Why Fall in Love If You Can Attend Tsing Hua University (English to Indonesian Translation) - Bab 52
- Home
- Why Fall in Love If You Can Attend Tsing Hua University (English to Indonesian Translation)
- Bab 52 - Refleksi Diri (I)
BAB 52
REFLEKSI DIRI (I)
Xue Jiao mengeluarkan ponselnya, dan mengirim pesan pada pria itu.
[Terima kasih, masalahnya sudah berhasil diatasi, kamu benar-benar pintar!]
Seperti biasa, pria itu menjawab dengan cepat, membuat orang lain berpikir bahwa pemuda itu tidak sibuk sama sekali:
[Ini hanyalah solusi kekanakan saja kok. Menyelamatkan negara melalui cara-cara yang tidak bisa ditebak.]
Xue Jiao: “……”
Gadis itu dengan cepat mengirim balasan:
[Baiklah baiklah baiklah, kakak yang sudah dewasa, jika kamu berada dalam situasi sepertiku, bagaimana caramu menyelesaikannya? ]
Ponselnya kembali bergetar dan pemuda itu menjawab:
[Tidak mungkin aku berada dalam situasi seperti ini.]
Gu Xuejiao: “……”
Pemuda itu lanjut mengirim pesan lain:
[Gadis kecil, masalahnya sudah beres, jadi yang perlu kamu lakukan sekarang adalah belajar dengan giat.]
Xue Jiao memandang ke luar jendela, dan menghembuskan napasnya. Benar! Dia harus belajar, masalah ini sudah menyita banyak waktunya, dan dia harus menebusnya dalam dua hari ini! Memanfaatkan setiap menitnya sebelum mobil tiba di sekolah, Xue Jiao kembali melakukan review ulang soal Ujian Bahasa Inggris bulan ini, dan mulai melafalkan istilah-istilah bahasa Inggris yang tidak dimengerti, dan yang tidak dikenali.
****
“Yo, kamu sudah tiba? Apa kamu sedang menulis surat refleksi diri ?? ” Yi Tian Yu mengangkat alisnya. Senyumannya terlihat sangat jahil seperti sedang menikmati penderitaan orang lain.
Padahal sebenarnya remaja ini sedang sangat bahagia sekarang!
Setelah Xue Jiao kemarin pergi dan tidak kembali ke kelas, Yi Tian Yu terlihat tampak lesu di kursinya. Kondisi ini terus berlanjut hingga sore hari, matanya terus terpaku pada meja gadis itu.
Pagi ini dia bahkan bangun 30 menit lebih cepat!
Hal ini membuat ayahnya sangat khawatir dan mengira anaknya salah minum obat.
Yi Tian Yu sudah duduk di sini sejak pagi sambil mengira-ngira kapan Xue Jiao akan tiba? Apakah dia dipukuli lagi? Dia banyak merenungkan berbagai hal yang rumit yang mungkin menimpa gadis itu.
Namun, begitu gadis yang sangat dia khawatirkan itu tiba di kelas, dia malah terlihat seakan sedang menertawakan kemalangan gadis itu!
Xue Jiao menatapnya sekilas dan menunjukkan sikap tidak peduli: “Aku tidak menulisnya.”
“Kamu tidak menulisnya ?!” Mata Yi Tian Yu membelalak dan dia mendekat, “Kamu benar-benar tidak menulisnya ?!”
“Aku tidak salah, jadi mengapa aku harus menulisnya?” Xue Jiao menyipitkan matanya sedikit, tubuhnya sedikit condong ke samping, menjauhkan tubuhnya dari Yi Tian Yu.
Pemuda itu langsung lupa tentang topik refleksi diri tadi lalu meninggikan suaranya: “Kenapa kamu menghindariku seperti itu? Apa kamu meremehkan aku ?! ”
“Kamu itu duduk terlalu dekat. Pria dan wanita itu tidak boleh terlalu dekat seperti ini.”
Yi Tian Yu tertegun, dan kemudian dia langsung tersenyum jahil. Menggunakan satu tangan, dia mendekati meja gadis itu dan tangan lainnya diletakkan di kursinya, menjebaknya sehingga dia tidak bisa kemana-mana …… dan kemudian dia mendekat …… terus mendekat ……
Xue Jiao dengan putus asa memiringkan tubuhnya ke samping, tubuhnya hampir terjungkal.
Yi Tian Yu terus mendekat, kemudian berbisik di telinganya: “Aku sudah dekat seperti ini …… memangnya apa yang bisa kamu lakukan padaku?”
Xue Jiao memelototinya dengan marah. Dia tidak berani bergerak sama sekali dengan posturnya yang sekarang. Jika dia bergerak, dia akan kehilangan keseimbangan dan jatuh. Dia hanya bisa menggertakkan giginya: “Yi Tian YU!”
“Apa yang kalian lakukan?” Sebuah suara tiba-tiba muncul dari belakang.
Yi Tian Yu langsung gelagapan dan berdiri tegak, dan Xue Jiao perlahan kembali ke posisi semula.
“Kami tidak melakukan apa-apa!” jawab Yi Tian Yu.
Xi Jun Yang mendekati mereka dan bertanya dengan curiga: “Jika kamu tidak melakukan apa-apa, lalu kenapa telingamu merah?”
Karena merasa sangat malu, Yi Tian Yu langsung berkata kesal: “Siapa pula yang telinganya merah! Siapa hah! “
Tatapan Xi Jun Yang menjadi lebih curiga: “Kenapa kamu terlihat gugup sekali?”
“Cepat pergi dari sini….” tukas Yi Tian Yu.
Xi Jun Yang memutar matanya ke arah Yi Tian Yu dan kemudian menatap Xue Jiao, “Xue Jiao, bagaimana, apakah kamu sudah menyelesaikannya??”
“Mh, ini hampir semua sudah terpecahkan. Oiya sebelumnya pas kejadian di kantor, terima kasih ya. ” Xi Jun Yang melambaikan tangannya: “Tidak, aku tidak melakukan apa-apa kok. Baguslah kalau kamu berhasil mengatasinya dengan baik! “
“Wei Wei Wei!” Mata Yi Tian Yu membelalak, wajahnya seakan menunjukkan rasa tidak percaya, “Kamu berterima kasih ke siapa?!” Xue Jiao langsung tersenyum: “Teman Sekelas Xi, kelas hampir dimulai, sebaiknya kamu kembali ke tempat dudukmu.”
“Baiklah, jika ada yang kamu butuhkan, panggil saja aku.”
“Oke terima kasih.”
“Sama-sama!” jawab Xi Jun Yang sambil mengulurkan tangan dan menepuk rambut gadis itu dengan lembut lalu pergi sambil tersenyum.