamati para siswa yang ada di depannya. Wajahnya sangat dingin.
“Biarkan saya memperkenalkan diri. Saya Yin Fang. Saya akan mengajar bahasa Inggris. ” Matanya yang tajam menyapu semua murid. “Kita semua adalah tim elit di kelas ini. Kalian semua harus tahu cara kerja kelas percobaan. Jika kalian tidak tekun belajar dan berusaha keras, kalian dipersilahkan untuk keluar dari kelas ini di semester selanjutnya. “
Ini jelas membuat para siswa takut, dan dia sangat puas dengan efek tersebut. Setelah menuliskan namanya di papan tulis, dia bertepuk tangan.
“Baiklah, mari kita mulai mengatur posisi tempat duduk.”
Dia mengeluarkan daftar. “Ini adalah laporan nilai kalian dari tahun sebelumnya. Kita akan menyesuaikan tempat duduk dengan nilai paling tinggi hingga ke yang paling rendah.”
“Peringkat nomor satu, Shang Zhi Yuan.”
Murid ini memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, jadi Yin Fang memintanya untuk memilih tempat duduk antara baris keempat dan kelima. Shang Zhi Yuan jelas memahami hal ini dan memilih kursi tengah di baris kelima.
“Peringkat Dua, Liu Jia Xue.”
Liu Jia Xue memiliki tinggi badan rata-rata, jadi Yin Fang membiarkannya memilih tempat duduknya sendiri di empat baris pertama.
Semuanya diatur sesuai dengan peringkat sampai baris kesepuluh. Saat giliran Cheng Ming Jiao, dia dengan sengaja menatap Gu Xue Jiao yang berdiri di belakang dengan pandangan mengejek.
Yi Tianyu perlahan membungkukkan badannya dan menyenggol Xue Jiao.
Gerakan yang sama sekali tidak disangka ini menyebabkan seluruh tubuh Gu Xue Jiao menabrak siswa yang saat itu sedang berdiri di sebelahnya. Dia membutuhkan beberapa saat sebelum akhirnya berhasil kembali berdiri tegak.
“Maafkan aku!” Dia langsung meminta maaf pada anak yang disenggolnya dan kemudian menatap Yi Tian Yu dengan kesal, “Apa yang kamu lakukan?!”
Yi Tianyu hanya menggaruk hidungnya seakan hal itu bukan kesalahannya, “Aku sama sekali tidak menggunakan kekuatan kok …”
Xue Jiao terlalu malas untuk meladeninya.
Yi Tian Yu terus bertanya, “Hai, kamu peringkat berapa?”
Xue Jiao mengabaikannya.
Yi Tianyu memutar matanya, dan cemberut: “Sombong sekali sih!”
Pengaturan kursi terus berlanjut sampai hanya tersisa empat orang dari total lima puluh enam siswa.
Keempat orang ini jelas masuk melalui pintu belakang.
Tidak banyak siswa yang masuk melalui pintu belakang di Qizhong. Sebagian besar siswa dengan nilai buruk tidak akan bisa masuk karena kelas ini memiliki aturan yang ketat dimana mereka mendepak siswa dengan nilai rendah setiap akhir semester. Namun, selalu ada orang tua yang menginginkan putra putri mereka menjadi seekor naga, dan putri mereka menjadi seekor burung phoenix2.
Kini hanya tersisa dua kursi, satu terletak tepat di samping tempat sampah dan satu lagi terletak di samping pintu. Kali ini, Yin Fang tidak membiarkan mereka memilih tempat duduk mereka sendiri.
“Oke, Gu Xue Jiao, Yi Tianyu, duduklah di sana. Qi Lei, Xi Jun Yang, pergilah ke sana.” Bagaimanapun, pada akhirnya, Xue Jiao tetaplah seorang perempuan, oleh karena itu sang guru tidak membiarkan Xue Jiao duduk di sebelah tempat sampah.
Wajah Xue Jiao saat itu terlihat pucat. Tubuhnya tidak tinggi. Anak laki-laki yang ada di barisan depan terlihat tinggi menjulang hampir sepenuhnya menghalangi pandangan ke papan tulis.
Di kehidupan terakhirnya dia selalu menjadi kesayangan para guru. Dalam kehidupan ini, dia menjadi sebuah eksistensi yang paling dihindari oleh semua guru……
Karena itu, suasana hatinya saat ini tidak terlalu baik, dan kepalanya sedikit tertunduk. Dia tidak memperhatikan teman sebangkunya yang saat itu terus-menerus menggoyangkan bahunya.
Catatan Kecil:
- Xueba = siswa terbaik
- Naga dianggap sebagai hewan paling agung di Tiongkok, juga lambang keberuntungan paling tinggi. Phoenix dianggap sebagai raja para burung yang melambangkan keberuntungan dan kedamaian. Intinya para orang tua siswa ini menganggap anak mereka termasuk anak spesial yang bisa menjadi calon orang sukses