Why Fall in Love If You Can Attend Tsing Hua University (English to Indonesian Translation) - Bab 82
- Home
- Why Fall in Love If You Can Attend Tsing Hua University (English to Indonesian Translation)
- Bab 82 - Cinta Monyet (I)
BAB 82
CINTA MONYET (I)
[Lin Zhi Hua: Aku tidak tahu caranya merayu.】
Setelah beberapa saat, pesan lain datang——
[Tentu saja, aku juga tidak bisa punya anak.】
Xue Jiao: ”……”
Dia terdiam sesaat dan kemudian menjawab——
[Padahal kamu sangat sempurna, namun kamu bahkan tidak bisa jatuh cinta?】
Lin Zhi Hua menjawab——
[Gadis, berhentilah bertanya tentang ini, bukankah sebaiknya kamu pergi tidur?】
Xue Jiao tertegun sejenak, kemudian dia teringat bahwa dia masih harus menghadiri kelas besok! Ini sudah lewat sepuluh menit dari waktu tidurnya !!
【Waaaaah benar! Selamat malam!】
[Lin Zhi Hua: Selamat malam.jpg】
Dia masih menggunakan paket emoji gaya lama yang familiar ……
Xue Jiao tertawa, lalu dia memikirkan kompetisi tadi sambil berpikir tentang perkembangan belajarnya, lalu berpikir tentang bagaimana dia berharap bisa membelah dirinya menjadi dua untuk tiap kegiatan itu dan tak lama kemudian dia pun tertidur.
Hal-hal yang mengganggunya tadi setelah mengobrol dengan Lin Zhi Hua, semuanya sirna dan tidak dipikirkannya lagi.
Sejak hari itu, Li Si Tong menjadi aneh dan memiliki antusiasme yang luar biasa terhadap Xue Jiao.
Hal ini membuat Xue Jiao sedikit bingung.
Memperbaiki hubungan bukanlah perkara mudah. Xue Jiao tetap dapat memperlakukan ibunya dengan sopan dan santun, tetapi dia tidak pernah berpikir untuk mendapat kasih sayang keluarga yang dia coba temukan dalam dirinya sebelumnya.
Selain itu, ia masih memanfaatkan waktu untuk belajar dan menyisihkan waktu sambil menunggu datangnya waktu kompetisi.
Tak terasa senin pun tiba.
“Hai kutu buku, aku ingin keluar dan bermain basket sebentar!” Yi Tian Yu jelas bisa melompat keluar dari meja saat itu juga, tetapi dia selalu minta izin terlebih dahulu pada gadis di sebelahnya .
Apakah dia benar-benar sudah jinak sekarang?
Xue Jiao memiringkan kepalanya dan berkata dengan serius: “Aku pikir sebaiknya kamu belajar saja. Kamu dari tadi siang sudah cukup lama main basket kan. Jika kamu melakukan olahraga yang lebih berat, hal ini hanya akan membuang-buang waktu dan tenagamu. Selain itu, kamu nanti akan cepat mengantuk di malam hari dan efek belajar mandiri jadi tidak efektif.”
Matanya mengerjap, bulu mata gadis itu tebal dan sangat indah seolah sedang menggoda pemuda itu. Yi Tian Yu tidak berani menatap lebih lama dan segera membuang muka.
“Baiklah……”
Dia merasa bahwa dia tidak seperti dirinya sekarang. Bagaimana mungkin, bagaimana mungkin seorang Yi Tian Yu bisa begitu patuh ?!
Namun pada kenyataannya …… dia memang sepatuh itu.
Yi Tian Yu duduk kembali dan lanjut mengerjakan soal.
Waktu untuk belajar mandiri pada sore hari akan dimulai setengah jam lagi.
“Hei, Bro, apa kamu ikut berpartisipasi dalam pertandingan basket nanti?” Xi Jun Yang duduk di depan Xue Jiao sambil menatap Yi Tian Yu dan bertanya dengan penuh semangat.
Kebetulan Cheng Ming Jiao kembali ke kelas pada saat yang sama dan mendorong Xi Jun Yang: “Minggir.”
Bangku Ming Jiao ada di bagian kursi dekat dinding, Xi Jun Yang pun berdiri dan memberikan jalan agar dia bisa masuk tanpa melirik gadis itu sedikit pun.
Cheng Ming Jiao melirik mereka bertiga sambil mengangkat dagunya lalu duduk di kursinya sendiri. Dia bahkan tidak mengambil buku dan hanya duduk diam sambil memasang telinganya.