Why Fall in Love If You Can Attend Tsing Hua University (English to Indonesian Translation) - Bab 115
BAB 115
POTENSI (I)
Suara Xue Jiao terdengar sangat dingin dan juga sangat tenang: “Dia begitu karena saya menduduki peringkat pertama dalam ujian kali ini, tetapi putri Anda bandel. Dia berteriak dan membuat keributan di kelas, dan dimarahi oleh wali kelas. Peringkatnya turun menjadi peringkat 11. Jadi dia menangis… mungkin karena malu. ”
“……”
Selama momen ini, tidak hanya ujung telepon sana, tetapi di ujung telepon sini juga sunyi.
Xue Jiao tidak berbicara keras, tapi setiap kata terdengar sangat jelas. Bahkan ketika dia mengatakan sesuatu yang mirip dengan nada sarkasme, dia seperti berbicara pada orang itu secara langsung. Nada suaranya tidak disertai dengan emosi sama sekali, tapi semua kalimatnya terdengar …… sangat beralasan.
Setelah beberapa saat, terdengar nafas berat dari sisi lain sambungan telepon.
Xue Jiao melanjutkan, masih dengan suara datar dan lurus: “Jadi, seharusnya anda tidak menelepon saya. Sebaliknya, Anda harus menemui putri Anda sendiri yaitu Cheng Mingjiao yang sepertinya saat ini memiliki masalah psikologis. Guru Yin benar, hanya dengan menatap saya seharian tentu nilainya tidak akan bisa tiba-tiba meningkat, jadi saya sarankan agar Anda membuat dia lebih fokus pada studinya. ”
Setelah dia selesai berbicara, dia menutup telepon.
Dia meletakkan kembali ponsel Li Sitong di atas meja. Setelah berbalik, dia melihat bahwa semua orang terpana menatapnya.
Xue Jiao mengerjapkan matanya dan kemudian tanpa sadar menyentuh pipinya sendiri karena mengira ada yang aneh dengan penampilannya——
“Kenapa?” tanya Xue Jiao
Cheng Mingze paling dekat dengannya. Dia tidak bisa menahan diri, senyum pun muncul dari bibirnya lalu tak lama dia mengulurkan tangan dan membelai kepala gadis itu.
“Tidak ada …… kamu begitu menggemaskan!”
Xue Jiao menjadi semakin bingung.
hah?
“Ha ha ha ha ha ha! Jiao Jiao, ayo kita rayakan dengan makan camilan tengah malam. Jiao Jiao kita benar-benar terlalu hebat dan dia juga berhasil mendapat peringkat pertama kali ini!” Cheng Shuo tertawa dengan penuh kebanggaan dan kebahagiaan seolah-olah peringkat pertama Gu Xuejiao memberinya lebih membahagiakan daripada peringkat pertama yang dihasilkan oleh Cheng Mingze.
Namun, Li Sitong menunjukkan senyum lembut dan berkata dengan gembira: “Mingze dan Jiao Jiao keduanya sangat pintar. Kedua anak kita memang luar biasa! Jiao Jiao, kamu harus terus mengikuti langkah kakakmu dan belajar darinya.”
Xue Jiao: “……”
Dia belajar dari Cheng Mingze ?!
Cheng Mingze menyeringai: “Jiao Jiao memang sangat pintar.”
Setelah berkata seperti itu, Ming Ze pun mendekati bibi yang sedang memegang camilan.
Xue Jiao menatap punggung pemuda itu, lalu seperti mendapatkan ide, tatapan usil pun muncul di matanya dan dia mengikuti langkah pemuda itu.
Cheng Mingze berhenti ketika dia mencapai meja makan. Xue Jiao hanya memperhatikan punggung pemuda itu, jadi dia sama sekali tidak mengurangi kecepatan berjalannya dan mau tidak mau berhenti mendadak dan menabrak punggungnya.
“Aw——” dia memegang dahinya.
Cheng Mingze menoleh dan bertanya-tanya, “Mengapa kamu di belakangku? Duduk dan mulai makan sana.”
Xue Jiao memegang kepalanya dan memiringkannya, sambil dengan patuh menjawab: “Aku kan sedang mengikuti langkahmu.”
“………………”
Cheng Mingze tidak bisa menahan diri dan tertawa tanda daya “Pfft..”
“Dasar usil.”
Setelah makan camilannya, Xue Jiao langsung menyikat gigi, menjepit rambutnya, dan menyelesaikan dua soal latihan. Kemudian dia naik ke tempat tidur dan melihat ponsel di meja samping tempat tidur.
【Lin Zhihua: Bagaimana hasil ujianmu?】
Dia tidak tahu mengapa, namun Xue Jiao tiba-tiba merasa bangga, karena itu dia mengetik dan menjawab——
【Tidak buruk. Masih rangking pertama.】
Lin Zhihua, yang masih berada di kantor Kota Beijing, tertawa lembut. Kantor yang besar dan sepi tiba-tiba menjadi hidup.
【Terlalu Luar Biasa!】
Setelah beberapa saat, dia bertanya lagi——
【Apakah kamu mau tidur?】
【——Mh!】
【Apakah kamu sedang mengeringkan rambutmu?】
Kalimat ini ditanyakan secara tiba-tiba sehingga membuat Xue Jiao sedikit tertegun dan tanpa sadar menyentuh rambutnya dengan rasa malu.
Lin Zhihua …… apakah dia memiliki mata batin?
Dia sudah menebak tiga kali dengan benar saat dia tidak mengeringkan rambutnya dan berniat langsung tidur!
Xue Jiao hanya bisa menjawab dengan malu——
【Er ……】
Lin Zhihua sedikit mengernyit, gadis ini …… dia tidak tahu bagaimana menghargai tubuhnya selagi masih muda ……
Lin Zhihua tahu bahwa gadis itu hanya ingin menghemat waktu. Dia sering hanya mengerikan rambutnya selama dua menit atau langsung mengerjakan soal-soal tanpa mengeringkannya sama sekali. Kemudian saat sudah terlalu larut dan sudah waktunya untuk pergi tidur, gadis ini akan langsung tidur dengan kondisi rambut setengah kering.
Dia mengetik lagi, nadanya menjadi lebih tegas——
【Pergi keringkan sekarang. Kamu hanya boleh tidur kalau kamu sudah mengeringkannya!】
Xue Jiao menjawab——
【Oh… kalau begitu aku akan mengeringkannya sekarang ……】
Kemudian dia turun dari tempat tidur dan segera mengeringkan rambutnya.